NusaDwipa Institute Galang Donasi lewat Seminar Online
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - NusaDwipa Institute selama masa pandemi corona telah dua kali melakukan seminar online (webinar). Kegiatan ini untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta sekaligus penggalangan donasi untuk membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.
Hasil donasi webinar pertama untuk pembelian masker dan telah didistribusikan di tiga wilayah di Jawa Tengah. Sementara itu, donasi webinar kedua digunakan untuk pembelian sembako wilayah Yogyakarta.
NusaDwipa Institute sendiri merupakan lembaga penelitian dan pengembangan pendidikan serta sosial yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, pariwisata, dan penerbitan serta publikasi.
Lembaga ini didirikan oleh alumni mahasiswa S-2 Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan ke-21 Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) tahun 2017, yang terdiri dari 18 anggota.
"Webinar ini sebagai wujud partipasi NusaDwipa Institut dalam membantu sesama sesuai dengan misi, yaitu memberikan edukasi di bidang pendidikan, sosial dan budaya," kata pembina Nusa Dwipa Institute Dr. Elsa Putri Ermisah Syafril, M.Pd.
Elsa menjelaskan, webinar pertama dilaksanakan pada Kamis (23/4/ 2020) melalui aplikasi Jitsi Meet. Acara ini dihadiri oleh 12 orang peserta mengangkat tema "Kemandirian Peserta Didik dan Gotong Royong Antar-Elemen di Masa Pandemi Covid-19".
Acara dimulai pukul 10.30 hingga pukul 12.00 WIB. Acara ini diisi oleh Elsa Putri (Pakar Pendidikan dan dosen aktif UPY) dan Ahmad Hutama Adhi Nugraha, M.Pd (konsultan NusaDwipa Institute) serta dipandu oleh Abid Rosadi, M.Pd (aktivis pendidikan) selaku moderator. Selesai pemaparan dari kedua pemateri, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dan diskusi.
Elsa Putri Ermisah Syafril memaparkan temuannya tentang kreativitas di masa karantina yang dinamakan sebagai Coronativity. Elsa menjelaskan, kondisi apa pun dapat dimaknai sebagai situasi "menarik" untuk membentuk kreativitas bagi anak (peserta didik). Dengan demikian, anak (peserta didik) dapat memotivasi diri untuk terus belajar secara kognisi, afeksi, dan psikomotorik sehingga memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan religius.
"Oleh sebab itu, coronativity merupakan satu kreativitas berpikir yang dibentuk pada masa pandemi corona ini, bahwa kondisi dan situasi apa pun tidak menghalangi seseorang untuk terus berkreasi. Tentu hal ini didukung oleh peran aktif orang tua di rumah," katanya.
Pembicara kedua, Ahmad Hutama Adhi Nugraha memaparkan peran orang tua, guru, dan orang dewasa sebagai contoh dan role model yang baik agar dapat ditiru oleh anak-anak (peserta didik), sehingga mereka bisa mandiri. Anak-anak yang meniru perilaku baik tersebut bisa menjadi contoh bagi anak-anak/peserta didik lainnya.
Hasil donasi webinar pertama untuk pembelian masker dan telah didistribusikan di tiga wilayah di Jawa Tengah. Sementara itu, donasi webinar kedua digunakan untuk pembelian sembako wilayah Yogyakarta.
NusaDwipa Institute sendiri merupakan lembaga penelitian dan pengembangan pendidikan serta sosial yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, pariwisata, dan penerbitan serta publikasi.
Lembaga ini didirikan oleh alumni mahasiswa S-2 Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan ke-21 Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) tahun 2017, yang terdiri dari 18 anggota.
"Webinar ini sebagai wujud partipasi NusaDwipa Institut dalam membantu sesama sesuai dengan misi, yaitu memberikan edukasi di bidang pendidikan, sosial dan budaya," kata pembina Nusa Dwipa Institute Dr. Elsa Putri Ermisah Syafril, M.Pd.
Elsa menjelaskan, webinar pertama dilaksanakan pada Kamis (23/4/ 2020) melalui aplikasi Jitsi Meet. Acara ini dihadiri oleh 12 orang peserta mengangkat tema "Kemandirian Peserta Didik dan Gotong Royong Antar-Elemen di Masa Pandemi Covid-19".
Acara dimulai pukul 10.30 hingga pukul 12.00 WIB. Acara ini diisi oleh Elsa Putri (Pakar Pendidikan dan dosen aktif UPY) dan Ahmad Hutama Adhi Nugraha, M.Pd (konsultan NusaDwipa Institute) serta dipandu oleh Abid Rosadi, M.Pd (aktivis pendidikan) selaku moderator. Selesai pemaparan dari kedua pemateri, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dan diskusi.
Elsa Putri Ermisah Syafril memaparkan temuannya tentang kreativitas di masa karantina yang dinamakan sebagai Coronativity. Elsa menjelaskan, kondisi apa pun dapat dimaknai sebagai situasi "menarik" untuk membentuk kreativitas bagi anak (peserta didik). Dengan demikian, anak (peserta didik) dapat memotivasi diri untuk terus belajar secara kognisi, afeksi, dan psikomotorik sehingga memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan religius.
"Oleh sebab itu, coronativity merupakan satu kreativitas berpikir yang dibentuk pada masa pandemi corona ini, bahwa kondisi dan situasi apa pun tidak menghalangi seseorang untuk terus berkreasi. Tentu hal ini didukung oleh peran aktif orang tua di rumah," katanya.
Pembicara kedua, Ahmad Hutama Adhi Nugraha memaparkan peran orang tua, guru, dan orang dewasa sebagai contoh dan role model yang baik agar dapat ditiru oleh anak-anak (peserta didik), sehingga mereka bisa mandiri. Anak-anak yang meniru perilaku baik tersebut bisa menjadi contoh bagi anak-anak/peserta didik lainnya.