Hari Ini Mulai Dilakukan Lockdwon, Bisnis Hotel di Lembang Terjun Bebas
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Industri perhotelan di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dipastikan akan semakin terjun bebas jika kebijakan penutupan akhir pekan benar-benar diberlakukan di Jawa Barat.
Penyebabnya, pangsa pasar tamu hotel yang menginap di kawasan Lembang adalah di saat akhir pekan . Ini dikarenakan banyak wisatawan yang berkunjung ke berbagai obyek wisata di Lembang, dan menginap.
"Kalau itu benar-benar diterapkan, bisnis hotel akan semakin terjun bebas. Sekarang saja tidak ada lockdown akhir pekan yang menginap sepi, apalagi kalau diterapkan," kata General Manager, Augusta Hotel Lembang, Dian Darmawan.
Dian mengatakan, dimasa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tamu yang datang ke hotel bisa dihitung. Kondisi itu terjadi baik saat hari libur maupun hari kerja, bahkan sudah dirasakan dari semenjak libur Natal dan Tahun Baru.
Menurutnya, adanya kebijakan rapid test-PCR dan rapid test antigen sebelumnya, bagi setiap orang yang hendak berpergian lintas daerah juga sangat berimbas. Angka okupansi kamar hotel dan kunjungan ke tempat-tempat wisata sepi . Sebab hal itu semakin membebani pengeluran keuangan di masyarakat.
"Bukan hanya soal kesehatan, kondisi ekonomi masyarakat juga sedang 'sakit' makanya banyak orang yang menunda untuk berpergian ke luar daerah, menginap di hotel, wisata, karena biaya yang dikeluarkan semakin besar," terangnya.
Dirinya mengakui, ketika banyak orang yang mengurungkan niatnya melakukan perjalanan luar daerah , berlibur, dan menginap di hotel, tentunya bagus dalam hal menekan penyebaran COVID-19 . Namun bagi pelaku usaha perhotelan dan wiaata itu kebalikannya, karena roda perekonomian menjadi terhenti.
"Kita akan liat semoga saja kebijakan itu efektif menekan penyebaran COVID-19 , walau tidak menguntungkan bagi pelaku usaha hotel. Tapi semoga saja saat weekday tidak dilakukan lockdown juga," pungkasnya.
Penyebabnya, pangsa pasar tamu hotel yang menginap di kawasan Lembang adalah di saat akhir pekan . Ini dikarenakan banyak wisatawan yang berkunjung ke berbagai obyek wisata di Lembang, dan menginap.
"Kalau itu benar-benar diterapkan, bisnis hotel akan semakin terjun bebas. Sekarang saja tidak ada lockdown akhir pekan yang menginap sepi, apalagi kalau diterapkan," kata General Manager, Augusta Hotel Lembang, Dian Darmawan.
Dian mengatakan, dimasa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tamu yang datang ke hotel bisa dihitung. Kondisi itu terjadi baik saat hari libur maupun hari kerja, bahkan sudah dirasakan dari semenjak libur Natal dan Tahun Baru.
Menurutnya, adanya kebijakan rapid test-PCR dan rapid test antigen sebelumnya, bagi setiap orang yang hendak berpergian lintas daerah juga sangat berimbas. Angka okupansi kamar hotel dan kunjungan ke tempat-tempat wisata sepi . Sebab hal itu semakin membebani pengeluran keuangan di masyarakat.
"Bukan hanya soal kesehatan, kondisi ekonomi masyarakat juga sedang 'sakit' makanya banyak orang yang menunda untuk berpergian ke luar daerah, menginap di hotel, wisata, karena biaya yang dikeluarkan semakin besar," terangnya.
Dirinya mengakui, ketika banyak orang yang mengurungkan niatnya melakukan perjalanan luar daerah , berlibur, dan menginap di hotel, tentunya bagus dalam hal menekan penyebaran COVID-19 . Namun bagi pelaku usaha perhotelan dan wiaata itu kebalikannya, karena roda perekonomian menjadi terhenti.
"Kita akan liat semoga saja kebijakan itu efektif menekan penyebaran COVID-19 , walau tidak menguntungkan bagi pelaku usaha hotel. Tapi semoga saja saat weekday tidak dilakukan lockdown juga," pungkasnya.
(eyt)