Hari Raya Nyepi, Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Berdoa Pandemi Segera Berlalu
loading...
A
A
A
"Instropeksi ini merupakan kunci sebuah keberhasilan hidup manusia. Tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Setiap orang pasti pernah khilaf. Dan sudah sepatutnya manusia itu saling memaafkan," lanjutnya.
Lebih lanjut, perenungan atas kesalahan pribadi itu bukan untuk memupuk penyesalan. Sebaliknya, perenungan tersebut menjadi modal untuk mendewasakan diri. Dewasa dalam bersikap, mengendalikan emosi, bertuturkata, serta dewasa dalam menentukan langkah ke depan.
"Dari sini, hakikat hidup bisa ditemukan. Antara lain, sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat, bukan memanfaatkan. Pribadi yang baik adalah mereka yang mengabdikan dirinya untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Seseorang menetapkan pribadi dharma dan menjauhi sifat-sifat adharma," tegasnya.
Khofifah mengingatkan, perayaan hari besar agama tahun ini masih beriringan dengan pandemi COVID-19. Karena itu, ia mengajak seluruh umat untuk menyatukan harapan dan doaagar pandemi COVID-19 segera berakhir dan seluruh kegiatan bisa menjadi normal kembali.
Upaya pencegahan dari penularan virus harus diawali dari diri sendiri. Modal yang harus dimiliki untuk terhindar dari COVID-19 adalah pribadi yang disiplin.
"Pribadi yang disiplin juga tersirat pada tujuan pelaksanaan Catur Brata Penyepian. Berdiam diri seharian tanpa melakukan aktivitas, tanpa ada hiburan, adalah bentuk ujimental dalam menjalankan kedisiplinan. Umat Hindu bisa melakukan itu. Harapannya, perilaku ibadah tersebut juga terbawa pada kehidupan sehari-hari," imbuh Gubernur Khofifah.
Yakni disiplin dalam menerapkan standar protokol kesehatan. Disiplin mengikuti aturan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Serta, disiplin untuk terus menjaga kesehatan agar imun pada tubuh selalu dalam kondisi baik.
"Mari, Hari Raya Nyepi ini dijadikan sebagai langkah untuk menuju masa depan yang lebih baik. Masa depan penuh dengan kebahagiaan, kesehatan, serta kelancaran usaha. Rajaheng nyanggra rahina Nyepi Caka 1943. Selamat Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1943," pungkas Gubernur Khofifah.
Lebih lanjut, perenungan atas kesalahan pribadi itu bukan untuk memupuk penyesalan. Sebaliknya, perenungan tersebut menjadi modal untuk mendewasakan diri. Dewasa dalam bersikap, mengendalikan emosi, bertuturkata, serta dewasa dalam menentukan langkah ke depan.
"Dari sini, hakikat hidup bisa ditemukan. Antara lain, sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat, bukan memanfaatkan. Pribadi yang baik adalah mereka yang mengabdikan dirinya untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Seseorang menetapkan pribadi dharma dan menjauhi sifat-sifat adharma," tegasnya.
Khofifah mengingatkan, perayaan hari besar agama tahun ini masih beriringan dengan pandemi COVID-19. Karena itu, ia mengajak seluruh umat untuk menyatukan harapan dan doaagar pandemi COVID-19 segera berakhir dan seluruh kegiatan bisa menjadi normal kembali.
Upaya pencegahan dari penularan virus harus diawali dari diri sendiri. Modal yang harus dimiliki untuk terhindar dari COVID-19 adalah pribadi yang disiplin.
"Pribadi yang disiplin juga tersirat pada tujuan pelaksanaan Catur Brata Penyepian. Berdiam diri seharian tanpa melakukan aktivitas, tanpa ada hiburan, adalah bentuk ujimental dalam menjalankan kedisiplinan. Umat Hindu bisa melakukan itu. Harapannya, perilaku ibadah tersebut juga terbawa pada kehidupan sehari-hari," imbuh Gubernur Khofifah.
Yakni disiplin dalam menerapkan standar protokol kesehatan. Disiplin mengikuti aturan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Serta, disiplin untuk terus menjaga kesehatan agar imun pada tubuh selalu dalam kondisi baik.
"Mari, Hari Raya Nyepi ini dijadikan sebagai langkah untuk menuju masa depan yang lebih baik. Masa depan penuh dengan kebahagiaan, kesehatan, serta kelancaran usaha. Rajaheng nyanggra rahina Nyepi Caka 1943. Selamat Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1943," pungkas Gubernur Khofifah.
(msd)