Gempa Majene, Kapal RS Terapung Ksatria Airlangga Beserta 18 Dokter Diberangkatkan

Minggu, 17 Januari 2021 - 09:55 WIB
loading...
Gempa Majene, Kapal RS Terapung Ksatria Airlangga Beserta 18 Dokter Diberangkatkan
Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga diberangkatkan ke Sulawesi Barat.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Dua gempa yang mengguncang daerah Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat dalam dua hari secara berturut-turut menjadi keprihatinan bagi semua pihak. Selain bangunan yang rusak, korban jiwa serta masyarakat yang luka-luka membutuhkan pertolongan dengan segera.

Universitas Airlangga langsung memberangkatkan Tim AJU I Rumah Sakit (RS) Terapung Ksatria Airlangga untuk membantu penanganan dampak gempa. Pagi ini RS Terapung Ksatria Airlangga sudah berlayar menuju Sulbar, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Korban Gempa Sulbar, BNPB: 47 Orang Meningal di Mamuju, 9 di Majene

Sekretaris Yayasan Ksatria Medica Airlangga Dr. Suwaspodo Henry Wibowo, Sp.And., MARS menuturkan, Tim AJU I langsung dikomandoi Direktur RS Teraung dr. Agus Hariyanto, SpB yang juga mengirimkan kurang lebih 18 dokter. Mereka terdiri atas dua apoteker, dua dokter bedah, dua dokter anestesi, empat dokter umum, empat perawat umum, dua perawat anastesi, dan dua perawat bedah operasi.

Tim AJU 1 juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dan IDI Surabaya. Mereka diminta hadir menggantikan fungsi rumah sakit di lokasi bencana yang sudah tidak bisa beroperasi.

Baca jua: 122 Site BTS dari Total 651 Site BTS di Sulbar Alami Gangguan Akibat Gempa di Majene

“Melihat situasinya yang darurat, tim harus segera ke sana. Kita berkoordinasi dengan Tim Bencana Kemenkes. Kapal kita diminta hadir di sana. Rumah sakit di sana banyak yang tidak beroperasi,” kata dr. Henry.

Ia melanjutkan, RS Terapung Ksatria Airlangga membutuhkan waktu tiga hari untuk sampai ke Makassar. Terlebih kondisi lapangan yang belum diketahui, Tim AJU I bakal menjadi pionir medis untuk membuka jalan ke lokasi.

Timnya, katanya, juga bertugas melakukan survei lokasi bencana dan mengumpulkan kebutuhan apa yang kurang di lapangan. Berikutnya, Tim AJU I berkoordinasi dengan Rumah Sakit Dr. Soetomo dan Rumah Sakit Unair.

“Tim AJU I akan mensurvei kondisi lapangan, informasi tempat berlabuh kapal, dan kebutuhan apa saja yang diperlukan di sana,” ucapnya.

Henry juga menjelaskan, Tim AJU 1 mempersiapkan kebutuhan medis, logistik, dan bantuan lain selama dua minggu. Di tengah pandemi COVID-19, tim bekerja sama dengan rumah sakit lapangan untuk memeriksa perawat terlebih dahulu.

Kemudian, katanya, tim membawa peralatan safety lebih dari seribu pemeriksaan swab antigen, Alat Pelindung Diri (APD) berupa hazmat, peralatan laboratorium, masker N95, dan handsanitizer. Termasuk membawa lima tenda besar ukuran 4 x 8 meter yang dikhususkan untuk memisahkan pasien yang aman dan sebagai tempat istirahat tim. Selain itu, tim membawa bantuan logistik makanan, pakaian, dan buku untuk anak-anak di sana.

“Kita juga berharap mendapatkan dukungan maupun bantuan semua pihak. Termasuk fakultas di Unair. Kita membutuhkan mahasiswa, terutama mahasiswa perikanan dan kesehatan masyarakat sebagai trauma healingnya masyarakat pesisir,” jelasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2856 seconds (0.1#10.140)