Semburan Lumpur Gunung Anyar, Warisan Geologi di Kota Surabaya

Jum'at, 08 Januari 2021 - 17:30 WIB
loading...
Semburan Lumpur Gunung Anyar, Warisan Geologi di Kota Surabaya
Lokasi semburan Gunung Anyar ini berada ditengah perkampungan kota Surabaya, Jawa Timur. Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Kota Surabaya memiliki banyak lokasi yang bisa dikembangkan sebagai Kawasan Warisan Geologi. Salah satunya yakni Semburan Lumpur Gununganyar.

Semburan lumpur Gununganyar ini terletak 100 meter di pinggir barat Jl. Soekarno. Tepatnya ditengah perkampungan Kelurahan Gununganyar Kota Surabaya pada koordinat 7,34 bujur barat dan 112,78 lintang utara. Lokasi Gunung ini juga sudah dikenal masyarakat khususnya masyarakat Gununganyar dan umumnya masyarakat Kota Surabaya.

(Baca juga: Pasuruan Gempar, Jenazah Wanita Telanjang Ditemukan di Tepian Sungai )

Bagi warga sekitar semburan Gununganyar, semburan yang sudah ada lama sebelum mereka bermukim, tergolong biasa saja. Namun warga luar pemukiman ada yang berlebihan hingga menyebarkan lewat media sosial bahwa ada gunung api di kota Surabaya hingga lumpur Lapindo.

Pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, menuturkan bahwa semburan Gununganyar tidak ada hubungan dengan semburan lumpur lapindo.

Berdasarkan data dari Indonesian Petroleum Association IPA (2006) yang membuat buku atlas peta minyak dan gas bumi di wilayah Indonesia sejak zaman Belanda menyebut, dalam peta tersebut bahwa lokasi Gunungnanyar berada di kawasan lapangan minyak Kutianyar milik Belanda yang mulai ditambang sejak 1888 dan ditinggalkan pada tahun 1937. Lapangan Kuti-Anyar (Kutisari – Gununganyar) meliputi kawasan Kutisari dan Gununganyar.

Sedangkan data kementerian ESDM menunjukkan, ada ratusan jumlah sumur bor minyak yang ada di lapangan KutiAnyar ini. Kedalaman bor pada zaman Belanda tidak sampai 300 meter. Laporan ini juga menyebutkan adanya semburan lumpur di Lidah dan semburan minyak di Semolowaru.

(Baca juga: PSBB, Kapasitas Pengunjung Resto dan Warkop di Surabaya Dibatasi Maksimal 25% )

"Ini berarti semburan lumpur Gununganyar sudah ada sejak tahun 1888, atau bahkan mungkin sebelumnya. Sebab semburan lumpur termasuk salah satu fenomena atau manivestasi adanya sumber daya minyak dan gas di kawasan tersebut," katanya.

Belanda melakukan eksploitasi minyak di kawasan ini atas dasar munculnya semburan lumpur di beberapa tempa di kawasan Gununganyar dan Kutisari. Seperti disebutkan sebelumnya, teknologi pengeboran waktu itu hanya kedalaman 300an meter, padahal semburan lumpur lapindo terjadi pada kedalaman 3000an meter.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0906 seconds (0.1#10.140)