Astaga, 2.800 Kg Sampah Plastik Terkumpul dari Pantai Liang Pulau Bunaken

Minggu, 31 Januari 2021 - 18:55 WIB
loading...
Astaga, 2.800 Kg Sampah Plastik Terkumpul dari Pantai Liang Pulau Bunaken
Perahu menurunkan sampah yang dikumpulkan dari Pantai Liang, Pulau Bunaken, Manado, Sulawesi Utara. Foto/Okezone/Subhan Sabu
A A A
MANADO - Sebanyak 425 karung sampah dengan berat sekitar 2.800 kg diangkat dari Pantai Liang, Pulau Bunaken , Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Sampah yang terkumpul yang sebagian besar berupa botol plastik itu diangkut bertahap dengan perahu ke daratan lalu dibawa ke TPA Kota Manado.


Kepala Resort Bunaken, Frans Motto mengaku prihatin dengan tradisi tahunan saat cuaca ekstrim melanda Sulawesi Utara (Sulut) menjelang akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021, di mana perairan Bunaken banyak mendapatkan kiriman sampah.



"Kami dengan Pemerintah Kecamatan Bunaken Kepulauan terus berusaha dan bekerja keras untuk menangani sampah yang masuk kawasan perairan Bunaken," kata Frans Motto, Minggu (31/1/2021).
Astaga, 2.800 Kg Sampah Plastik Terkumpul dari Pantai Liang Pulau Bunaken

Dia mengaku bersyukur tim Balai Taman Nasional Bunaken bersama-sama dengan Pemerintah Kota Manado dalam hal ini Kecamatan Bunaken dibantu dengan masyarakat, pemerhati lingkungan dari dive guide, pedagang cinderamata membatu upaya penanganan sampah ini.

Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Genman Hasibuan mengatakan Pulau Bunaken itu unik, pulau yang menyerupai huruf U menjadi maskot pariwisata selam Sulut dan bahkan dunia. "Selama masa pandemi dalam upaya tetap melestarikan terumbu karang pembersihan sampah di perairan dan daratan tetap kami lakukan," kata Genman.

Dia juga menyampaikan bahwa koordinasi dan kerjasama lintas sektor khususnya masyarakat dan Pemerintah Daerah terus dilakukan dalam upaya penanganan sampah yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bunaken.

Secara ekologi menurutnya, sampah plastik yang menutupi terumbu karang dapat mati karena tidak mendapatkan sinar matahari. Sangat disayangkan bila pertumbuhan karang yang lambat antara 1-10 mm per tahun sebagai penyedia jasa lingkungan terhambat karena sampah.

"Tahun 2020 lalu kami mengajak instruktur berpengalaman dari Bank Sampah CELSS Minahasa Utara melakukan pelatihan kepada masyarakat penyangga kawasan Taman Nasional untuk mengolah sampah yang umumnya plastik menjadi sesuatu yang bernilai. Dengan begitu sampah yang telah dibersihkan dan digunakan kembali (reuse) menjadi beraneka macam produk," tuturnya

Diharapkan dengan penanganan yang baik dari hulu sampai ke hilir dapat meminimalisir masuknya sampah dalam kawasan. "Kami akan tetap terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk mengatasi masalah ini," ujar Genman.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1739 seconds (0.1#10.140)