Terus Bertambah, Pasien Corona di Tasikmalaya Jadi 25 Orang
loading...
A
A
A
TASIKMALAYA - Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menyampaikan data terbaru kasus positif corona di Kota Tasikmalaya menjadi 25 orang. Setelah sehari sebelumnya 21 orang, kini Jumat, 17 April 2020 menjadi 25 orang.
Menurut Budi, dalam tiga hari terjadi peningkatan tajam yang rata-rata perharinya ada empat sampai lima kasus positif corona. Hal tersebut karena Pemerintah Kota Tasikmalaya terus menelusuri dengan siapa pasein positif sebelumnya ada kontak erat. "Hasilnya seperti ini, bahkan bisa terus bertambah," kata Budi.
Budi pun mengakui tak mudah memutus mata rantai penularan corona karena keterbatasan jumlah tenaga medis, ruang isolasi yang tidak terpusat dalam satu tempat serta masih rendahnya kedisiplinan masyarakat.
"Kendala terbesarnya itu. Kedisiplinan masyarakat masih lemah. Sebesar apapun pemerintah memutus rantai penularan, akan sia-sia kalau masyarakat masih begitu," ujarnya.
Budi juga mencontohkan kerap menemukan sejumlah orang masih tak memakai masker serta berkerumun. Padahal telah diingatkan bahkan diberi masker gratis.
Dilain pihak Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kebutuhan tenaga medis sangat menentukan. Dari sekira 1600 an antara doktet dan perawat tidak semuanya fokus menangani covid 19.
"Menangani pasein lain juga ada. Karena pelayanan selain ke covid juga harus tetap jalan. Nah memenuhi kekurangan medis tadi, kami bentuk relawan-relawan dari mahasiswa bidang kesehatan," tuturnya.
Bertambahnya kasus positif corona ini, kata Uus, karena Pemerintah terus merapid tes warganya yang sampai saat ini telah 1600 orang diperiksa.
Menurut Budi, dalam tiga hari terjadi peningkatan tajam yang rata-rata perharinya ada empat sampai lima kasus positif corona. Hal tersebut karena Pemerintah Kota Tasikmalaya terus menelusuri dengan siapa pasein positif sebelumnya ada kontak erat. "Hasilnya seperti ini, bahkan bisa terus bertambah," kata Budi.
Budi pun mengakui tak mudah memutus mata rantai penularan corona karena keterbatasan jumlah tenaga medis, ruang isolasi yang tidak terpusat dalam satu tempat serta masih rendahnya kedisiplinan masyarakat.
"Kendala terbesarnya itu. Kedisiplinan masyarakat masih lemah. Sebesar apapun pemerintah memutus rantai penularan, akan sia-sia kalau masyarakat masih begitu," ujarnya.
Budi juga mencontohkan kerap menemukan sejumlah orang masih tak memakai masker serta berkerumun. Padahal telah diingatkan bahkan diberi masker gratis.
Dilain pihak Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kebutuhan tenaga medis sangat menentukan. Dari sekira 1600 an antara doktet dan perawat tidak semuanya fokus menangani covid 19.
"Menangani pasein lain juga ada. Karena pelayanan selain ke covid juga harus tetap jalan. Nah memenuhi kekurangan medis tadi, kami bentuk relawan-relawan dari mahasiswa bidang kesehatan," tuturnya.
Bertambahnya kasus positif corona ini, kata Uus, karena Pemerintah terus merapid tes warganya yang sampai saat ini telah 1600 orang diperiksa.
(nag)