Malu dan Tertekan, Keluarga Terduga Teroris Tulungagung: Nandur Pari Tukul Suket Teki
loading...
A
A
A
TULUNGAGUNG - Penangkapan NM (44) terduga teroris warga Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jatim oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, menyisakan rasa malu keluarga. Muka Abu Umar (73), mertua NM seperti tertampar saat mengetahui menantunya ditangkap Densus 88 Anti Teror.
Baca juga: Terduga Teroris Tulungagung Diperiksa di Polda Jatim, Kapolres: Benar Ada Senpi Rakitan
Apalagi saat berlangsung penggeledahan yang mengundang perhatian banyak warga. Abu Umar merasa sangat terpukul. "Malu. Orang orang orang pasti sudah membicarakan, menantu Mbah Abu ditangkap Densus," tutur Abu Umar kepada Sindonews.com.
Baca juga: 8 Tahun di Korea, Ini Profil Warga Tulungagung yang Diamankan Densus 88
NM diamankan Densus 88 Anti Teror Selasa (30/3) sore di jalan Raya Buntaran, Kabupaten Tulungagung. Ia ditangkap saat jalan jalan sore bersama MB (36), istri dan anaknya yang masih berusia dua tahun. Menyusul penangkapan, Densus 88 langsung menggeledah rumah NM.
Di kamar NM, Densus menemukan dua pucuk senjata api rakitan model pistol serta beberapa selongsong peluru. Sementara Abu Umar bertempat tinggal di belakang rumah NM. Saat rumah menantunya digeledah, ia mengaku sempat tidak berani mendekat.
"Sebab orang orang pada berdatangan ingin melihat. Yang lewat juga berhenti, ingin melihat," papar Abu Umar mengungkapkan perasaanya. Abu Umar merupakan mantan Kepala Desa Tenggur tahun 1986-1994.
Selama menjabat kades, hubungannya dengan muspika, yakni camat dan kapolsek serta sejumlah pejabat Pemkab Tulungagung, relatif dekat.
Apalagi saat itu ia juga menjadi Ketua NU Kecamatan Rejotangan. Sebagai ketua NU Abu Umar mengaku selalu memberi tausiyah kepada warga, betapa pentingnya keutuhan NKRI. Sementara saat ini menantunya ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat jaringan teroris. NM diduga anggota JAD yang terkait dengan pelaku aksi bom bunuh diri di gereja Makassar Sulawesi Selatan.
"Saya juga pernah menjadi Ketua NU kecamatan," kata Abu Umar. Latar belakang sebagai mantan kades sekaligus ketua NU kecamatan tersebut, kata Abu Umar yang membuat bebannya terasa semakin berat. Selama menjadi kepala keluarga, ia mengaku belum pernah mengalami cobaan seberat hari ini. Ia mengibaratkan telah menanam padi. Tapi yang tumbuh malah rumput liar.
Baca juga: Terduga Teroris Tulungagung Diperiksa di Polda Jatim, Kapolres: Benar Ada Senpi Rakitan
Apalagi saat berlangsung penggeledahan yang mengundang perhatian banyak warga. Abu Umar merasa sangat terpukul. "Malu. Orang orang orang pasti sudah membicarakan, menantu Mbah Abu ditangkap Densus," tutur Abu Umar kepada Sindonews.com.
Baca juga: 8 Tahun di Korea, Ini Profil Warga Tulungagung yang Diamankan Densus 88
NM diamankan Densus 88 Anti Teror Selasa (30/3) sore di jalan Raya Buntaran, Kabupaten Tulungagung. Ia ditangkap saat jalan jalan sore bersama MB (36), istri dan anaknya yang masih berusia dua tahun. Menyusul penangkapan, Densus 88 langsung menggeledah rumah NM.
Di kamar NM, Densus menemukan dua pucuk senjata api rakitan model pistol serta beberapa selongsong peluru. Sementara Abu Umar bertempat tinggal di belakang rumah NM. Saat rumah menantunya digeledah, ia mengaku sempat tidak berani mendekat.
"Sebab orang orang pada berdatangan ingin melihat. Yang lewat juga berhenti, ingin melihat," papar Abu Umar mengungkapkan perasaanya. Abu Umar merupakan mantan Kepala Desa Tenggur tahun 1986-1994.
Selama menjabat kades, hubungannya dengan muspika, yakni camat dan kapolsek serta sejumlah pejabat Pemkab Tulungagung, relatif dekat.
Apalagi saat itu ia juga menjadi Ketua NU Kecamatan Rejotangan. Sebagai ketua NU Abu Umar mengaku selalu memberi tausiyah kepada warga, betapa pentingnya keutuhan NKRI. Sementara saat ini menantunya ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat jaringan teroris. NM diduga anggota JAD yang terkait dengan pelaku aksi bom bunuh diri di gereja Makassar Sulawesi Selatan.
"Saya juga pernah menjadi Ketua NU kecamatan," kata Abu Umar. Latar belakang sebagai mantan kades sekaligus ketua NU kecamatan tersebut, kata Abu Umar yang membuat bebannya terasa semakin berat. Selama menjadi kepala keluarga, ia mengaku belum pernah mengalami cobaan seberat hari ini. Ia mengibaratkan telah menanam padi. Tapi yang tumbuh malah rumput liar.