Anggota DPRD Sinjai Anggap Penggunaan Islamic Centre Dipaksakan
loading...
A
A
A
SINJAI - Anggota DPRD Kabupaten Sinjai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Islamic Centre Sinjai, Senin (18/5/2020).
Wakil Ketua II DPRD Sinjai, Andi Mappahakkang, yang ditemani dua anggota dewan lainnya menemukan sejumlah spesifikasi yang dianggap tak sesuai. Contohnya, batu alam yang melapisi tiang dan plafon yang ambruk di sepanjang teras bangunan.
"Kondisi bangunan Islamic Centre yang diwacanakan akan menjadi pusat kajian Islam di Kabupaten Sinjai sangat memprihatinkan. Plafonnya banyak yang ambruk, balum lagi batu keramik yang menempel di tiang, cara pemasangannya sangat asal. Sangat disayangkan, karena ini adalah rumah ibadah, dan setahu saya kontraktornya sudah mengetahui struktur geografi Sinjai, karena kontraktornyakan orang lokal ji juga," ungkapnya.
Lebih jauh ia menerangkan, bahwa fakta-fakta yang ditemukan di Islamic Centre itu baru sejauh pandangan mata, belum dibuka secara detail ke dalam bangunan.
"Mungkin kalau detail bisa didapati beberapa spek yang tak sesuai tender, Islamic Centre ini seolah dipaksakan untuk digunakan tanpa memikirkan keselamatan," ujarnya.
Menurutnya, dengan nilai proyek sebesar lebih dari Rp6 miliar lebih, sangat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan.
"Ini sudah jelas, perencanaan yang tidak beres, pihak-pihak yang terlibat harus dipanggil," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kontraktor Islamic Centre Sinjai, Muhtar BJ menjelaskan, ada banyak alasan yang membuat plafon Islamic Centre Sinjai ambruk. Salah satunya cuaca.
"Saya klarifikasi, agak sulit dihindari untuk tidak jatuh, selain kena angin, juga kena tempasan hujan karena terbawa angin kencang, mengingat tempat masjid di atas berada di ketinggian sehingga rentan kena angin kencang, apalagi posisi pekerjaaan plafon pada bagian selasar terbuka untuk kena angin dan berisiko jatuh. Saya tidak bermaksud membela diri. Tidak adaji niat mau kerja asal-asalan di sini (Islamic Centre) tapi kalau alam berkehendak, apa saja bisa dirobohkan," tulis Muhtar Bj.
Diketahui, Islamic Centre Sinjai difungsikan kegunaannya padaawal tahun 2020.
Saat itu, Andi Seto selaku bupati mengemukakan, pembangunan Islamic Centre merupakan visi dan program pemerintah kabupaten dalam pengembangan syiar Islam di Kabupaten Sinjai.
"Saya cukup puas juga, karena sudah bisa menyelesaikan separuh pembangunan masjid Islamic Center ini," ungkapnya sesudah melaksanakan salat Jumat berjamaah bersama masyarakat pada 3 Januari 2020 lalu.
Seto menabahkan, meski belum sepenuhnya rampung 100 persen, namun dirinya memastikan menuntaskan pembangunan Islamic Centre dalam kurun waktu lima tahun ke depan, atau selama kepemimpinnya di Kabupaten Sinjai.
Wakil Ketua II DPRD Sinjai, Andi Mappahakkang, yang ditemani dua anggota dewan lainnya menemukan sejumlah spesifikasi yang dianggap tak sesuai. Contohnya, batu alam yang melapisi tiang dan plafon yang ambruk di sepanjang teras bangunan.
"Kondisi bangunan Islamic Centre yang diwacanakan akan menjadi pusat kajian Islam di Kabupaten Sinjai sangat memprihatinkan. Plafonnya banyak yang ambruk, balum lagi batu keramik yang menempel di tiang, cara pemasangannya sangat asal. Sangat disayangkan, karena ini adalah rumah ibadah, dan setahu saya kontraktornya sudah mengetahui struktur geografi Sinjai, karena kontraktornyakan orang lokal ji juga," ungkapnya.
Lebih jauh ia menerangkan, bahwa fakta-fakta yang ditemukan di Islamic Centre itu baru sejauh pandangan mata, belum dibuka secara detail ke dalam bangunan.
"Mungkin kalau detail bisa didapati beberapa spek yang tak sesuai tender, Islamic Centre ini seolah dipaksakan untuk digunakan tanpa memikirkan keselamatan," ujarnya.
Menurutnya, dengan nilai proyek sebesar lebih dari Rp6 miliar lebih, sangat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan.
"Ini sudah jelas, perencanaan yang tidak beres, pihak-pihak yang terlibat harus dipanggil," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kontraktor Islamic Centre Sinjai, Muhtar BJ menjelaskan, ada banyak alasan yang membuat plafon Islamic Centre Sinjai ambruk. Salah satunya cuaca.
"Saya klarifikasi, agak sulit dihindari untuk tidak jatuh, selain kena angin, juga kena tempasan hujan karena terbawa angin kencang, mengingat tempat masjid di atas berada di ketinggian sehingga rentan kena angin kencang, apalagi posisi pekerjaaan plafon pada bagian selasar terbuka untuk kena angin dan berisiko jatuh. Saya tidak bermaksud membela diri. Tidak adaji niat mau kerja asal-asalan di sini (Islamic Centre) tapi kalau alam berkehendak, apa saja bisa dirobohkan," tulis Muhtar Bj.
Diketahui, Islamic Centre Sinjai difungsikan kegunaannya padaawal tahun 2020.
Saat itu, Andi Seto selaku bupati mengemukakan, pembangunan Islamic Centre merupakan visi dan program pemerintah kabupaten dalam pengembangan syiar Islam di Kabupaten Sinjai.
"Saya cukup puas juga, karena sudah bisa menyelesaikan separuh pembangunan masjid Islamic Center ini," ungkapnya sesudah melaksanakan salat Jumat berjamaah bersama masyarakat pada 3 Januari 2020 lalu.
Seto menabahkan, meski belum sepenuhnya rampung 100 persen, namun dirinya memastikan menuntaskan pembangunan Islamic Centre dalam kurun waktu lima tahun ke depan, atau selama kepemimpinnya di Kabupaten Sinjai.
(luq)