Mati Suri, Bandara Kertajati Banting Setir Garap Potensi Bisnis Kargo 2021

Rabu, 06 Januari 2021 - 15:20 WIB
loading...
Mati Suri, Bandara Kertajati...
Bandara Kertajati yang kini mati suri akibat pandemi Covid-19 ditargetkan menjadi pusat penerbangan logistik 2021 ini. Foto/BIJB
A A A
BANDUNG - Seiring tingginya potensi bisnis kargo, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka ditargetkan menjadi pusat penerbangan logistik pada 2021 ini. Upaya tersebut dinilai dapat menghidupkan kembali Bandara Kertajati yang kini mati suri menyusul lesunya bisnis penerbangan akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, bisnis kargo dinilai berpotensi menghilangkan ketergantungan terhadap bisnis penerbangan komersial yang selama pandemi terpuruk. "Sudah menjadi quick wins kami 2021, Kertajati jadi pusat logistik," tegas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, Hery Antasari di Bandung, Rabu (6/1/2020).

Hery mengatakan, target tersebut juga sejalan dengan intruksi Gubernur Jabar, Ridwan Kamil yang telah mencanangkan Bandara Kertajati sebagai pusat logistik nasional pada 2019 lalu. Hery mengakui, upaya menjadikan Bandara Kertajati sebagai pusat kargo nasional itu sempat terhambat karena pandemi Covid-19. (Baca juga: Segera Layani Penumpang Lagi, Bandara Kertajati Siapkan Protokol New Normal)

"Kita akan mencoba proses kembali. Tahun lalu kami sudah berkirim surat ke Kementerian Perhubungan, tapi adanya pandemi jadi di-hold, kami akan dorong lagi," tegasnya.

Lebih lanjut Hery mengatakan, Dishub Jabar sendiri sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan jajaran direksi PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BJIB) untuk membahas peluang menggenjot bisnis kargo. "Di divisi pemulihan ekonomi daerah ini dibahas juga, kebetulan di situ stakeholder ada," imbuhnya.

Menurutnya, jika pandemi tidak melanda, Bandara Kertajati dipastikan bakal hidup, baik dari sisi penerbangan komersial maupun kargo. Bahkan, kata Hery, saat kondisi masih normal, dua layanan dari Bandara Husein Sastranegara beralih ke Bandara Kertajati. "Arahnya ke sana. Ketika sudah dicanangkan oleh Pak Gubernur ke Kertajati, otomatis logistik Husein juga pindah ke sana," terangnya.

Hery menekankan, pemerintah pusat juga perlu membantu menghidupkan kembali Bandara Kertajati melalui aktivitas kargo, termasuk penerbangan umrah dan haji. Terlebih, kata Hery, Jabar beberapa kali "dikecewakan" kebijakan pemerintah pusat terkait Bandara Kertajati.

"Kita tidak masuk dalam 7 bandara internasional oleh Kemenhub (Kementerian Perhubungan), lalu soal tempat pemeriksaan keimigrasian oleh Kementerian Agama yang berdampak pada pemberangkatan umrah dan haji. Kalau Kertajati jadi pusat kargo dan umroh, ini jadi semacam kompensasi 'kekecewaan'," paparnya.

Oleh karenanya, Hery memastikan, pada 2021 ini, Dishub Jabar bersama Tim Pemulihan Ekonomi Daerah akan berupaya keras untuk mewujudkan peluang tersebut, terutama lewat dukungan kebijakan pemerintah pusat. "Bentuknya kan bisa peraturan Menteri Perhubungan," sebutnya.

Di sisi lain, pihaknya juga akan menindaklanjuti ulang pembicaraan dengan sejumlah maskapai penerbangan terkait penerbangan kargo. Rencana maskapai melayani penerbangan komersial dan kargo di Bandara Kertajati menurutnya sempat menguat, namun lantas terhenti akibat pandemi Covid-19.

"Pandemi membuat pembicaraan hold. Kita dikalahkan demand. Kita tidak bisa memaksakan maskapai yang sampai saat ini masih menggabungkan layanan kargo dan penerbangan komersial," katanya. (Baca juga: Penumpang Sepi, Bandara Kertajati Hemat Listrik Hampir Rp1 Miliar)

Sementara itu, pengamat dan praktisi bisnis kargo Ferry Nursuardi menilai, Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar harus segera mencari jalan keluar bagi keberlangsungan aktivitas di Bandara Kertajati. "Peluang menghidupkannya ada di kargo dan umroh, sambil menunggu penerbangan komersial normal," sebutnya.

Dia pun mengaku telah menggelar pembicaraan bersama para pelaku bisnis kargo terkait kemungkinan untuk menggeser layanan kargo dari Bandara Husein Sastranegara dan sebagian Soekarno-Hatta ke Kertajati. "Rata-rata sepakat, kapasitas Bandara Kertajati sebagai freigther center hub sangat mampu, ditambah ada cargo village, ini terbesar di Indonesia," katanya.

Dia pun menilai, penetapan Bandara Kertajati sebagai pusat penerbangan logistik memiliki sejumlah keuntungan, seperti mengurangi kepadatan lalu lintas ke Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, penggunaan Bandara Kertajati bisa menurunkan ongkos logistik. "Total cost di Kertajati itu lebih murah, ground handling murah, ongkos angkut kita bisa tekan lebih murah," tegasnya.

Ferry pun mengaku, sempat menghitung potensi bisnis kargo internasional yang bisa dilayani oleh Bandara Kertajati. Menurutnya, Bandara Kertajati Bakal sangat memungkinkan dapat bernapas panjang jika menggarap potensi kargo yang besarnya mencapai 550 ton per pekan atau 2.200 ton kargo per bulan. "Itu baru kargo yang masuk saja dari internasional," tandasnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1548 seconds (0.1#10.140)