Owner Akademi Trading Bali Diduga Catut Nama Dosen UI untuk Rekrut Calon Trader
loading...
A
A
A
DENPASAR - Perseteruan dugaan kasus penipuan antara owner akademi IndoTrader Bali, Anak Agung Gede Mahendra dengan siswanya, Nobel Briano Luan, berlanjut. Kali ini, Luan menduga Mahendra mencatut nama dosen Universitas Indonesia (UI) untuk merekrut calon trader.
"Kami punya bukti itu dan menjadi salah satu bukti laporan di polisi," kata Ida Bagus Surya Prabhawa, pengacara Luan di Denpasar, Sabtu (6/1/2021).
Dia memaparkan, dalam mengikuti paket kelas trading seharga Rp45 juta, kliennya dijanjikan pengajar dosen bergelar doktor dari UI. Namun hingga paket kelas selesai, hal itu tidak terealisasi.
Belakangan diketahui, doktor dari UI yang dijanjikan ternyata bukan merupakan tim dari pengajar IndoTrader yang dikelola Mahendra. Padahal, dalam proposal paket kelas, ada foto dan nama dari dosen UI bergelar doktor.
Surya mengungkapkan, Nobel dan orangtuanya sudah bertemu langsung dengan doktor dari UI yang dimaksud. "Dari yang bersangkutan mengatakan tidak pernah membuat kesepakatan apapun dengan Mahendra sebagai tim dari IndoTrader," paparnya.
Menurut Surya, Mahendra sengaja memasang foto dan nama dosen UI tersebut hanya untuk meyakinkan orang lain bahwa akademi trader yang dikelola kredibel. "Jadi itu hanya trik untuk bisa merekrut calon trader agar tertarik seperti klien kami. Ini jelas penipuan dan pembohongan publik," imbuh Surya.
Menanggapi itu, Mahendra yang dikonfirmasi terpisah mengatakan anggota IndoTrader ada yang dari dosen UI bergelar master hingga doktor. "Ada dua dengan disiplin ilmu yang berbeda," katanya.
Seperti diberitakan, Nobel melaporkan Mahendra atas dugaan penipuan sebesar Rp45 juta. Laporan itu kini masih ditangani Sat Reskrim Polresta Denpasar. "Nanti perkembangannya saya tanyakan ke Reskrim," kata Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi.
"Kami punya bukti itu dan menjadi salah satu bukti laporan di polisi," kata Ida Bagus Surya Prabhawa, pengacara Luan di Denpasar, Sabtu (6/1/2021).
Dia memaparkan, dalam mengikuti paket kelas trading seharga Rp45 juta, kliennya dijanjikan pengajar dosen bergelar doktor dari UI. Namun hingga paket kelas selesai, hal itu tidak terealisasi.
Belakangan diketahui, doktor dari UI yang dijanjikan ternyata bukan merupakan tim dari pengajar IndoTrader yang dikelola Mahendra. Padahal, dalam proposal paket kelas, ada foto dan nama dari dosen UI bergelar doktor.
Surya mengungkapkan, Nobel dan orangtuanya sudah bertemu langsung dengan doktor dari UI yang dimaksud. "Dari yang bersangkutan mengatakan tidak pernah membuat kesepakatan apapun dengan Mahendra sebagai tim dari IndoTrader," paparnya.
Menurut Surya, Mahendra sengaja memasang foto dan nama dosen UI tersebut hanya untuk meyakinkan orang lain bahwa akademi trader yang dikelola kredibel. "Jadi itu hanya trik untuk bisa merekrut calon trader agar tertarik seperti klien kami. Ini jelas penipuan dan pembohongan publik," imbuh Surya.
Menanggapi itu, Mahendra yang dikonfirmasi terpisah mengatakan anggota IndoTrader ada yang dari dosen UI bergelar master hingga doktor. "Ada dua dengan disiplin ilmu yang berbeda," katanya.
Seperti diberitakan, Nobel melaporkan Mahendra atas dugaan penipuan sebesar Rp45 juta. Laporan itu kini masih ditangani Sat Reskrim Polresta Denpasar. "Nanti perkembangannya saya tanyakan ke Reskrim," kata Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi.
(don)