Bikin Ngelus Dada, Begini Kondisi Pasar Nostalgia Surabaya

Kamis, 07 Januari 2021 - 08:26 WIB
loading...
Bikin Ngelus Dada, Begini Kondisi Pasar Nostalgia Surabaya
Suasana Pasar Nortalgia Bratang Surabaya nampak sepi, Rabu (6/01/2021). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Pasar Nostalgia , pusat barang antik dan jadul hasil relokasi dari Jalan Bodri dan Pasar Antik di sekitar Lapangan Thor serta Gelora Pancasila kondisinya bikin ngelus dada. Sejak dibuka 2017 silam, pasar barang kuno di kawasan Bratang Surabaya ini sepi pengunjung. Bahkan banyak para pedagang memilih hengkang dan menutup lapak.

Harun, salah satu pedagang mengaku semenjak relokasi perkembangannya Pasar Nostalgia belum stabil dan cenderung semakin sepi. Dalam satu minggu hanya beberapa orang yang datang. Terkadang dalam satu hari tidak ada pengujung sama sekali. Seandainya ada, kebanyakan pengunjung hanya sekedar melihat-lihat.

(Baca juga: Rencana PSBB Surabaya Raya dan Malang Raya, Wagub Emil Tunggu Juknis Pemerintah Pusat )

"Mangkanya saya kadang-kadang door to door aja melayani pelanggan, karena sekarang kebanyakan online," katanya. Jika dibandingkan dengan lokasi berjualan sebelumnya di sekitaran Gelora Pacasila sangat jauh, yaitu 80 persen di Gelora Pancasila, 20 persen di Pasar Nostalgia.

Harun berharap, Pemerintah Kota Surabaya mau turun tangan untuk menata kios-kios dan membantu pemasaran Pasar Nostalgia agar bisa bergeliat. Jika itu terjadi, maka bisa dijadikan jujugan wisata khusus barang antik Surabaya.

(Baca juga: Kisah Mantan Preman Probolinggo, Sukses Jadi Peternak Lebah Beromzet Puluhan Juta )

"Karena di Surabaya kan belum ada pasar khusus barang antik. Ini bisa dibuat wisata hobbi, karena berada dalam satu area dengan pasar burung dan pasar bunga," ujarnya.

Untuk mensiasati agar bisa tetap survive, sebagian pedangang barang antik memasarkan barang mereka secara online. Sedangkan kios hanya digunakan untuk penyimpanan. Seperti Yoga, misalnya. Penyedia peralatan audio dan rilisan musik jadul ini memanfaatkan sejumlah akun sosial media untuk menawarkan barang-barangnya.

"Alhamdulillah lumayan banter jualan online. Kalau mengandalkan pengunjung susah, apalagi pandemi gini," ucapnya.

Yoga mengaku, hasil jualan barang antik dan jadul ini cukup lumayan jika dibandingkan kerja di kantor dengan gaji UMK. "Bagi kami, jualan barang antik ini gak pikir susah meskipun gak laku. Soalnya kami selain jualan juga hobbi," tegasnya.

Pasar Nostalgia ini terletak di belakang Terminal Bratang atau di sebelah barat Polsek Gubeng. Berada dalam satu lingkungan antara pasar burung dan pasar bunga Bratang. Jika dilihat dari luar, sekilah pasar nampak sepi dan mati, namun masih ada sejumlah kios yang mendisplay beragam barang dari era 1930-an, 1940 hingga 1970-an.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2044 seconds (0.1#10.140)