Dampak Covid-19 Bisa Mengurangi Tranfer Anggaran ke Daerah

Sabtu, 18 April 2020 - 14:11 WIB
loading...
Dampak Covid-19 Bisa...
Bupati Morowali,Taslim ikuti rakor melalui video teleconference yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian
A A A
BUNGKU - Bupati Morowali, Taslim, mengikuti rapat koordinasi melalui video teleconference atau vidcon yang dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja terkait dengan Realokasi dan Refocusing Anggaran penanganan Covid-19, Jumat (17/4/2020).

Bupati pada kesempatan tersebut didampingi Wakil Bupati Morowali, Najamudin, Ketua DPRD Kabupaten Morowali, Kuswandi, Sekda Morowali, H. Moh. Jafar Hamid, Asisten III Bidang Administrasi dan Umum, Siti Samria M. dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Aula Kantor Bupati.

Mendagri, Tito Karnavian, menyampaikan bahwa rapat koordinasi yang dilaksanakan tersebut diikuti sejumlah menteri di antaranya, Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan, Menteri Sosial, Menteri Desa dan PDT dan 484 Kepala Daerah yakni Gubernur, Bupati dan Wali Kota serta Ketua DPRD masing-masing daerah.

Ia menambahkan, rapat yang dilaksanakan terfokus pada pembahasan kebijakan Realokasi dan Refocusing Anggaran untuk penanganan Covid-19 sesuai dengan arahan Presiden RI berdasarkan Inpres.

Selanjutnya Mendagri menyampaikan bahwa fokus Realokasi dan Refocusing Anggaran difokuskan pada tiga hal di antaranya, penanganan kesehatan, stimulus ekonomi dan jaring pengaman sosial. ”Sesuai dengan Evaluasi Realokasi dan Refocusing Anggaran dari seluruh daerah untuk tiga komponen hanya sebesar Rp56,57 triliun, dengan rincian untuk bidang kesehatan Rp24,10 triliun, bidang stimulus ekonomi Rp7,129 triliun dan untuk jaring pengaman sosial sebesar Rp25,34 triliun,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan outlook APBD sesuai Perpres No 5 Tahun 2020. Jumlah Pendapatan pada APBD seluruh Indonesia sebesar Rp1.299,03 triliun menjadi Rp915,56 triliun atau berkurang Rp383,47 triliun.

Menkeu menambahkan, dengan adanya Covid-19 pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksikan sebesar 3,3 persen hanya mencapai 3 persen. Demikian juga untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 diproyeksikan hanya bisa bertumbuh sebesar 2,3 persen, jika terjadi skenario terburuk besar kemungkinan hanya bertumbuh 0,4 persen. Dengan demikian penambahan masyarakat miskin dapat mencapai 1,1 juta penduduk sehingga hal tersebut bisa memengaruhi transfer keuangan ke daerah-daerah bisa berkurang hingga 10 persen.

Selain itu, dampak dari Covid-19 alokasi DAK fisik dan nonfisik juga mengalami perubahan. ‘’Alokasi DAK mengalami perubahan yang sangat signifikan, dimana sebelumnya DAK fisik sebesar Rp72,25 triliun menjadi Rp51,19 triliun. Kemudian DAK nonfisik sebesar Rp130,28 triliun menjadi Rp128,77 triliun. Namun demikian pemotongan alokasi DAK fisik dan nonfisik dikecualikan pada bidang kesehatan dan bidang pendidikan dimana penyaluran DAK dilakukan dengan menyederhanakan persyaratannya,’’ urai Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengharapkan partisipasi seluruh daerah dalam mempersiapkann alokasi dana insentif bagi tenaga medis dan dokter sangat dibutuhkan utamanya dalam penanganan pasien Covid-19. ‘’Diharapkan semua daerah untuk menyampaikan alokasi dana insentif sesuai dengan data tenaga medis dan dokter yang menangani langsung perawatan pasien Covid-19 di setiap daerah, sehingga dengan memberikan insentif dapat memperlancar kinerja tim medis dan dokter dalam menangani pasien Covid-19,’’ imbuhnya.
(alf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1497 seconds (0.1#10.140)