Kemunculan Macan Putih Diyakini Berhubungan dengan Relief di Makam Raja Singasari Wisnuwardhana Candi Mleri
loading...
A
A
A
BLITAR - Kemunculan Macan Putih di Makam Raja Singasari Wisnuwardhana, Candi Mleri Blitar menggemparkan warga di sekitar Kompleks Candi Mleri, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Sebelumnya harimau berbulu putih itu tertangkap penglihatan seorang peritual asal Rejotangan, Tulungagung di Kompleks Candi Mleri, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, tempat persemayaman abu jenazah Raja Singasari Wisnuwardhana.
Juru pelihara Candi Mleri, di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar , Sunarni mengatakan, dia meyakini jika macan putih tersebut adalah penjaga makam Raja Singasari Wisnuwardhana.
Sunarni lalu memperlihatkan panil relief batu yang berada di teras cungkup Kekunaan Mleri. Tampak ukiran binatang yang sosoknya mengarah pada seekor harimau atau macan. Secara tersirat Sunarni ingin menyampaikan, bahwa secara metafisika, penampakan macan putih tersebut, ada benang merahnya dengan panil relief harimau yang ia perlihatkan.
"Kemunculan macan putih memang kerap terjadi di Kompleks Candi Mleri, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Saya yakin jika macan putih tersebut berhubungan dengan relief tersebut. Kalau peziarah banyak yang datang pada Selasa kliwon dan malam Jumat. Nah disaat waktu itulah sang Macan Putih muncul," ungkap Sunarni kepada SINDOnews, Minggu 14 Maret 2021.
Namun itu tidak mengganggu karena menurut dia sipatnya hanya gaib dan orang orang tertentu saja yang melihat . "Sang harimau biasanya hanya ingin mbagekke (berkenalan). Karena sejumlah orang yang melakukan ritualan pada Selasa Kliwon atau malam Jumat, juga pernah didatangi," terang Sunarni.
Menurut sang peziarah besarnya harimau putih setara anak sapi. Posisinya duduk, bertumpu pada dua kaki belakang, seperti halnya pose harimau di banyak lukisan fabel. Hanya ekornya yang tidak berhenti bergerak, mengibasi lantai keramik ruangan.
Saat itu siang hari. Keduanya beradu pandang. Penyemedi itu terpukau dengan kedua mata sang harimau. Pupil itu ia rasakan menyorot tajam. Keberaniannya pun runtuh. Nyali lelaki asal Rejotangan, Kabupaten Tulungagung tersebut, mendadak ciut. Keringat dinginnya bercucuran. Khawatir membuat si macan putih kaget, perlahan ia beringsut meninggalkan ruangan.
"Di luar ruangan, orang Tulungagung itu tergopoh gopoh menemui saya. Kejadian penampakan macan putih itu belum lama terjadi," tutur Ny Sunarni.
Menurut dia, Raja Wisnuwardhana atau Ranggawuni merupakan putra Raja Anusapati, yakni anak Ken Dedes dengan akuwu Tumapel Tunggul Ametung.
Dalam Pararaton disebutkan, berdirinya Kerajaan Singasari berawal dari gerakan kudeta Ken Arok yang menghabisi akuwu Tumapel Tunggul Ametung. Selanjutnya dengan disokong kaum brahmana, Ken Arok menggulingkan kekuasaan Raja Kediri Prabu Kertajaya (1222). Ken Arok lantas mendirikan Kerajaan Singasari dan memakai gelar Kertarajasa atau Amurwabhumi.
Ken Arok terbunuh oleh keris Empu Gandring yang ditikamkan seorang abdi Pangalasan dari Desa Batil (1169 Saka atau 1247 Masehi). Ken Arok dicandikan di Kagenengan.
Anusapati, putra tirinya, naik tahta menggantikan. Di masa itu, Kerajaan Singasari terbelah dua, yakni Kerajaan Singasari yang diperintah Anusapati, dan Kerajaan Kediri yang dirajai Mahesa Wonga Teleng, putra Ken Arok hasil perkawinannya dengan Ken Dedes.
Sementara Ranggawuni atau Wisnuwardhana dinobatkan sebagai Raja Singasari setelah menggulingkan Panji Tohjaya yang sebelumnya menghabisi Anusapati (1170 Saka atau 1248 Masehi). Panji Tohjaya merupakan anak hasil pernikahan Ken Arok dengan Ken Umang. Penikaman keris Empu Gandring dilakukan Tohjaya di saat Raja Anusapati asyik menyabung ayam.
Dari Wisnuwardhana yang menikah dengan permaisuri Waning Hyun kelak lahir Kertanegara, raja terakhir Singasari yang melahirkan konsep penyatuan kerajaan nusantara. Kertanegara juga mertua Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Di era Raja Wisnuwardhana, dibangun pelabuhan di kawasan Sungai Brantas. Lokasinya tidak jauh dari wilayah Mojokerto. Pelabuhan tersebut terkenal bernama Canggu. Wisnuwardhana mangkat pada 1192 Saka atau 1270 Masehi.
"Di Mleri Blitar dicandikan dengan lambang arca Siwa dan di Candi Jago Malang berlambang arca Budha," terang Sunarni yang merupakan juru pelihara Candi Mleri yang ketiga. Dalam ruangan itu ada dua makam, yakni makam Raja Wisnuwardhana dan selirnya.
Juru pelihara Candi Mleri, di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar , Sunarni mengatakan, dia meyakini jika macan putih tersebut adalah penjaga makam Raja Singasari Wisnuwardhana.
Sunarni lalu memperlihatkan panil relief batu yang berada di teras cungkup Kekunaan Mleri. Tampak ukiran binatang yang sosoknya mengarah pada seekor harimau atau macan. Secara tersirat Sunarni ingin menyampaikan, bahwa secara metafisika, penampakan macan putih tersebut, ada benang merahnya dengan panil relief harimau yang ia perlihatkan.
"Kemunculan macan putih memang kerap terjadi di Kompleks Candi Mleri, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Saya yakin jika macan putih tersebut berhubungan dengan relief tersebut. Kalau peziarah banyak yang datang pada Selasa kliwon dan malam Jumat. Nah disaat waktu itulah sang Macan Putih muncul," ungkap Sunarni kepada SINDOnews, Minggu 14 Maret 2021.
Namun itu tidak mengganggu karena menurut dia sipatnya hanya gaib dan orang orang tertentu saja yang melihat . "Sang harimau biasanya hanya ingin mbagekke (berkenalan). Karena sejumlah orang yang melakukan ritualan pada Selasa Kliwon atau malam Jumat, juga pernah didatangi," terang Sunarni.
Menurut sang peziarah besarnya harimau putih setara anak sapi. Posisinya duduk, bertumpu pada dua kaki belakang, seperti halnya pose harimau di banyak lukisan fabel. Hanya ekornya yang tidak berhenti bergerak, mengibasi lantai keramik ruangan.
Saat itu siang hari. Keduanya beradu pandang. Penyemedi itu terpukau dengan kedua mata sang harimau. Pupil itu ia rasakan menyorot tajam. Keberaniannya pun runtuh. Nyali lelaki asal Rejotangan, Kabupaten Tulungagung tersebut, mendadak ciut. Keringat dinginnya bercucuran. Khawatir membuat si macan putih kaget, perlahan ia beringsut meninggalkan ruangan.
"Di luar ruangan, orang Tulungagung itu tergopoh gopoh menemui saya. Kejadian penampakan macan putih itu belum lama terjadi," tutur Ny Sunarni.
Menurut dia, Raja Wisnuwardhana atau Ranggawuni merupakan putra Raja Anusapati, yakni anak Ken Dedes dengan akuwu Tumapel Tunggul Ametung.
Dalam Pararaton disebutkan, berdirinya Kerajaan Singasari berawal dari gerakan kudeta Ken Arok yang menghabisi akuwu Tumapel Tunggul Ametung. Selanjutnya dengan disokong kaum brahmana, Ken Arok menggulingkan kekuasaan Raja Kediri Prabu Kertajaya (1222). Ken Arok lantas mendirikan Kerajaan Singasari dan memakai gelar Kertarajasa atau Amurwabhumi.
Ken Arok terbunuh oleh keris Empu Gandring yang ditikamkan seorang abdi Pangalasan dari Desa Batil (1169 Saka atau 1247 Masehi). Ken Arok dicandikan di Kagenengan.
Anusapati, putra tirinya, naik tahta menggantikan. Di masa itu, Kerajaan Singasari terbelah dua, yakni Kerajaan Singasari yang diperintah Anusapati, dan Kerajaan Kediri yang dirajai Mahesa Wonga Teleng, putra Ken Arok hasil perkawinannya dengan Ken Dedes.
Sementara Ranggawuni atau Wisnuwardhana dinobatkan sebagai Raja Singasari setelah menggulingkan Panji Tohjaya yang sebelumnya menghabisi Anusapati (1170 Saka atau 1248 Masehi). Panji Tohjaya merupakan anak hasil pernikahan Ken Arok dengan Ken Umang. Penikaman keris Empu Gandring dilakukan Tohjaya di saat Raja Anusapati asyik menyabung ayam.
Dari Wisnuwardhana yang menikah dengan permaisuri Waning Hyun kelak lahir Kertanegara, raja terakhir Singasari yang melahirkan konsep penyatuan kerajaan nusantara. Kertanegara juga mertua Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Di era Raja Wisnuwardhana, dibangun pelabuhan di kawasan Sungai Brantas. Lokasinya tidak jauh dari wilayah Mojokerto. Pelabuhan tersebut terkenal bernama Canggu. Wisnuwardhana mangkat pada 1192 Saka atau 1270 Masehi.
"Di Mleri Blitar dicandikan dengan lambang arca Siwa dan di Candi Jago Malang berlambang arca Budha," terang Sunarni yang merupakan juru pelihara Candi Mleri yang ketiga. Dalam ruangan itu ada dua makam, yakni makam Raja Wisnuwardhana dan selirnya.
(sms)