Ridwan Kamil Dorong Lembaga Swasta di Jabar Gelar Vaksinasi Massal
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendorong lembaga-lembaga swasta di Jabar untuk berpartisipasi aktif mendukung program vaksinasi COVID-19 agar ekonomi segera pulih.
Dorongan tersebut disampaikan Ridwan Kamil saat meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar salah satu perusahaan angkutan online yang didukung sejumlah perusahaan swasta di GOR Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Kamis (18/3/2021).
Dalam kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengakui, tanpa partisipasi semua pihak, program vaksinasi COVID-19 yang telah dilaksanakan pemerintah dipastikan keteteran. "Perjuangan melawan Covid ini tidak mungkin tanpa partisipasi semua. Oleh karena itu, kalau hanya mengandalkan pemerintah, kami keteteran," ungkap Emil.
Dia mencontohkan, jika hanya mengandalkan fasilitas layanan kesehatan masyarakat seperti puskesmas yang memiliki daya tampung sekitar 60 orang sehari saja, maka pelaksanaan vaksinasi COVID-19 butuh waktu bertahun-tahun demi tercapainya kekebalan kelompok (herd immunity).
"Kalau mengandalkan puskesmas yang kecil, yang hanya sehari 60 orang, itu bisa bertahun tahun. 72 juta suntikan yang harus dilakukan di Jawa Barat. Jadi, 36 juta orang atau 70 persen penduduk Jabar untuk mencapai herd immunity," jelasnya.
Oleh karena itu, Emil mengapresiasi pelaksanaan kegiatan vaksinasi massal di GOR tersebut dan mendorong lembaga-lembaga swasta lainnya di Jabar untuk menggelar kegiatan serupa. Emil menekankan, jika vaksinasi massal yang melibatkan semua pihak, termasuk lembaga swasta berhasil, maka kondisi ekonomi pun diyakininya bakal segera pulih.
"Jawa Barat tengah mencari lembaga- lembaga swasta, pihak ketiga yang mau bela negara untuk menjadi panitia vaksinasi massal. Karena kalau ini berhasil seperti ini, maka ekonomi akan cepat pulih. Karena kalau ekonomi pulih, maka bisnis pun akan pulih," tuturnya.
Emil pun mengapresiasi TNI dan Polri yang juga telah berpartisipasi aktif dalam mendukung vaksinasi massal dengan menyulap gedung-gedung di lingkungan TNI dan Polri menjadi tempat vaksinasi massal. Baca: Tercemar Phospat, Ekosistem Sungai Tambak Wedi Surabaya Terancam Buyar.
"Kita sudah hitung minimal kita perlu 40-an gedung besar seperti ini (GOR Arcamanik). Saya doakan kegiatan ini menjadi viral dan inspiratif. Berlomba- lomba dalam kebaikan karena tanpa kebersamaan kita tidak bisa meraih kesuksesan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Emil pun kembali mengingatkan masyarakat yang telah menjalani vaksinasi COVID-19, agar tidak bersikap euforia. Pasalnya, kata Emil, antibodi untuk melawan COVID-19 baru akan terbentuk selama 1-3 bulan setelah suntikan kedua. Baca Juga: Unjuk Rasa di Mapolres Bima, Massa Desak Bos Kafe Brazil Ditangkap.
"Antibodi itu munculnya selama 1 bulan setelah suntikan kedua, maksimalnya 3 bulan. karenanya, tetap terapkan 5 M, tetap jaga jarak dan jauhi kerumunan sampai suatu hari nanti dirumuskan proklamasi kemerdekaan dari Covid oleh presiden. Dari situlah kita bisa lega kembali menatap peradaban," pungkasnya.
Dorongan tersebut disampaikan Ridwan Kamil saat meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar salah satu perusahaan angkutan online yang didukung sejumlah perusahaan swasta di GOR Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Kamis (18/3/2021).
Dalam kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengakui, tanpa partisipasi semua pihak, program vaksinasi COVID-19 yang telah dilaksanakan pemerintah dipastikan keteteran. "Perjuangan melawan Covid ini tidak mungkin tanpa partisipasi semua. Oleh karena itu, kalau hanya mengandalkan pemerintah, kami keteteran," ungkap Emil.
Dia mencontohkan, jika hanya mengandalkan fasilitas layanan kesehatan masyarakat seperti puskesmas yang memiliki daya tampung sekitar 60 orang sehari saja, maka pelaksanaan vaksinasi COVID-19 butuh waktu bertahun-tahun demi tercapainya kekebalan kelompok (herd immunity).
"Kalau mengandalkan puskesmas yang kecil, yang hanya sehari 60 orang, itu bisa bertahun tahun. 72 juta suntikan yang harus dilakukan di Jawa Barat. Jadi, 36 juta orang atau 70 persen penduduk Jabar untuk mencapai herd immunity," jelasnya.
Oleh karena itu, Emil mengapresiasi pelaksanaan kegiatan vaksinasi massal di GOR tersebut dan mendorong lembaga-lembaga swasta lainnya di Jabar untuk menggelar kegiatan serupa. Emil menekankan, jika vaksinasi massal yang melibatkan semua pihak, termasuk lembaga swasta berhasil, maka kondisi ekonomi pun diyakininya bakal segera pulih.
"Jawa Barat tengah mencari lembaga- lembaga swasta, pihak ketiga yang mau bela negara untuk menjadi panitia vaksinasi massal. Karena kalau ini berhasil seperti ini, maka ekonomi akan cepat pulih. Karena kalau ekonomi pulih, maka bisnis pun akan pulih," tuturnya.
Emil pun mengapresiasi TNI dan Polri yang juga telah berpartisipasi aktif dalam mendukung vaksinasi massal dengan menyulap gedung-gedung di lingkungan TNI dan Polri menjadi tempat vaksinasi massal. Baca: Tercemar Phospat, Ekosistem Sungai Tambak Wedi Surabaya Terancam Buyar.
"Kita sudah hitung minimal kita perlu 40-an gedung besar seperti ini (GOR Arcamanik). Saya doakan kegiatan ini menjadi viral dan inspiratif. Berlomba- lomba dalam kebaikan karena tanpa kebersamaan kita tidak bisa meraih kesuksesan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Emil pun kembali mengingatkan masyarakat yang telah menjalani vaksinasi COVID-19, agar tidak bersikap euforia. Pasalnya, kata Emil, antibodi untuk melawan COVID-19 baru akan terbentuk selama 1-3 bulan setelah suntikan kedua. Baca Juga: Unjuk Rasa di Mapolres Bima, Massa Desak Bos Kafe Brazil Ditangkap.
"Antibodi itu munculnya selama 1 bulan setelah suntikan kedua, maksimalnya 3 bulan. karenanya, tetap terapkan 5 M, tetap jaga jarak dan jauhi kerumunan sampai suatu hari nanti dirumuskan proklamasi kemerdekaan dari Covid oleh presiden. Dari situlah kita bisa lega kembali menatap peradaban," pungkasnya.
(nag)