Potensi Kebakaran Tinggi, Kota Bandung Butuh Relawan Damkar Berbasis RW
loading...
A
A
A
BANDUNG - Tingginya potensi bencana kebakaran di Kota Bandung menuntut adanya peran serta masyarakat, agar potensi bencana tersebut dapat ditanggulangi secara cepat.
Anggota DPRD Kota Bandung, Rendiana Awangga memaparkan, berdasarkan data Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Kota Bandung, grafik kejadian kebakaran di Kota Bandung terus meningkat dalam lima tahun terakhir.
"Apalagi, kerapatan bangunan di areal permukiman di Kota Bandung terbilang padat, sehingga bahaya potensi kebakaran pun lebih tinggi," ungkapnya di sela kegiatan reses di RW 09, Kelurahan Bina Harapan Cisaranten, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Senin (21/3/2021).
Mengacu pada kondisi tersebut, pria yang akrab disapa Kang Awang itu menilai, perlu adanya peran serta masyarakat melalui pembentukan relawan pemadam kebakaran (damkar) atau satuan relawan kebakaran (Satwanker) berbasis RW.
Kang Awang yang juga Ketua Partai NasDem Kota Bandung itu menjelaskan, pelibatan warga bertujuan untuk mempercepat penanggulangan kebakaran. Pasalnya, dalam penanganan kebakaran, faktor waktu menjadi sangat krusial.
"Response time terkait kebakaran adalah 15 menit. Dari beberapa laporan yang saya dapatkan, pertumbuhan api sulit dikendalikan ketika berada di atas 10 menit. Sehingga, 10 menit awal menjadi sangat menentukan. Karenanya, perlu adanya upaya lain yang melibatkan warga setempat dalam penanggulangan kebakaran," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Kang Awang menyerahkan bantuan berupa mesin pemadam kebakaran portable kepada pengurus RW 09 Kelurahan Cisaranten Bina Harapan. Bantuan tersebut, kata Kang Awang, merupakan gagasan dari Satwankar Kota Bandung.
"Saya melihat mesin ini dapat bekerja sebagai city’s sprinkle layaknya gedung yang memiliki sprinkle yang aktif pada saat awal terdeteksinya kebakaran," imbuhnya.
"Mesin ini pun mempunyai fungsi yang sama jika ditempatkan di berbagai titik Kota Bandung dengan cakupan yang luas dan fleksibel karena dapat masuk sampai ke pelosok-pelosok gang di pemukiman padat penduduk, apalagi harganya pun relatif murah," lanjutnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan berupaya mendorong Pemkot Bandung untuk merealisasikan gagasan pembentukan Satwanker berbasis RW itu dan dia berkomitmen untuk memberikan bantuan serupa di RW lainnya di Kelurahan Cisaranten Bina Harapan.
"Bandung Zero Fire mudah-mudahan dapat terwujud dan harapan itu akan dimulai dari RW 09 Kelarahan Bina Harapan," katanya.
Baca juga: Bio Farma Distribusikan Vaksin AstraZeneca 60.000 Vial ke 6 Provinsi
Sementara itu, Lurah Cisarenten Bina Harapan, Deden Mardeni yang turut menghadiri kegiatan reses tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas bantuan, termasuk gagasan yang disampaikan Kang Awang. Dia pun berjanji untuk meneruskan gagasan Kang Awang kepada setiap RW.
Baca juga: Berniat Mundur karena Salah Jalan Minibus Ditabrak Truk di Cikampek, 1 Tewas
"Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dari Kang Awang. Ini merupakan gagasan yang sangat baik dan semoga ini dapat menjadi salah satu upaya dalam penanggulanan kebakaran di wilayah kami," katanya.
Anggota DPRD Kota Bandung, Rendiana Awangga memaparkan, berdasarkan data Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Kota Bandung, grafik kejadian kebakaran di Kota Bandung terus meningkat dalam lima tahun terakhir.
"Apalagi, kerapatan bangunan di areal permukiman di Kota Bandung terbilang padat, sehingga bahaya potensi kebakaran pun lebih tinggi," ungkapnya di sela kegiatan reses di RW 09, Kelurahan Bina Harapan Cisaranten, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Senin (21/3/2021).
Mengacu pada kondisi tersebut, pria yang akrab disapa Kang Awang itu menilai, perlu adanya peran serta masyarakat melalui pembentukan relawan pemadam kebakaran (damkar) atau satuan relawan kebakaran (Satwanker) berbasis RW.
Kang Awang yang juga Ketua Partai NasDem Kota Bandung itu menjelaskan, pelibatan warga bertujuan untuk mempercepat penanggulangan kebakaran. Pasalnya, dalam penanganan kebakaran, faktor waktu menjadi sangat krusial.
"Response time terkait kebakaran adalah 15 menit. Dari beberapa laporan yang saya dapatkan, pertumbuhan api sulit dikendalikan ketika berada di atas 10 menit. Sehingga, 10 menit awal menjadi sangat menentukan. Karenanya, perlu adanya upaya lain yang melibatkan warga setempat dalam penanggulangan kebakaran," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Kang Awang menyerahkan bantuan berupa mesin pemadam kebakaran portable kepada pengurus RW 09 Kelurahan Cisaranten Bina Harapan. Bantuan tersebut, kata Kang Awang, merupakan gagasan dari Satwankar Kota Bandung.
"Saya melihat mesin ini dapat bekerja sebagai city’s sprinkle layaknya gedung yang memiliki sprinkle yang aktif pada saat awal terdeteksinya kebakaran," imbuhnya.
"Mesin ini pun mempunyai fungsi yang sama jika ditempatkan di berbagai titik Kota Bandung dengan cakupan yang luas dan fleksibel karena dapat masuk sampai ke pelosok-pelosok gang di pemukiman padat penduduk, apalagi harganya pun relatif murah," lanjutnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan berupaya mendorong Pemkot Bandung untuk merealisasikan gagasan pembentukan Satwanker berbasis RW itu dan dia berkomitmen untuk memberikan bantuan serupa di RW lainnya di Kelurahan Cisaranten Bina Harapan.
"Bandung Zero Fire mudah-mudahan dapat terwujud dan harapan itu akan dimulai dari RW 09 Kelarahan Bina Harapan," katanya.
Baca juga: Bio Farma Distribusikan Vaksin AstraZeneca 60.000 Vial ke 6 Provinsi
Sementara itu, Lurah Cisarenten Bina Harapan, Deden Mardeni yang turut menghadiri kegiatan reses tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas bantuan, termasuk gagasan yang disampaikan Kang Awang. Dia pun berjanji untuk meneruskan gagasan Kang Awang kepada setiap RW.
Baca juga: Berniat Mundur karena Salah Jalan Minibus Ditabrak Truk di Cikampek, 1 Tewas
"Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dari Kang Awang. Ini merupakan gagasan yang sangat baik dan semoga ini dapat menjadi salah satu upaya dalam penanggulanan kebakaran di wilayah kami," katanya.
(boy)