Geger Maling Aguno, Robin Hood yang Meresahkan Orang-orang Kaya Blitar

Minggu, 21 Maret 2021 - 19:08 WIB
loading...
Geger Maling Aguno,...
Makam Maling Aguno yang berlokasi di Gunung Pegat, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Dengan kesaktian yang dimiliki, Maling Aguno menyatroni kediaman orang orang kaya. Ia bisa menyelinap melalui lubang angin (ventilasi) atau lubang kunci yang tersorot cahaya. Dalam satu kedipan mata, raga Aguno tiba tiba berpindah ke dalam rumah. Semuanya berlangsung senyap, tanpa suara.

Baca juga: Munculnya Macan Putih di Makam Raja Singasari Candi Mleri Blitar Menggemparkan

Tatok (52) warga Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, menuturkan kisah itu dengan sesekali mengumbar senyum. Ia terkenang masa kecilnya. Teringat masih duduk di bangku madrasah ibtidaiyah (setingkat SD), saat kisah tersebut pertama kali ia dengar.

Geger Maling Aguno,


Di dalam rumah yang disatroni, kata Tatok, Maling Aguno beroperasi dengan leluasa. Uang, perhiasan, permata, dan semua barang berharga milik orang kaya, digasak. Saat aksi berlangsung, si empunya rumah terlelap dalam tidurnya. Sementara tawa senda gurau para penjaga juga tetap hingar di beranda.

Baca juga: Jejak Dewi Kilisuci, Putri Sulung Prabu Airlangga di Puncak Gunung Pegat Blitar

Sampai Maling Aguno angkat kaki, mereka belum menyadari tempat tinggal majikannya baru saja disatroni pencuri. "Saya mendengar kisah Maling Aguno sedari kecil," tutur Tatok yang kini sudah dikaruniai dua buah hati kepada SINDOnews, Minggu (21/3/2021).

Tatok berterus terang terkesima. Tidak hanya kesaktian bisa masuk lubang ventilasi yang tersorot cahaya. Ilmu sekali pukul dan musuh seketika rebah binasa, juga menarik minatnya. Termasuk kedidagyaan Maling Aguno yang kebal terhadap segala jenis senjata, Tatok mengaku diam diam sempat berusaha mempelajarinya.

"Asal ada sorot cahaya. Maling Aguno katanya bisa memasuki lubang sekecil apapun," tambahnya. Kisah Maling Aguno didengar cukup akrab di lingkungan masyarakat Kabupaten Blitar. Cerita itu menyebar dari mulut ke mulut. Selalu mendapat tempat di setiap generasi.

Terutama warga yang bertempat tinggal di wilayah barat, yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung. Menurut Tatok, tidak hanya berkembang melalui cerita tutur (folklore). Kisah tersebut juga kerap diangkat sebagai lakon kesenian ludruk.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1958 seconds (0.1#10.140)