Jenguk Anak Kecanduan Gawai di RSJ, Wagub Jabar Minta Orang Tua Lakukan Hal Ini

Rabu, 17 Maret 2021 - 01:19 WIB
loading...
Jenguk Anak Kecanduan...
Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum saat menjenguk pasien anak yang kecanduan gawai di RSJ Provinsi Jabar. Foto/Humas Pemprov Jabar. Foto SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menjenguk ratusan pasien anak kecanduangadget di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (16/3/2021).

Di RSJ, Uu sempat menyapa dan menanyakan kabar kepada empat pasien remaja. Kecanduan gawai pada anak di Jabar kian hari kian memprihatinkan. Terlebih, saat ini, waktu anak dengan gawai makin lama karena sekolah masih memberlakukan pembelajaran daring. Baca juga:Senapan Kalashnikov Ini Berisi Komputer yang Ajari Penggunanya Cara Menembak

Uu menyatakan, Jabar memandang persoalan ini sebagai masalah serius dan perlu dicegah sejak dini. Oleh karena itu, Uu meminta orang tua membatasi interaksi anak-anaknya dengan gawai. Kecuali untuk pembelajaran daring, kata Uu, penggunaan gawai oleh anak perlu diawasi ketat. "Penting diketahui orang tua bahwa penggunaan gawai lebih dari enam jam per hari berbahaya bagi mental dan psikis anak," ujar Uu usai berinteraksi dengan anak-anak pencandu gawai.

Bukan hanya durasi, konten yang dibuka anak pun menurut Uu perlu diawasi agar anak-anak tidak terpapar hal-hal negatif. "Orang tua untuk selalu mengawasi dan menemani anak-anak ketika menggunakan gawai pada setiap situasi dan kondisi," imbuhnya.

Menurut Uu, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak kecanduan gawai, terutama fitur game online dan platform media sosial. "Dia awalnya punya gangguan dengan stres, banyak mengurung diri, tidak punya teman kemudian dia pegang handphone, maka terjadilah adiksi," terangnya. Baca juga: Tips agar Anak Tidak Kecanduan Gadget

Uu melanjutkan, penyebab lainnya, bisa saja anak awalnya tidak punya gangguan stres, tapi karena tidak ada kegiatan bersama orang tua dan anak, maka mencuri-curi kesibukan dengan bermain gawai orang tua maupun miliknya sendiri.

Untuk itu, Uu kembali mengingatkan, penting bagi orang tua selalu memiliki kegiatan rutin interaktif yang sifatnya harian atau mingguan bersama anak. Jika dilakukan konsisten, anak akan merasa diperhatikan orang tua dan aktivitas bermain gawai menjadi tidak menyenangkan. "Jangan biarkan anak murung sendiri di rumah atau di kamar. Anak harus diusahakan ceria, bergaul dengan orang tua dan teman, tapi temannya dipilih dan dipilah juga," katanya.

Uu menambahkan, sebagai bangsa beragama, pendidikan agama pun sangat penting diterapkan orang tua, agar anak memiliki keseimbangan dan tujuan hidup. "Kalau tidak ada pendidikan ukhrowi kami khawatirkan tidak seimbang, akhirnya terjadi hal semacam ini," tandasnya.

Diketahui, sepanjang 2020, RSJ Provinsi Jabar mencatat, pasien yang berobat ke Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja sebanyak 104 pasien. Mereka mengalami masalah kejiwaan karena terdampak kecanduan games.

Pada Januari-Februari 2020, ditemukan 14 kasus, sedangkan yang murni terdiagnosa kecanduan games pada 2020 sebanyak 8 orang. Sedangkan sepanjang 2021 ini sudah ditemukan 5 kasus anak dan remaja kecanduan gawai. Menurut Direktur RSJ Provinsi Jabar, Elly Marliyani, kebijakan pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19 tak dipungkiri menyebabkan banyak anak dan remaja kecanduan gawai. Dia menyebutkan, anak yang telah kecanduan gawai dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilakunya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1806 seconds (0.1#10.140)