Selama 2 Minggu, 12.000 Nakes di Kota Bandung Belum Divaksinasi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sekitar 12.200 dari 23.000 tenaga kesehatan (Nakes) di Kota Bandung hingga kini belum menerima vaksinasi COVID-19. Padahal, program vaksinasi telah berjalan lebih dari dua minggu, sejak dimulai 14 Januari 2021 lalu.
Sementara, vaksin COVID-19 dosis kedua juga sudah mulai disuntikan kepada para penerima yang telah melewati rentang 2 minggu dari penyuntikan pertama.
Menurut Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, sesuai dengan target awal penerima vaksin COVID-19 tahap I ada sekitar 23.000 penerima nakes.
Saat ini, progres penyuntikan vaksin di Kota Bandung telah mencapai sebanyak 10.807 orang. “Jika kita melihat angka persentase capaiannya, progress vaksinasi di Kota Bandung ini sudah sebesar 46.60 persen,” ucap Ema.
Menurut dia, beberapa kendala yang dihadapi adalah perubahan sistem yang dibuat pemerintah pusat. Sehingga vaksinasi cenderung lambat pada awal vaksinasi. Namun, saat ini jumah penerima vaksin akan terus bertambah bertambah setiap harinya.
“Kami sangat memahami bahwa proses vaksinasi tahap I ini tidak akan mencapai target 100%, karena pada saat perjalanannya masih ada yang tidak lolos screening. Sehingga tidak dapat divaksin,” jelas Ema.
Pemkot Bandung, kata dia, akan terus memperbaiki dari segi sistem hingga skema pelaksanaanya. Sehingga pihaknya optimistis akan selesai sesuai target April 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanegara mengatakan, Kota Bandung kini sedang mengakselerasi proses vaksinasi Covid-19 tahap I.
Baca juga: Terdakwa Penipuan Investasi Biro Travel Umrah Divonis 1 Tahun 3 Bulan Penjara
“Dengan adanya perubahan kebijakan dari Pusat bahwa tidak perlu menunggu e-tiket, sepanjang penerima tersebut terdaftar di sistem Pcare di fasilitas kesehatannya maka bisa langsung disuntik,” jelasnya.
Ahyani menjelaskan, kini setiap penerima vaksin tidak perlu menunggu e-tiket atau SMS blast. Calon penerima cukup dengan memastikan terdaftar pada Pcare. Sehingga pihaknya dapat memastikan setiap penerima vaksin mendapatkan dua kali dosis lengkap sesuai ketentuan.
Baca juga: Dari Elite Jadi Petani, Setya Novanto hingga Dada Rosada Panen Raya Padi di Lapas Sukamiskin
Termasuk juga melihat kesesuaian antara penerima vaksin tersebut dengan alokasi vaksin yang diberikan kepada fasilitas kesehatan.
“Kita akan evaluasi sistem percepatan ini di tanggal 31 Januari 2021 agar dapat mengetahui skema mana yg lebih efektif. Tujuannya agar proses penyuntikan sesuai dengan target yang ada maksimal hingga April 2021,” ucap Ahyani.
Sementara, vaksin COVID-19 dosis kedua juga sudah mulai disuntikan kepada para penerima yang telah melewati rentang 2 minggu dari penyuntikan pertama.
Menurut Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, sesuai dengan target awal penerima vaksin COVID-19 tahap I ada sekitar 23.000 penerima nakes.
Saat ini, progres penyuntikan vaksin di Kota Bandung telah mencapai sebanyak 10.807 orang. “Jika kita melihat angka persentase capaiannya, progress vaksinasi di Kota Bandung ini sudah sebesar 46.60 persen,” ucap Ema.
Menurut dia, beberapa kendala yang dihadapi adalah perubahan sistem yang dibuat pemerintah pusat. Sehingga vaksinasi cenderung lambat pada awal vaksinasi. Namun, saat ini jumah penerima vaksin akan terus bertambah bertambah setiap harinya.
“Kami sangat memahami bahwa proses vaksinasi tahap I ini tidak akan mencapai target 100%, karena pada saat perjalanannya masih ada yang tidak lolos screening. Sehingga tidak dapat divaksin,” jelas Ema.
Pemkot Bandung, kata dia, akan terus memperbaiki dari segi sistem hingga skema pelaksanaanya. Sehingga pihaknya optimistis akan selesai sesuai target April 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanegara mengatakan, Kota Bandung kini sedang mengakselerasi proses vaksinasi Covid-19 tahap I.
Baca juga: Terdakwa Penipuan Investasi Biro Travel Umrah Divonis 1 Tahun 3 Bulan Penjara
“Dengan adanya perubahan kebijakan dari Pusat bahwa tidak perlu menunggu e-tiket, sepanjang penerima tersebut terdaftar di sistem Pcare di fasilitas kesehatannya maka bisa langsung disuntik,” jelasnya.
Ahyani menjelaskan, kini setiap penerima vaksin tidak perlu menunggu e-tiket atau SMS blast. Calon penerima cukup dengan memastikan terdaftar pada Pcare. Sehingga pihaknya dapat memastikan setiap penerima vaksin mendapatkan dua kali dosis lengkap sesuai ketentuan.
Baca juga: Dari Elite Jadi Petani, Setya Novanto hingga Dada Rosada Panen Raya Padi di Lapas Sukamiskin
Termasuk juga melihat kesesuaian antara penerima vaksin tersebut dengan alokasi vaksin yang diberikan kepada fasilitas kesehatan.
“Kita akan evaluasi sistem percepatan ini di tanggal 31 Januari 2021 agar dapat mengetahui skema mana yg lebih efektif. Tujuannya agar proses penyuntikan sesuai dengan target yang ada maksimal hingga April 2021,” ucap Ahyani.
(boy)