Alat Tes Corona Buatan Unpad-ITB, Akurasi Lebih Tinggi dan Lebih Murah
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sejumlah peneliti dari Universitas Padjadjaran ( Unpad ) dan Institut Teknologi Bandung ( ITB ) menemukan dua alat uji virus Corona (COVID-19) dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Kedua alat uji corona itu yaitu rapid test 2.0 dan surface plasmon resonance (SPR). Rapid test 2.0 diklaim memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan rapid test yang selama ini digunakan, yakni mencapai 80 persen.
"Ini karena rapid test 2.0 tidak menguji sampel darah, tetapi swab," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengenalkan alat tes COVID-19 tersebut di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatikan Unpad , Kota Bandung, Kamis (14/5/2020).
(Baca: ITB Perpanjang Masa Pembatasan Kegiatan Kampus Sampai 29 Mei 2020)
Menurut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, rapid test yang selama ini digunakan hanya mendeteksi keberadaan benda asing di dalam tubuh melalui antibodi, namun tidak spesifik merujuk pada virus.
"Kalau yang rapid test 2.0 ini menggunakan antigen, jadi virusnya ketemu," terangnya.
Dia memastikan, untuk tahap awal, rapid test 2.0 akan diproduksi sebanyak 5.000 unit pada Juni 2020 oleh industri biotek di Jabar. Tahap selanjutnya, rapid test 2.0 akan diproduksi sebanyak 50.000 unit.
"Harganya lebih murah. Kalau RDT yang selama ini beredar kan sampai Rp300.000, kalau ini maksimal hanya Rp120.000," imbuh Kang Emil.
(Baca: Antisipasi Corona, ITB dan Unpad 'Tutup Pintu' bagi Tamu dari Negara Terdampak)
Alat tes COVID-19 yang kedua yaitu tes diagnostik cepat berbasis teknik resonansi plasmon atau SPR yang fokus mendeteksi antigen, yaitu SARS-Cov-2, virus penyebab COVID-19.
Kedua alat uji corona itu yaitu rapid test 2.0 dan surface plasmon resonance (SPR). Rapid test 2.0 diklaim memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan rapid test yang selama ini digunakan, yakni mencapai 80 persen.
"Ini karena rapid test 2.0 tidak menguji sampel darah, tetapi swab," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengenalkan alat tes COVID-19 tersebut di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatikan Unpad , Kota Bandung, Kamis (14/5/2020).
(Baca: ITB Perpanjang Masa Pembatasan Kegiatan Kampus Sampai 29 Mei 2020)
Menurut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, rapid test yang selama ini digunakan hanya mendeteksi keberadaan benda asing di dalam tubuh melalui antibodi, namun tidak spesifik merujuk pada virus.
"Kalau yang rapid test 2.0 ini menggunakan antigen, jadi virusnya ketemu," terangnya.
Dia memastikan, untuk tahap awal, rapid test 2.0 akan diproduksi sebanyak 5.000 unit pada Juni 2020 oleh industri biotek di Jabar. Tahap selanjutnya, rapid test 2.0 akan diproduksi sebanyak 50.000 unit.
"Harganya lebih murah. Kalau RDT yang selama ini beredar kan sampai Rp300.000, kalau ini maksimal hanya Rp120.000," imbuh Kang Emil.
(Baca: Antisipasi Corona, ITB dan Unpad 'Tutup Pintu' bagi Tamu dari Negara Terdampak)
Alat tes COVID-19 yang kedua yaitu tes diagnostik cepat berbasis teknik resonansi plasmon atau SPR yang fokus mendeteksi antigen, yaitu SARS-Cov-2, virus penyebab COVID-19.