Pj Wali Kota Makassar Cari Solusi Tangani Banjir di Manggala
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Ancaman banjir selalu mengintai warga di wilayah Perumnas Antang Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Hampir tiap tahun kawasan itu terendam banjir saat diguyur hujan deras. Tiap tahun pula, warga sekitar terpaksa harus mengungsi.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar jangan hanya berdiam diri. Dibutuhkan solusi konkret dari pemerintah untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut. Pemkot Makassar bersama Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) harus saling koordinasi.
Pj Wali Kota Makassar , Rudy Djamaluddin turun meninjau langsung lokasi banjir di wilayah Kecamatan Manggala, Rabu (20/1/2021). Kata dia, berdasarkan hasil survei, terdapat kantong air di belakang pemukiman warga yang agak rendah sehingga sulit mengalir ke Kolam Regulasi Nipa-Nipa.
Menurut dia, salah satu solusi yang kemungkinan bisa diambil yakni membuat tanggul sehingga ketika air sungai meluap tidak masuk ke pemukiman warga. Termasuk pelebaran muara sungai.
"Mudah-mudahan ini bisa memberikan dampak signifikan terkait dengan tingkat banjir yang terjadi disini. Tapi itu masih dikaji oleh teman-teman Dinas PU dengan melibatkan tim ahli untuk bisa menghadirkan solusi yang komprehensif," kata Rudy.
Sebelum meninjau lokasi banjir , Rudy bersama stakeholder terkait juga telah menggelar rapat perihal penanganan bencana banjir di wilayah tersebut. Apalagi bencana ini sudah tiap tahun dialami warga sekitar sehingga kehadiran pemerintah bisa memberikan solusi untuk mengantisipasi banjir yang lebih besar.
"Dinas PU dan pihak kecamatan sudah memaparkan konsep yang telah dirancang, itu akan kami maksimalkan," ujar dia.
Untuk saat ini, lanjut dia, pihaknya meminta kepada pemerintah kecamatan untuk selalu mengingatkan warga terhadap antisipasi bencana banjir . Terlebih BMKG telah memprediksi hujan deras akan terus mengguyur Kota Makassar hingga Februari nanti.
Karena itu, titik-titik pengungsian perlu diantisipasi sejak dini. Selain posko, tenaga kesehatan juga diminta turun mengecek kesehatan korban banjir . Sebab menurut dia, di tengah kondisi pandemi saat ini pengungsi rentan terpapar Covid-19.
"Terus edukasi warga tentang protokol kesehatan, karena dalam kondisi apapun penting untuk menjaga kesehatan," ungkap dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kota Makassar mencatat ada 125 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir . Dari jumlah itu, sedikitnya ada 500 rumah yang terendam sejak diguyur hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir.
Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Rusli mengatakan korban banjir diungsikan ke sejumlah posko. Ada yang di masjid, ada pula yang ke rumah kerabat hingga tetangga. Sejumlah bantuan pun telah diberikan kepada korban banjir .
"Selimut, sarung, dan lain-lain itu kita sudah siapkan," singkat Rusli.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS-PJ Kementerian PU-PR , Saleh Thalib mengatakan untuk mengatasi banjir di wilayah Perumnas Antang Manggala perlu dibangun tanggul dan normalisasi sungai.
Sehingga jika curah hujan tinggi, air dapat mengalir dan tidak menyebar ke pemukiman warga. Kata dia, Kolam Regulasi Nipa-Nipa belum mampu menuntaskan banjir 100%. Sebab kolam itu hanya berfungsi untuk menampung air sementara sebagian debit air saat terjadi banjir di bagian hulu Sungai Tallo.
"Jadi sebagian air masuk ke kolam regulasi, sebagian lagi ke pemukiman warga. Jadi dengan adanya kolam itu tidak semua lantas teratasi, tapi bertahap," ujar dia.
Dia menyebut ada beberapa program pengendalian banjir yang perlu dilakukan yaitu pembuatan tanggul banjir dibeberapa titik rawan di daerah sungai Tallo dan normalisasi sungai. Salah satunya sungai disekitaran wilayah Manggala, perlu dibangun tanggul di kedua sungai itu. Kurang lebih 5 kilometer.
"Sekarang kan belum ada tanggul jadi memang perlu kita bangun tanggul banjir dan normalisasi aliran sungai," papar Saleh.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar jangan hanya berdiam diri. Dibutuhkan solusi konkret dari pemerintah untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut. Pemkot Makassar bersama Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) harus saling koordinasi.
Pj Wali Kota Makassar , Rudy Djamaluddin turun meninjau langsung lokasi banjir di wilayah Kecamatan Manggala, Rabu (20/1/2021). Kata dia, berdasarkan hasil survei, terdapat kantong air di belakang pemukiman warga yang agak rendah sehingga sulit mengalir ke Kolam Regulasi Nipa-Nipa.
Menurut dia, salah satu solusi yang kemungkinan bisa diambil yakni membuat tanggul sehingga ketika air sungai meluap tidak masuk ke pemukiman warga. Termasuk pelebaran muara sungai.
"Mudah-mudahan ini bisa memberikan dampak signifikan terkait dengan tingkat banjir yang terjadi disini. Tapi itu masih dikaji oleh teman-teman Dinas PU dengan melibatkan tim ahli untuk bisa menghadirkan solusi yang komprehensif," kata Rudy.
Sebelum meninjau lokasi banjir , Rudy bersama stakeholder terkait juga telah menggelar rapat perihal penanganan bencana banjir di wilayah tersebut. Apalagi bencana ini sudah tiap tahun dialami warga sekitar sehingga kehadiran pemerintah bisa memberikan solusi untuk mengantisipasi banjir yang lebih besar.
"Dinas PU dan pihak kecamatan sudah memaparkan konsep yang telah dirancang, itu akan kami maksimalkan," ujar dia.
Untuk saat ini, lanjut dia, pihaknya meminta kepada pemerintah kecamatan untuk selalu mengingatkan warga terhadap antisipasi bencana banjir . Terlebih BMKG telah memprediksi hujan deras akan terus mengguyur Kota Makassar hingga Februari nanti.
Karena itu, titik-titik pengungsian perlu diantisipasi sejak dini. Selain posko, tenaga kesehatan juga diminta turun mengecek kesehatan korban banjir . Sebab menurut dia, di tengah kondisi pandemi saat ini pengungsi rentan terpapar Covid-19.
"Terus edukasi warga tentang protokol kesehatan, karena dalam kondisi apapun penting untuk menjaga kesehatan," ungkap dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kota Makassar mencatat ada 125 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir . Dari jumlah itu, sedikitnya ada 500 rumah yang terendam sejak diguyur hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir.
Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Rusli mengatakan korban banjir diungsikan ke sejumlah posko. Ada yang di masjid, ada pula yang ke rumah kerabat hingga tetangga. Sejumlah bantuan pun telah diberikan kepada korban banjir .
"Selimut, sarung, dan lain-lain itu kita sudah siapkan," singkat Rusli.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS-PJ Kementerian PU-PR , Saleh Thalib mengatakan untuk mengatasi banjir di wilayah Perumnas Antang Manggala perlu dibangun tanggul dan normalisasi sungai.
Sehingga jika curah hujan tinggi, air dapat mengalir dan tidak menyebar ke pemukiman warga. Kata dia, Kolam Regulasi Nipa-Nipa belum mampu menuntaskan banjir 100%. Sebab kolam itu hanya berfungsi untuk menampung air sementara sebagian debit air saat terjadi banjir di bagian hulu Sungai Tallo.
"Jadi sebagian air masuk ke kolam regulasi, sebagian lagi ke pemukiman warga. Jadi dengan adanya kolam itu tidak semua lantas teratasi, tapi bertahap," ujar dia.
Dia menyebut ada beberapa program pengendalian banjir yang perlu dilakukan yaitu pembuatan tanggul banjir dibeberapa titik rawan di daerah sungai Tallo dan normalisasi sungai. Salah satunya sungai disekitaran wilayah Manggala, perlu dibangun tanggul di kedua sungai itu. Kurang lebih 5 kilometer.
"Sekarang kan belum ada tanggul jadi memang perlu kita bangun tanggul banjir dan normalisasi aliran sungai," papar Saleh.
(agn)