Warga Banyuasin Kini dapat Dinikmati Ambulans Sungai Bantuan BMM
loading...
A
A
A
BANYUASIN - Topografi wilayah Sumatera Selatan dengan banyaknya aliran sungai menjadi berkah sekaligus tantangan tersendiri bagi warganya. Sungai Musi dan percabangannya, menjadi salah satu sumber kehidupan warga untuk mata pencaharian dan jalur utama trasnportasi.
Tak heran, jika di masa lalu Sungai Musi pernah berjaya sebagai pusat peradaban Kerajaan Sriwijaya.
Musi menjadi pusat perdagangan dan perlintasan internasional di masa lampau. Namun sayangnya, hingga kini masih banyak warga yang tinggal di bantaran sungai kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Di sepanjang jalur sungai, mereka melakukan kegiatan seperti mandi, cuci, kakus (MCK) dan juga buang sampah.
(Baca juga: FPI Dilarang, Simpatisan Habib Rizieq Shihab di Ciamis Bentuk Ormas Baru)
Sedangkan untuk kebutuhan air minum, mereka mengandalkan hujan turun dari langit. Tak ayal, penyakit kulit pun biasa dirasakan warga.
Belum lagi soal sulitnya mengakses fasilitas kesehatan. Warga yang sakit parah dan mesti dibawa ke RS di kota, harus menempuh jalur sungai. Setidaknya, warga mesti siap dengan dua hal, yaitu transportasi berupa perahu dan bahan bakar.
"Jika tidak punya perahu, warga terpaksa harus sewa dengan biaya yang tidak murah. “Sekitar Rp2 juta PP,” ujar Kepala Puskesmas Muara Telang, Banyuasin Edi Bin Saleh.
Edi pun harus berpikir keras jika mesti merujuk warga ke RS di Palembang, karena selain biaya transportasi, biaya hidup selama di kota juga mesti dipikirkan. “Sulit memang, tapi ya mau gimana lagi,” Edi menambahkan.
(Baca juga: 129 Ribu Baby Lobster Senilai Rp13 Miliar Gagal Diselundupkan ke Singapura)
Tak heran, jika di masa lalu Sungai Musi pernah berjaya sebagai pusat peradaban Kerajaan Sriwijaya.
Musi menjadi pusat perdagangan dan perlintasan internasional di masa lampau. Namun sayangnya, hingga kini masih banyak warga yang tinggal di bantaran sungai kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Di sepanjang jalur sungai, mereka melakukan kegiatan seperti mandi, cuci, kakus (MCK) dan juga buang sampah.
(Baca juga: FPI Dilarang, Simpatisan Habib Rizieq Shihab di Ciamis Bentuk Ormas Baru)
Sedangkan untuk kebutuhan air minum, mereka mengandalkan hujan turun dari langit. Tak ayal, penyakit kulit pun biasa dirasakan warga.
Belum lagi soal sulitnya mengakses fasilitas kesehatan. Warga yang sakit parah dan mesti dibawa ke RS di kota, harus menempuh jalur sungai. Setidaknya, warga mesti siap dengan dua hal, yaitu transportasi berupa perahu dan bahan bakar.
"Jika tidak punya perahu, warga terpaksa harus sewa dengan biaya yang tidak murah. “Sekitar Rp2 juta PP,” ujar Kepala Puskesmas Muara Telang, Banyuasin Edi Bin Saleh.
Edi pun harus berpikir keras jika mesti merujuk warga ke RS di Palembang, karena selain biaya transportasi, biaya hidup selama di kota juga mesti dipikirkan. “Sulit memang, tapi ya mau gimana lagi,” Edi menambahkan.
(Baca juga: 129 Ribu Baby Lobster Senilai Rp13 Miliar Gagal Diselundupkan ke Singapura)