Ambroncius Nababan Tersangka Rasisme, Ini Harapan Akademisi Uncen Papua

Selasa, 26 Januari 2021 - 20:37 WIB
loading...
A A A
Waktu berlalu, Lincoln kemudian menjadi presiden Amerika Serikat pada bulan Maret 1861. Di antara kritikus utamanya, terdapat Edwin M Stanton, pengacara yang pernah menghinanya dan melukai hatinya begitu dalam. Namun Lincoln mengangkatnya di posisi penting sebagai sekretaris perang. Ia tidak pernah lupa bahwa Stanton adalah pengacara berotak cerdas, yang amat dibutuhkan negaranya.

Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata bahwa Lincoln merupakan mutiara milik peradaban. "Hanya seseorang yang berkarakter dan mau memaafkan seperti Lincoln, dapat bangkit dan berhasil di atas penghinaan! Maka, jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak. Pilih untuk tetap berbuat baik dan belajarlah memafkan. Jadikan “sampah” sebagai “pupuk” atau “bahan bakar” untuk maju, baik di lingkungan keluarga, kerja, atau tempat tinggal kita," ucap Marinus.

Dirinya kembali meminta Natalius Pigai memberikan pengampunan kepada Ambroncius Nababan. Karena dengan pengampunan maka akan membuat Natalius menjadi sosok orang asli Papua yang sangat disegani seperti Abraham Lincoln.

"Kawan Natalius Pigai yang saya sayangi, ketika kawan mengampuni Ambrosius Nababan dan mencabut laporan polisi, Kawan Natalius Pigai akan tercatat sebagai mutiara milik peradaban orang Papua dan Negara Indonesia," pungkasnya.

Semua pihak berharap, kasus rasial yang menimpa Natalius bisa diselesaikan secara hukum dengan baik. Karena dampak dari itu sangat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat di Tanah Papua.
(shf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1810 seconds (0.1#10.140)