Capai Target Akseptor, Bupati Bulukumba dapat Penghargaan dari BKKBN
loading...
A
A
A
BULUKUMBA - Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali , menerima Piagam Penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN), karena dinilai berhasil pada pelaksanaan kegiatan Pelayanan KB Sejuta Akseptor tahun 2020 kemarin.
Penghargaan dari Kepala BKKBN Hasto Hardoyo diserahkan langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani.
Penghargaan diberikan atas capaian Bulukumba yang melebihi target saat pelaksanaan kegiatan Pelayanan KB Sejuta Akseptor pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2020 yang lalu. Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Kabupaten Bulukumba mencapai 107,33 persen atau melebihi dari targetnya.
Bupati AM Sukri Sappewali menyampaikan bahwa, faktor keberhasilan dari kegiatan pelayanan KB sejuta akseptor di Bulukumba karena adanya kerjasama yang baik antara jajaran Dinas Pengendalian Penduduk dan KB seperti PLKB dengan Puskesmas, IBI, TP PKK dan Kodim 1411 Bulukumba.
Saat ini, lanjutnya peran penyuluh KB sangat penting karena situasi pandemi Covid, masyarakat dianjurkan tinggal di rumah, sehingga sangat rentan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
"Akibat pandemi, bisa-bisa terjadi ledakan penduduk," ungkapnya.
Atas penghargaan yang diterima tersebut, ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada para petugas lapangan, para stakeholder atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam mendukung program pengendalian penduduk dan KB di Kabupaten Bulukumba .
Sementara itu Kepala BKKBN Sulsel Andi Ritamariani menyebutkan bahwa, Bulukumba adalah salah satu daerah memiliki kinerja yang bagus dalam layanan KB. Terbukti mampu melewati target saat program Sejuta Akseptor yang digelar serentak se Indonesia di 34 provinsi.
"Banyak kabupaten kota yang tidak memenuhi target, ada yang hanya mencapai 70 persen," ungkapnya.
Ia mengaku pagi-pagi mendatangi Kantor DPPKB untuk mengecek kesesuaian laporan bulanan dengan fakta di lapangan, termasuk mengecek gudang alat kontrasepsi yang ia nilai bagus dan bersih.
"Laporannya sesuai dan gudang yang saya cek juga bersih," pujinya.
Ritamariani menepis anggapan bahwa BKKBN itu tidak hanya mengurus kondom atau alat kontrasepsi. Tapi lebih dari itu untuk membangun keluarga yang berkualitas.
BKKBN , lanjutnya memiliki program Bangga Kencana atau Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana merupakan program yang bertujuan untuk mengarahkan agar keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan dan sebagainya sehingga akan terbentuk keluarga-keluarga berkualitas.
Penghargaan dari Kepala BKKBN Hasto Hardoyo diserahkan langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani.
Penghargaan diberikan atas capaian Bulukumba yang melebihi target saat pelaksanaan kegiatan Pelayanan KB Sejuta Akseptor pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2020 yang lalu. Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Kabupaten Bulukumba mencapai 107,33 persen atau melebihi dari targetnya.
Bupati AM Sukri Sappewali menyampaikan bahwa, faktor keberhasilan dari kegiatan pelayanan KB sejuta akseptor di Bulukumba karena adanya kerjasama yang baik antara jajaran Dinas Pengendalian Penduduk dan KB seperti PLKB dengan Puskesmas, IBI, TP PKK dan Kodim 1411 Bulukumba.
Saat ini, lanjutnya peran penyuluh KB sangat penting karena situasi pandemi Covid, masyarakat dianjurkan tinggal di rumah, sehingga sangat rentan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
"Akibat pandemi, bisa-bisa terjadi ledakan penduduk," ungkapnya.
Atas penghargaan yang diterima tersebut, ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada para petugas lapangan, para stakeholder atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam mendukung program pengendalian penduduk dan KB di Kabupaten Bulukumba .
Sementara itu Kepala BKKBN Sulsel Andi Ritamariani menyebutkan bahwa, Bulukumba adalah salah satu daerah memiliki kinerja yang bagus dalam layanan KB. Terbukti mampu melewati target saat program Sejuta Akseptor yang digelar serentak se Indonesia di 34 provinsi.
"Banyak kabupaten kota yang tidak memenuhi target, ada yang hanya mencapai 70 persen," ungkapnya.
Ia mengaku pagi-pagi mendatangi Kantor DPPKB untuk mengecek kesesuaian laporan bulanan dengan fakta di lapangan, termasuk mengecek gudang alat kontrasepsi yang ia nilai bagus dan bersih.
"Laporannya sesuai dan gudang yang saya cek juga bersih," pujinya.
Ritamariani menepis anggapan bahwa BKKBN itu tidak hanya mengurus kondom atau alat kontrasepsi. Tapi lebih dari itu untuk membangun keluarga yang berkualitas.
BKKBN , lanjutnya memiliki program Bangga Kencana atau Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana merupakan program yang bertujuan untuk mengarahkan agar keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan dan sebagainya sehingga akan terbentuk keluarga-keluarga berkualitas.
(agn)