Keren, Sekam Padi yang Selama Ini Terbuang Ternyata Bisa Jadi Sumber Listrik

Sabtu, 06 Februari 2021 - 03:35 WIB
loading...
Keren, Sekam Padi yang Selama Ini Terbuang Ternyata Bisa Jadi Sumber Listrik
Tim Antasena Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba memanfaatkan energi terbarukan, berupa sekam padi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Foto/ist.
A A A
SURABAYA - Permintaan kebutuhan energi di Indonesia tiap tahunnya terus meningkat. Sayangnya, kebanyakan sumber energi di Indonesia masih memanfaatkan energi fosil yang tidak terbarukan.



Para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Antasena Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba memanfaatkan energi terbarukan berupa sekam padi untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, khususnya energi listrik.

Tim mahasiswa ini beranggotakan Ibrahim Fatahillah Hizbul Islam (Teknik Material dan Metalurgi 2018), Ahmad Fahmi Prakoso (Teknik Material dan Metalurgi 2018), Mikael S K Raditya Dwiatmaka (Teknik Kimia 2019), Muhammad Wildan Abyan (Teknik Material dan Metalurgi 2019), dan Deden Eko Wiyono (Teknik Kimia Industri 2019) berhasil membuat Antasena Biohidrogen Electric Generator. Alat tersebut bertujuan memproduksi gas hidrogen dengan fermentasi biomassa.



Ibrahim Fatahillah Hizbul Islam, ketua tim tersebut menuturkan, biomassa yang digunakan berasal dari sekam padi. Sekam padi dipilih lantaran Indonesia adalah negara agraris dengan produksi padi yang melimpah, dan tentunya menghasilkan sekam padi yang juga melimpah. "Kami memanfaatkan peluang yang ada untuk menjadikan sumber energi terbarukan ," kata Fatah.



Ia melanjutkan, sekam padi pada awalnya diolah menggunakan NaOH guna mendegradasi lignin dan alat penggiling guna memperluas permukaan kontak pada sekam padi. Kemudian sekam padi dihidrolisis menggunakan dua mikroorganisme yaitu Trichoderma reesei dan Aspergillus niger. Hal ini berguna untuk mengonversi kandungan selulosa pada sekam padi agar menjadi glukosa.

Sekam padi hasil pengolahan awal, katanya, difermentasikan menggunakan bakteri anaerob yaitu Clostridium Butyricum. Bakteri tersebut dipilih karena memiliki kemampuan untuk memproduksi hidrogen. "Gas hidrogen ini kemudian diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan fuel cell," jelasnya.



Alumnus SMA Negeri 12 Surabaya ini menambahkan, alat tersebut dibuat guna menjawab permintaan energi di Indonesia yang akan melejit beberapa tahun lagi. Mereka memprediksi sekitar 29 persen penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) akan terjadi pada 2050. "Berdasarkan angka tersebut, sudah seharusnya Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan," ungkapnya.

Fatah melanjutkan, Antasena Biohidrogen Electric Generator ini juga dapat menjadi sebuah investasi yang akan menguntungkan dari segi ekonomi. Berdasarkan analisa yang mereka lakukan, alat ini memiliki nilai pendapatan yang sama besar dengan modal yang dikeluarkan. "Hal ini membuat tidak adanya kerugian atau keuntungan selama dua tahun, sembilan bulan, 20 hari dalam penggunaannya," ujarnya.



Mahasiswa angkatan 2018 ini menuturkan, gas hidrogen yang dapat dihasilkan oleh Antasena Biohidrogen Electric Generator mencapai 5,72 liter setiap jam. Gas hidrogen tersebut dapat dikonversikan ke energi listrik dengan fuel cell. Berdasarkan hal tersebut, alat ini diasumsikan dapat memenuhi kebutuhan listrik dari 16 rumah dengan kapasitas listrik setiap rumah 500 Watt. "Masyarakat menjadi lebih untung sebesar 87 persen dibanding menggunakan listrik biasa," jelasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)