Bangkitkan Pariwisata, Gunungkidul Gandeng 3 Daerah Tetangga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gunungkidul terus membenahi diri dengan membangkitkan sektor pariwisata alam yang menjadi unggulan wilayah di ujung timur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini.
Baca juga: Gunungkidul Gempar, Makam Nyai Sotruno Keluarkan Air Jernih Misterius
Sejumlah langkah kongkrit dilakukan untuk memajukan wilayahnya. Seperti memberdayakan pesona objek wisata alam yang banyak terdapat di kawasan Gunungkidul.
Baca juga: Pantai Gesing Gunungkidul dan Cerita Kejayaan Rempah-rempah Nusantara
"Langkah terdekat, pariwisata mulai bangkit. Selama liburan tiga hari ke belakang, 50 ribuan pengunjung mendatangi di berbagai destinasi di Gunungkidul. Di Pantai Selatan ada 100 tempat wisata. Di zona tengah ada banyak, 110 lebih yang belum dieksplorasi sepenuhnya," kataBupati Gunungkidul, Sunaryanta saat berkunjung ke Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Suasana malam Kota Yogyakarta dilihat dari kawasanatas di Gunungkidul, DIY. Foto/Ist
Sunaryanta yang pensiun dinidari TNI AD denganpangkat terakhir Mayor ini berharap Gunungkidul makin berkibar di bawah kendalinya. "Secara resmi saya baru menjabat bupati selama satu bulan satu Minggu. Baru melihat dan mengkonsolidasikan terlebih dahulu. Sebelum mewujudkan banyak program yang ada di benak saya," ujarnya.
Saat ini, pihaknya terus membangun komunikasi dengan kepala daerah tetangga yang beririsan dengan wilayah Gunungkidul. Hal itu untuk mengembangkan gagasan pengembangan kawasan Pawon 1, yaitu Pacitan, Wonogiri dan Wonosari. "Semoga menjadi kawasan ekonomi khusus atau terbatas," imbuh putra daerah asli Gunungkidul ini.
Sunaryanta menambahkan, pengembangan pariwisata di Gunungkidul dilakukan dengan senantiasa mengutamakan pemenuhan protokol kesehatan (prokes).
"Setiap kita melangkah, apalagi terkait dengan pariwisata, harus ada prokes yang jelas di sana. Di Gunungkidul sudah kita lakukan. Juga termasuk sosialisasi. Ini konsep dasar, untuk pariwisatanya," tandas mantan ajudan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu ini.
Meski demikian, menjalankan pariwisata di daerah yang menyimpan potensi alam seperti karst, sungai bawah tanah, gua bawah tanah dan pesisir pantai bukan tanpa kendala. "PR-nya cukup besar, tapi hasilnya diharapkan juga besar. Untuk itu pencegahan dan antisipasi kepada pengelola pariwisata, untuk menegakkan prokes kesehatan kita galakkan. Kita akan terus mengingatkan, agar tidak terjadi kluster baru," tegasnya.
Termasuk soal mengontrol pemudik dengan mendirikan sejumlah posko pengawasan. "Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah, untuk mendirikan posko-posko. Agar kita dapat mendata keluar masuk penduduk ke dan dari wilayah kami," terangnya.
Selain itu, tata kelola pemerintahan akan digulirkan sebaik mungkin, dengan keberanian dan ketegasan, yang sesuai aturan.
Sunaryanta yang mengaku tidak mengambil gaji pertamanya, melainkan digunakan untuk makan bareng dengan tenaga harian lepas, yang jumlahnya hampir 1.000 orang. Dia berharap akan memberikan dampak bagus bagi perkembangan Kabupaten Gunungkidul.
"Gaji berikutnya akan saya kembalikan kepada masyarakat. Ini sebentuk kepedulian saya kepada masyarakat. Nanti akan ada yang mengelola," katanya.
Baca juga: Gunungkidul Gempar, Makam Nyai Sotruno Keluarkan Air Jernih Misterius
Sejumlah langkah kongkrit dilakukan untuk memajukan wilayahnya. Seperti memberdayakan pesona objek wisata alam yang banyak terdapat di kawasan Gunungkidul.
Baca juga: Pantai Gesing Gunungkidul dan Cerita Kejayaan Rempah-rempah Nusantara
"Langkah terdekat, pariwisata mulai bangkit. Selama liburan tiga hari ke belakang, 50 ribuan pengunjung mendatangi di berbagai destinasi di Gunungkidul. Di Pantai Selatan ada 100 tempat wisata. Di zona tengah ada banyak, 110 lebih yang belum dieksplorasi sepenuhnya," kataBupati Gunungkidul, Sunaryanta saat berkunjung ke Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Suasana malam Kota Yogyakarta dilihat dari kawasanatas di Gunungkidul, DIY. Foto/Ist
Sunaryanta yang pensiun dinidari TNI AD denganpangkat terakhir Mayor ini berharap Gunungkidul makin berkibar di bawah kendalinya. "Secara resmi saya baru menjabat bupati selama satu bulan satu Minggu. Baru melihat dan mengkonsolidasikan terlebih dahulu. Sebelum mewujudkan banyak program yang ada di benak saya," ujarnya.
Saat ini, pihaknya terus membangun komunikasi dengan kepala daerah tetangga yang beririsan dengan wilayah Gunungkidul. Hal itu untuk mengembangkan gagasan pengembangan kawasan Pawon 1, yaitu Pacitan, Wonogiri dan Wonosari. "Semoga menjadi kawasan ekonomi khusus atau terbatas," imbuh putra daerah asli Gunungkidul ini.
Sunaryanta menambahkan, pengembangan pariwisata di Gunungkidul dilakukan dengan senantiasa mengutamakan pemenuhan protokol kesehatan (prokes).
"Setiap kita melangkah, apalagi terkait dengan pariwisata, harus ada prokes yang jelas di sana. Di Gunungkidul sudah kita lakukan. Juga termasuk sosialisasi. Ini konsep dasar, untuk pariwisatanya," tandas mantan ajudan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu ini.
Meski demikian, menjalankan pariwisata di daerah yang menyimpan potensi alam seperti karst, sungai bawah tanah, gua bawah tanah dan pesisir pantai bukan tanpa kendala. "PR-nya cukup besar, tapi hasilnya diharapkan juga besar. Untuk itu pencegahan dan antisipasi kepada pengelola pariwisata, untuk menegakkan prokes kesehatan kita galakkan. Kita akan terus mengingatkan, agar tidak terjadi kluster baru," tegasnya.
Termasuk soal mengontrol pemudik dengan mendirikan sejumlah posko pengawasan. "Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah, untuk mendirikan posko-posko. Agar kita dapat mendata keluar masuk penduduk ke dan dari wilayah kami," terangnya.
Selain itu, tata kelola pemerintahan akan digulirkan sebaik mungkin, dengan keberanian dan ketegasan, yang sesuai aturan.
Sunaryanta yang mengaku tidak mengambil gaji pertamanya, melainkan digunakan untuk makan bareng dengan tenaga harian lepas, yang jumlahnya hampir 1.000 orang. Dia berharap akan memberikan dampak bagus bagi perkembangan Kabupaten Gunungkidul.
"Gaji berikutnya akan saya kembalikan kepada masyarakat. Ini sebentuk kepedulian saya kepada masyarakat. Nanti akan ada yang mengelola," katanya.
(shf)