Integrasi Layanan Digital, Bantu Atasi Permasalahan Kampus

Rabu, 09 Desember 2020 - 06:45 WIB
loading...
Integrasi Layanan Digital, Bantu Atasi Permasalahan Kampus
Integrasi Layanan Digital, Bantu Atasi Permasalahan Kampus. Foto/Ist
A A A
BEKASI - Pandemi membuat beberapa kampus di Indonesia mengalami kesulitan. Mulai dari sistem pembelajaran hingga pembayaran biaya pendidikan mengalami perubahan sebab harus menyesuaikan dengan kondisi yang tidak memungkinkan kegiatan tatap muka.

Sayangnya, perubahan ini tidak dapat diadopsi oleh beberapa kampus dengan cepat yang berdampak pada keuangan kampus yang tidak stabil disebabkan oleh berkurangnya jumlah calon mahasiswa dan kesulitan pembayaran biaya pendidikan oleh mahasiswa. (Baca juga: Pengamat Imbau Penerapan Sekolah Tatap Muka Perlu Dikaji Ulang )

Marketing Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Nugra mengatakan, saat pandemi berlangsung pendaftaran calon mahasiswa baru di setiap cabang LP3I memiliki jumlah yang berbeda-beda, bahkan cenderung timpang antar cabang. (Baca juga: Cerita Operator Data Perguruan Tinggi, Pantang Pulang Sebelum Valid )

Hal ini berdampak pada keuangan masing-masing cabang yang tidak merata dan keberlangsungan cabang dengan jumlah peminat terkecil yang terancam ditutup. Lebih buruknya lagi, beberapa kampus mengalami penurunan jumlah peminat secara drastis dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Panca Sakti, Zaharuddin, mengungkapkan, dampak COVID-19 terhadap Universitas Panca Sakti cukup besar. Terutama dari penerimaan mahasiswa baru yang jumlahnya berkurang sekitar 40-50%”.

"Hal ini membuat manajemen kampus mencari digitalisasi yang tidak hanya meningkatkan kualitas manajemen pendidikan, namun juga dapat meningkatkan pemasaran dan keberlangsungan kampus tersebut," kata dia.

Founder dan CEO Infradigital, Ian McKenna, mengatakan, pada 6 bulan terakhir ini menunjukan seberapa pentingnya infrastruktur digital, khususnya yang berhubungan dengan pembayaran. Apalagi dengan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang terus berjalan hingga saat ini dan masalah sulitnya mencari mahasiswa baru.

"Kami sangat bangga untuk menyambut LP3I, IT PLN, Universitas Panca Sakti Bekasi, Universitas Muhammadiyah Kuningan dan STIMA IMMI Jakarta sebagai bagian dari Jaringan IDN. Kami berharap dapat terus membantu lembaga pendidikan beserta dengan mahasiswanya untuk dapat memperlancar proses perjalanan mereka menuju cashless dan membantu permasalahan yang sedang mereka alami," kata dia.

Hal ini juga diamini Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Budi Djatmiko. DIa mengatakan, kerja sama dengan Infradigital mengajak perguruan tinggi untuk memperbaiki pengelolaan kampus dan mempercepat digitalisasi di kampus sehingga mendorong peningkatan kualitas mutu pendidikan dan layanan pendidikan.

Infradigital, kata dia, dengan produknya Jaringan IDN mendukung layanan digital yang telah diterapkan di kampus menjadi lengkap dan saling terintegrasi. Mulai dari Sistem Informasi Akademik, pembayaran biaya pendidikan, kegiatan belajar mengajar hingga Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).

Dia menjelaskan, jaringan IDN, membantu digitalisasi lembaga pendidikan dengan sistem yang mudah, terjangkau, dan terintegrasi di 18 kanal pembayaran seperti Gojek, Tokopedia, Indomaret, BliBli, LinkAja, dan lainnya. Hal ini membuat pemasaran menjadi lebih luas karena adanya nama dan logo kampus yang tampil di kanal-kanal tersebut, serta orang tua menjadi lebih mudah dalam pembayaran biaya pendidikan dan pendaftaran kampus.

"Kampus-kampus seperti LP3I, Institut Teknologi (IT) PLN, Universitas Panca Sakti Bekasi, Universitas Muhammadiyah Kuningan dan STIMA IMMI Jakarta Selatan mulai menerapkan digitalisasi dengan menggandeng Jaringan IDN," kata dia.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2497 seconds (0.1#10.140)