Syaiful Huda Resmi Pimpin Kembali PKB Jabar untuk Lima Tahun ke Depan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Syaiful Huda kembali ditetapkan sebagai Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat (Jabar) untuk lima tahun ke depan melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) yang digelar di GH Universal Hotel, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Sabtu (9/1/2021).
(Baca juga: Rombak Pengurus, DPW PKB Jabar Berdayakan Total Kader Milenial)
Berdasarkan ketetapan Muswil DPW PKB Jabar, telah disepakati pula bahwa Acep Adang Ruhiyat sebagai Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jabar, Sidkon Djampi sebagai Sekertaris Dewan Syuro DPW PKB Jabar, Acep Jamaludin sebagai Sekretaris Tanfidz DPW PKB Jabar, dan Bendahara DPW PKB Jabar M Nur Ainul Yaqin.
(Baca juga: Suami Istri Ini Diduga Ikut di Pesawat Sriwijaya Air, Ini Status Terakhir Keduanya)
Dalam kesempatan itu, Huda yang juga Ketua Komisi X DPR RI itu melahirkan gagasan sebutan Kang Bro, Teh Sis atau Teh Ning, dan Kang Ajengan untuk sapaan para kadernya.
Lahirnya gagasan tersebut didasari tak lepas dari tagline PKB, yakni Peduli Umat Melayani Rakyat. Menurut Huda, misi PKB tersebut harus dimanifestasikan dalam sapaan yang akrab bagi sesama kader.
"Inilah cara kita untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, terutama dengan para milenial. Untuk itu saya ingin semua kita ketika bertemu kita menyapa dengan sapaan Kang Bro. Kalau perempuan Teh Ning atau Teh Sis," ujar Huda.
Huda meminta sapaan itu dijadikan kebiasan setiap hari sebagai wujud pengamalan semangat peduli umat serta menjawab tantangan dalam berdakwah.
"Karena kita semua harus menjadi ajengan di mana-mana. Kita harus urus pondok-pondok pesantren, kita harus urus masjid-masjid, surau-surau yang ada, yang kadang ditinggalkan oleh kita. Anggota dewan bahkan sering lupa kalau dirinya adalah ustadz," paparnya.
Tagline Peduli Umat, lanjut dia, akan ditunjukkan oleh semua kader PKB dengan menunjukkan jati dirinya sebagai santri dengan sapaan Kang Ajengan. Hal itulah yang disebutnya sebagai sinergi kepemimpinan kharismatik.
"Ini cita-cita kita semuanya karena kita seluruh santri yang tergabung di PKB harus menjadi santri walupun dia sudah menjadi anggota dewan. Jangan menjadi anggota dewan malah lupa kesantriannya," tegasnya.
Dorongan sinergi kepemimpinan kharismatik dengan kepemimpinan kaum muda itu, terang Huda, dipicu oleh ratusan ulama, ajengan, kiyai dan ustadz yang telah berpulang ke Rahmatullah dalam delapan bulan terakhir ini.
"Masya Allah, hampir delapan bulan terakhir beberapa kali Ketum (Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar) menyampaikan, hampir 319 kyai, ajengan, pimpinan pondok pesantren, para alim, meninggalkan kita semuanya," ungkapnya.
Oleh karena itu, Huda menegaskan, PKB Jabar butuh generasi kedua atau generasi muda untuk menggantikan kepemimpinan tersebut. Dia berharap, seluruh ajengan merekomendasikan generasi kedua putra puti terbaiknya sejak saat ini untuk terlibat aktif di PKB.
"Karena ini jalan yang harus kita tempuh buntuk mengarungi masa depan politik PKB di masa yang akan datang. Kami yang di tanfidz akan maksimal bekerja, mengambil inisiatrif-inisiatif. Sekali lagi, partai ini basisnya adalah nilai," tegas Huda lagi.
Ketika partai berbasis nilai, tambah Huda, secara kepemimpinan harus dibangun atas kesadaran gagasan yang sifatnya mampu menggerakkan orang karena kreativitas.
(Baca juga: Rombak Pengurus, DPW PKB Jabar Berdayakan Total Kader Milenial)
Berdasarkan ketetapan Muswil DPW PKB Jabar, telah disepakati pula bahwa Acep Adang Ruhiyat sebagai Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jabar, Sidkon Djampi sebagai Sekertaris Dewan Syuro DPW PKB Jabar, Acep Jamaludin sebagai Sekretaris Tanfidz DPW PKB Jabar, dan Bendahara DPW PKB Jabar M Nur Ainul Yaqin.
(Baca juga: Suami Istri Ini Diduga Ikut di Pesawat Sriwijaya Air, Ini Status Terakhir Keduanya)
Dalam kesempatan itu, Huda yang juga Ketua Komisi X DPR RI itu melahirkan gagasan sebutan Kang Bro, Teh Sis atau Teh Ning, dan Kang Ajengan untuk sapaan para kadernya.
Lahirnya gagasan tersebut didasari tak lepas dari tagline PKB, yakni Peduli Umat Melayani Rakyat. Menurut Huda, misi PKB tersebut harus dimanifestasikan dalam sapaan yang akrab bagi sesama kader.
"Inilah cara kita untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, terutama dengan para milenial. Untuk itu saya ingin semua kita ketika bertemu kita menyapa dengan sapaan Kang Bro. Kalau perempuan Teh Ning atau Teh Sis," ujar Huda.
Huda meminta sapaan itu dijadikan kebiasan setiap hari sebagai wujud pengamalan semangat peduli umat serta menjawab tantangan dalam berdakwah.
"Karena kita semua harus menjadi ajengan di mana-mana. Kita harus urus pondok-pondok pesantren, kita harus urus masjid-masjid, surau-surau yang ada, yang kadang ditinggalkan oleh kita. Anggota dewan bahkan sering lupa kalau dirinya adalah ustadz," paparnya.
Tagline Peduli Umat, lanjut dia, akan ditunjukkan oleh semua kader PKB dengan menunjukkan jati dirinya sebagai santri dengan sapaan Kang Ajengan. Hal itulah yang disebutnya sebagai sinergi kepemimpinan kharismatik.
"Ini cita-cita kita semuanya karena kita seluruh santri yang tergabung di PKB harus menjadi santri walupun dia sudah menjadi anggota dewan. Jangan menjadi anggota dewan malah lupa kesantriannya," tegasnya.
Dorongan sinergi kepemimpinan kharismatik dengan kepemimpinan kaum muda itu, terang Huda, dipicu oleh ratusan ulama, ajengan, kiyai dan ustadz yang telah berpulang ke Rahmatullah dalam delapan bulan terakhir ini.
"Masya Allah, hampir delapan bulan terakhir beberapa kali Ketum (Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar) menyampaikan, hampir 319 kyai, ajengan, pimpinan pondok pesantren, para alim, meninggalkan kita semuanya," ungkapnya.
Oleh karena itu, Huda menegaskan, PKB Jabar butuh generasi kedua atau generasi muda untuk menggantikan kepemimpinan tersebut. Dia berharap, seluruh ajengan merekomendasikan generasi kedua putra puti terbaiknya sejak saat ini untuk terlibat aktif di PKB.
"Karena ini jalan yang harus kita tempuh buntuk mengarungi masa depan politik PKB di masa yang akan datang. Kami yang di tanfidz akan maksimal bekerja, mengambil inisiatrif-inisiatif. Sekali lagi, partai ini basisnya adalah nilai," tegas Huda lagi.
Ketika partai berbasis nilai, tambah Huda, secara kepemimpinan harus dibangun atas kesadaran gagasan yang sifatnya mampu menggerakkan orang karena kreativitas.
(shf)