Gotong Royong, Kunci Jawa Timur Tangani Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memaparkan strategi dalam mengendalikan pandemi COVID-19 dengan membentuk tim promotif-preventif, tim tracing, tim kuratif, dan tim socio-economic impact COVID-19.
Baca juga: GeNose C19 Jadi Syarat Perjalanan di Semua Moda Transportasi, Epidemiolog UI: Nekat
Strategi tersebut untuk menurunkan laju jumlah kasus aktif COVID-19 melalui perubahan perilaku masyarakat. Upaya ini dilakukan Pemprov Jatim bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris sehingga menemukan format efektif untuk bisa terbebas dari zona merah. Hal ini disampaikan Khofifah dalam Webinar Series MWA Universitas Indonesia (UI) Seri 2 dengan tajuk “Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan.”
Baca juga: Tak Rasakan Efek Samping usai Vaksinasi COVID-19 Bukan Berarti Vaksin Tak Bekerja, Ini Penjelasannya
Selain penanganan lewat pengobatan, diperlukan percepatan penanganan lewat pertambahan rumah sakit (RS) rujukan COVID-19. Namun upaya mengajak rumah sakit di Jatim untuk menjadi RS rujukan ini tidak mudah.
“Hingga saat ini, sudah ada 164 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jatim. Kami juga menyiapkan 26 rumah sakit darurat lapangan di kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kota Kediri, dan Kabupaten Kediri," kata Khofifah, dikutip Selasa (30/3/2021).
Dia menambahkan, rumah sakit darurat COVID-19 sebagai upaya relaksasi overloaded kebutuhan tempat tidur di rumah sakit rujukan. "Kapasitas bed isolasi biasa telah dinaikkan sebesar 6 kali lipat dan ICU sebesar 16 kal lipat selama 1 tahun pandemi,” ujarnya.
Khofifah juga memaparkan perkembangan mesin PCR (polymerase chain reaction) dan Tes Cepat Molekuler (TCM) yang dibutuhkan di Jatim telah dibantu oleh institusi pemerintah dan sektor swasta. "Hingga Februari 2021, sudah ada 130 lab PCR. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dan pelayanan lab PCR di Jatim sudah cukup baik," katanya.
Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan strategi lainnya berupa Kampung Tangguh, yakni inovasi untuk menciptakan satuan terkecil berbasis partisipasi masyarakat yang mampu bergotong-royong dalam penanganan COVID-19.
Di kesempatan yang sama, Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi Fakultas Farmasi UI, Prof Amarila Malik menyampaikan tentang Biodiscovery, Biotechnology, dan Bioproduction Farma Untuk Kedaulatan Obat Asli Indonesia.
Baca juga: GeNose C19 Jadi Syarat Perjalanan di Semua Moda Transportasi, Epidemiolog UI: Nekat
Strategi tersebut untuk menurunkan laju jumlah kasus aktif COVID-19 melalui perubahan perilaku masyarakat. Upaya ini dilakukan Pemprov Jatim bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris sehingga menemukan format efektif untuk bisa terbebas dari zona merah. Hal ini disampaikan Khofifah dalam Webinar Series MWA Universitas Indonesia (UI) Seri 2 dengan tajuk “Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan.”
Baca juga: Tak Rasakan Efek Samping usai Vaksinasi COVID-19 Bukan Berarti Vaksin Tak Bekerja, Ini Penjelasannya
Selain penanganan lewat pengobatan, diperlukan percepatan penanganan lewat pertambahan rumah sakit (RS) rujukan COVID-19. Namun upaya mengajak rumah sakit di Jatim untuk menjadi RS rujukan ini tidak mudah.
“Hingga saat ini, sudah ada 164 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jatim. Kami juga menyiapkan 26 rumah sakit darurat lapangan di kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kota Kediri, dan Kabupaten Kediri," kata Khofifah, dikutip Selasa (30/3/2021).
Dia menambahkan, rumah sakit darurat COVID-19 sebagai upaya relaksasi overloaded kebutuhan tempat tidur di rumah sakit rujukan. "Kapasitas bed isolasi biasa telah dinaikkan sebesar 6 kali lipat dan ICU sebesar 16 kal lipat selama 1 tahun pandemi,” ujarnya.
Khofifah juga memaparkan perkembangan mesin PCR (polymerase chain reaction) dan Tes Cepat Molekuler (TCM) yang dibutuhkan di Jatim telah dibantu oleh institusi pemerintah dan sektor swasta. "Hingga Februari 2021, sudah ada 130 lab PCR. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dan pelayanan lab PCR di Jatim sudah cukup baik," katanya.
Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan strategi lainnya berupa Kampung Tangguh, yakni inovasi untuk menciptakan satuan terkecil berbasis partisipasi masyarakat yang mampu bergotong-royong dalam penanganan COVID-19.
Di kesempatan yang sama, Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi Fakultas Farmasi UI, Prof Amarila Malik menyampaikan tentang Biodiscovery, Biotechnology, dan Bioproduction Farma Untuk Kedaulatan Obat Asli Indonesia.