Gotong Royong, Kunci Jawa Timur Tangani Pandemi COVID-19

Selasa, 30 Maret 2021 - 11:10 WIB
loading...
Gotong Royong, Kunci...
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memaparkan strategi mengendalikan COVID-19 saat Webinar Series MWA UI Seri 2 Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memaparkan strategi dalam mengendalikan pandemi COVID-19 dengan membentuk tim promotif-preventif, tim tracing, tim kuratif, dan tim socio-economic impact COVID-19.

Baca juga: GeNose C19 Jadi Syarat Perjalanan di Semua Moda Transportasi, Epidemiolog UI: Nekat

Strategi tersebut untuk menurunkan laju jumlah kasus aktif COVID-19 melalui perubahan perilaku masyarakat. Upaya ini dilakukan Pemprov Jatim bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris sehingga menemukan format efektif untuk bisa terbebas dari zona merah. Hal ini disampaikan Khofifah dalam Webinar Series MWA Universitas Indonesia (UI) Seri 2 dengan tajuk “Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan.”

Baca juga: Tak Rasakan Efek Samping usai Vaksinasi COVID-19 Bukan Berarti Vaksin Tak Bekerja, Ini Penjelasannya

Selain penanganan lewat pengobatan, diperlukan percepatan penanganan lewat pertambahan rumah sakit (RS) rujukan COVID-19. Namun upaya mengajak rumah sakit di Jatim untuk menjadi RS rujukan ini tidak mudah.

“Hingga saat ini, sudah ada 164 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jatim. Kami juga menyiapkan 26 rumah sakit darurat lapangan di kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kota Kediri, dan Kabupaten Kediri," kata Khofifah, dikutip Selasa (30/3/2021).

Dia menambahkan, rumah sakit darurat COVID-19 sebagai upaya relaksasi overloaded kebutuhan tempat tidur di rumah sakit rujukan. "Kapasitas bed isolasi biasa telah dinaikkan sebesar 6 kali lipat dan ICU sebesar 16 kal lipat selama 1 tahun pandemi,” ujarnya.

Khofifah juga memaparkan perkembangan mesin PCR (polymerase chain reaction) dan Tes Cepat Molekuler (TCM) yang dibutuhkan di Jatim telah dibantu oleh institusi pemerintah dan sektor swasta. "Hingga Februari 2021, sudah ada 130 lab PCR. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dan pelayanan lab PCR di Jatim sudah cukup baik," katanya.

Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan strategi lainnya berupa Kampung Tangguh, yakni inovasi untuk menciptakan satuan terkecil berbasis partisipasi masyarakat yang mampu bergotong-royong dalam penanganan COVID-19.

Di kesempatan yang sama, Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi Fakultas Farmasi UI, Prof Amarila Malik menyampaikan tentang Biodiscovery, Biotechnology, dan Bioproduction Farma Untuk Kedaulatan Obat Asli Indonesia.

Menurut Amarila, tindakan preventif dan kuratif untuk menobati penyakit dapat dilakukan salah satunya dengan mengonsumsi keragaman obat asli Indonesia. Indikasi senyawa biotek-farma bertujuan pada pengobatan dan preventif bagi penyakit-penyakit yang sulit diobati.

"Dengan bioteknologi yang lebih advance protein aktif tersebut, dikloning, dan dimodifikasi (rekayasa genetika) lebih lanjut untuk mendapatkan keragaman obat asli Indonesia mandiri, dan lebih unggul serta mempunyai nilai ekonomis jangka panjang," ujarnya.

Sementara, Dekan Fakultas Teknik UI, Dr Hendri Dwi Saptioratri Budiono menjelaskan, UI telah menghasilkan 18 produk inovasi riset dan inovasi UI terkait pengendalian COVID-19. "Tiga di antaranya adalah Covent-20 (ventilator transport), Floked Swab, dan PUVICON (alat sterilisasi ruangan) yang telah diproduksi secara komersial bekerja sama dengan sektor swasta,” kata Hendri.

Webinar terselenggara atas ide dan gagasan dari Majelis Wali Amanat (MWA) UI. Ketua MWA UI Saleh Husin berkoordinasi dengan anggota MWA lainnya guna merealisasikan harapan tersebut. Webinar Series MWA UI Seri 3 akan dilaksanakan pada Mei 2021 dengan tema “Pendidikan”.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1554 seconds (0.1#10.140)