PHE WMO Sulap Pantai Tlangoh Jadi Destinasi Wisata Andalan di Bangkalan
loading...
A
A
A
Menurutnya, Pantai Tlangoh sebenarnya sudah terkenal sejak lama. Sebab, pantai ini diyakini warga Bangkalan dan sekitarnya punya khasiat bisa menyembuhkan segala penyakit.
Mereka yang ingin sembuh dari sakit gatal-gatal hingga stroke biasanya berendam sejak pagi buta hingga matahari bersinar.
“Mereka baru boleh mandi air tawar setelah air hasil berendam menguap tuntas atau bersih,” kata Kundrotul.
Namun, kepopuleran Pantai Tlangoh belum bisa membangkitkan perekonomian warga. Lebih dari itu pantai ini dipenuhi sampah.
Sangat kotor. Nasib Pantai Tlangoh yang merana itulah yang membuat Kades dan anak-anak muda Desa Tlangoh mulai berpikir untuk menjadikan sebagai objek wisata.
“Karena itulah kami di awal tahun 2020 mendiskusikan dengan teman-teman PHE WMO (Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore). Ternyata mendapat sambutan, dan bahkan dukungan serta bimbingan,” tandas Kudrotul.
Destinasi wisata baru ini dibuka sekitar 7 bulan lalu, atau tepatnya sekitar bulan Mei 2020. Dibuka justru saat terjadi pandemi COVID-19. Namun, pandemi itu tidak menghalangi semangat anak-anak muda di Desa Tlangoh untuk bangkit.
"Berkat dukungan PHE WMO, perangkat desa dan anak muda, mengubah pantai yang kumuh menjadi destinasi wisata keluarga," tandas Kudrotul.
Kini setidaknya ada 100 warga Desa Tlangoh yang hidup dari tempat wisata ini. Mulai jadi penjaga pantai, petugas kebersihan, penjaga parkir, penjaga pintu masuk, penjual tiket, penjaga toilet, penjaga warung hingga pemilik warung.
“Kami masih menabung untuk menambah wahana foto selfie dan mengembangkan permainan laut seperti parasailing, banana boat dan sejenisnya,” pungkas Kudrotul.
Mereka yang ingin sembuh dari sakit gatal-gatal hingga stroke biasanya berendam sejak pagi buta hingga matahari bersinar.
“Mereka baru boleh mandi air tawar setelah air hasil berendam menguap tuntas atau bersih,” kata Kundrotul.
Namun, kepopuleran Pantai Tlangoh belum bisa membangkitkan perekonomian warga. Lebih dari itu pantai ini dipenuhi sampah.
Sangat kotor. Nasib Pantai Tlangoh yang merana itulah yang membuat Kades dan anak-anak muda Desa Tlangoh mulai berpikir untuk menjadikan sebagai objek wisata.
“Karena itulah kami di awal tahun 2020 mendiskusikan dengan teman-teman PHE WMO (Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore). Ternyata mendapat sambutan, dan bahkan dukungan serta bimbingan,” tandas Kudrotul.
Destinasi wisata baru ini dibuka sekitar 7 bulan lalu, atau tepatnya sekitar bulan Mei 2020. Dibuka justru saat terjadi pandemi COVID-19. Namun, pandemi itu tidak menghalangi semangat anak-anak muda di Desa Tlangoh untuk bangkit.
"Berkat dukungan PHE WMO, perangkat desa dan anak muda, mengubah pantai yang kumuh menjadi destinasi wisata keluarga," tandas Kudrotul.
Kini setidaknya ada 100 warga Desa Tlangoh yang hidup dari tempat wisata ini. Mulai jadi penjaga pantai, petugas kebersihan, penjaga parkir, penjaga pintu masuk, penjual tiket, penjaga toilet, penjaga warung hingga pemilik warung.
“Kami masih menabung untuk menambah wahana foto selfie dan mengembangkan permainan laut seperti parasailing, banana boat dan sejenisnya,” pungkas Kudrotul.