Harsiarnas Ke-88, KPI Ingatkan Tahun 2022 Tumbuh Subur Penyiaran Diera Digitalisasi
loading...
A
A
A
SOLO - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menggelar Napak Tilas Penyiaran di Kota Solo. Napak Tilas ini digelar dalam rangka peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88 yang puncaknya jatuh pada 1 April 2021 mendatang.
Baca juga: Puncak Harsiarnas, Pelaku Dunia Penyiaran Napak Tilas Sejarah di Kota Solo
Ketua Panitia Hari Penyiaran Nasional, Hardly Stefano Fanelon mengatakan Napak Tilas hari penyiaran Nasional di Kota Solo ini ditujukan agar di tengah perkembangan industri penyiaran senantiasa mengingat semangat awal dari penyiaran itu sendiri.
Baca juga: Polri dan KPI Bahas Persiapan Hari Penyiaran Nasional
Semangat awal tersebut yaitu tetap pada marwah awal penyiaran itu pertama kali dilakukan, yakni bagaimana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun nasionalisme.
Sehingga, diharapkan dunia penyiaran senantiasa memproduksi konten-konten yang baik dan berkualitas sesuai demgn semangat mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Semangat itu menjadi penting ketika kesejarahan dari penyiaran ketika akan memasuki era penyiaran digital tahun 2022," papar Hardly Stefano, Minggu (28/3/2021).
Saat itu akan semakin banyak saluran televisi dan terjadi persaingan serta kompetisi konten. KPI berharap persaingan dan kompetisi konten bisa menghasilkan siaran yang baik dan berkualitas.
"Semakin banyak pilihan konten yang bisa membangun masyarakat ke arah yang positif dan menjadi pilihan bagi masyarakat," terangnya.
Tumbuh suburnya penyiaran diera digitalisasi ini bisa dilihat banyaknya TV streaming bermunculan. TV streaming ini, ungkap Hardly Stefano, merupakan salah satu bagian dari perkembangan dari teknologi. Namun, TV streaming ini bukan menjadi bagian dari TV digital.
"Secara faktual sudah hadir TV streaming. TV streaming adalah TV di mana untuk melihatnya harus menggunkan paket data internet. Jadi berbeda dengan TV digital. Kalau TV digital masyarakat bisa melihatnya secara gratis,"ujarnya.
Sementara itu rangkaian Napak tilas peringatan hari Penyiaran Indonesia ke 88 tahun di Kota Solo yang dihadiri langsung Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio, Ketua Umum ATVSI Syafril Nasution, anggota DPR RI Abdul Kharis, Staf Ahli Kemeninfo Widodo Muktiyo dan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakoso diisi dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah penyiaran.
Seperti mengunjungi situs-situs peninggalan penyiaran di Indonesia yang dikenal dengan Solosche Radio Vareninging (SRV). Termasuk melihat Radio Kambing yang tersimpan Di Monumen Pers.
Baca juga: Puncak Harsiarnas, Pelaku Dunia Penyiaran Napak Tilas Sejarah di Kota Solo
Ketua Panitia Hari Penyiaran Nasional, Hardly Stefano Fanelon mengatakan Napak Tilas hari penyiaran Nasional di Kota Solo ini ditujukan agar di tengah perkembangan industri penyiaran senantiasa mengingat semangat awal dari penyiaran itu sendiri.
Baca juga: Polri dan KPI Bahas Persiapan Hari Penyiaran Nasional
Semangat awal tersebut yaitu tetap pada marwah awal penyiaran itu pertama kali dilakukan, yakni bagaimana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun nasionalisme.
Sehingga, diharapkan dunia penyiaran senantiasa memproduksi konten-konten yang baik dan berkualitas sesuai demgn semangat mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Semangat itu menjadi penting ketika kesejarahan dari penyiaran ketika akan memasuki era penyiaran digital tahun 2022," papar Hardly Stefano, Minggu (28/3/2021).
Saat itu akan semakin banyak saluran televisi dan terjadi persaingan serta kompetisi konten. KPI berharap persaingan dan kompetisi konten bisa menghasilkan siaran yang baik dan berkualitas.
"Semakin banyak pilihan konten yang bisa membangun masyarakat ke arah yang positif dan menjadi pilihan bagi masyarakat," terangnya.
Tumbuh suburnya penyiaran diera digitalisasi ini bisa dilihat banyaknya TV streaming bermunculan. TV streaming ini, ungkap Hardly Stefano, merupakan salah satu bagian dari perkembangan dari teknologi. Namun, TV streaming ini bukan menjadi bagian dari TV digital.
"Secara faktual sudah hadir TV streaming. TV streaming adalah TV di mana untuk melihatnya harus menggunkan paket data internet. Jadi berbeda dengan TV digital. Kalau TV digital masyarakat bisa melihatnya secara gratis,"ujarnya.
Sementara itu rangkaian Napak tilas peringatan hari Penyiaran Indonesia ke 88 tahun di Kota Solo yang dihadiri langsung Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio, Ketua Umum ATVSI Syafril Nasution, anggota DPR RI Abdul Kharis, Staf Ahli Kemeninfo Widodo Muktiyo dan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakoso diisi dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah penyiaran.
Seperti mengunjungi situs-situs peninggalan penyiaran di Indonesia yang dikenal dengan Solosche Radio Vareninging (SRV). Termasuk melihat Radio Kambing yang tersimpan Di Monumen Pers.
(shf)