Blitar Gempar, Pengusaha Nekat Jual Cafe dan Resto dengan Bonus Istri
loading...
A
A
A
Kata Susan yang terpenting setia, bisa menerima kekurangannya serta bertanggung jawab. Karenanya jika calon suami dambaan tersebut benar benar datang, dirinya akan mengikuti apa yang diinginkan sang imam. Apakah tetap meneruskan usaha, atau di rumah saja sebagai ibu rumah tangga, ia akan patuh.
Susan juga menegaskan tidak sedang berburu sensasi. Kendati demikian juga tidak akan ambil pusing jika ada yang menudingnya hanya mencari sensasi. "Sebagai istri saya akan manut mas bojo (suami). Enakan manut (patuh)," kata Susan. Kendati demikian, meski embel embel bonus istri itu tidak main main, Susan juga tidak menolak jika ada penawar yang hanya tertarik pada aset usahanya.
Usaha cafe dan resto yang bernama Campuz Cafe tersebut berada di atas tanah seluas 750 meter persegi. Sertifikat tanah tersebut atas namanya sendiri. Lokasi cafe cukup strategis. Yakni berada di pinggir jalan raya jurusan Blitar-Malang. Dengan RSUD Ngudi Waluyo hanya berjarak sekitar 500 meter. Dengan Pasar Besar Wlingi hanya sekitar 300 meter. Sekitar 20 meter dari cafe adalah kompleks perumahan.
Susan mengklaim usaha cafe restonya adalah yang terbesar dan teramai di wilayah Kecamatan Wlingi. Sebelum pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, omzet penjualanya mencapai Rp5-6 juta per hari. Saat pelaksanaan PPKM omzetnya turun drastis menjadi Rp2-3 juta. Pegawai cafenya yang semula 12 orang, menyusut menjadi 6 orang.
Menurut Susan, harga Rp2,9 miliar yang ia tawarkan bersifat fleksibel. Harga tersebut bisa dinegoisasikan. Melalui jaringan pertemanan, kata dia belum lama ini sudah ada yang menawar Rp2,5 miliar. Hingga saat ini proses negosiasi masih berjalan. "Intinya jika ada yang hanya ingin membeli aset cafe tanpa mengambil bonusnya juga tidak apa apa," pungkas Susan.
Susan juga menegaskan tidak sedang berburu sensasi. Kendati demikian juga tidak akan ambil pusing jika ada yang menudingnya hanya mencari sensasi. "Sebagai istri saya akan manut mas bojo (suami). Enakan manut (patuh)," kata Susan. Kendati demikian, meski embel embel bonus istri itu tidak main main, Susan juga tidak menolak jika ada penawar yang hanya tertarik pada aset usahanya.
Usaha cafe dan resto yang bernama Campuz Cafe tersebut berada di atas tanah seluas 750 meter persegi. Sertifikat tanah tersebut atas namanya sendiri. Lokasi cafe cukup strategis. Yakni berada di pinggir jalan raya jurusan Blitar-Malang. Dengan RSUD Ngudi Waluyo hanya berjarak sekitar 500 meter. Dengan Pasar Besar Wlingi hanya sekitar 300 meter. Sekitar 20 meter dari cafe adalah kompleks perumahan.
Susan mengklaim usaha cafe restonya adalah yang terbesar dan teramai di wilayah Kecamatan Wlingi. Sebelum pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, omzet penjualanya mencapai Rp5-6 juta per hari. Saat pelaksanaan PPKM omzetnya turun drastis menjadi Rp2-3 juta. Pegawai cafenya yang semula 12 orang, menyusut menjadi 6 orang.
Menurut Susan, harga Rp2,9 miliar yang ia tawarkan bersifat fleksibel. Harga tersebut bisa dinegoisasikan. Melalui jaringan pertemanan, kata dia belum lama ini sudah ada yang menawar Rp2,5 miliar. Hingga saat ini proses negosiasi masih berjalan. "Intinya jika ada yang hanya ingin membeli aset cafe tanpa mengambil bonusnya juga tidak apa apa," pungkas Susan.
(shf)