Dikira Bawa Sembako, Mobil Paslon yang Digerebek Ternyata Angkut Karung Berisi Masker
loading...
A
A
A
MAROS - Sejumlah warga di Desa Baji Pamai, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros kecele usai menggerebek sebuah mobil yang diduga membawa uang dan sembako untuk dibagikan ke calon pemilih. Belakangan diketahui, mobil yang digunakan tim salah satu pasangan calon (paslon) pilkada Maros itu hanya mengangkut barang dan operasional tim.
(Baca juga : Mike Tyson Ngambek, Nomor Telepon Pribadinya Bocor ke Publik )
Salah satu tim paslon yang ikut dalam rombongan itu mengaku, berita dan juga video yang beredar luas di media sosial saat ini tidak sesuai fakta yang terjadi di lapangan. Bahkan, tudingan adanya dugaan distribusi uang politik dianggap menyesatkan publik.
“Kami juga kaget karena berita dan videonya itu seolah-olah kami ditahan karena bawa sembako dan uang untuk serangan fajar. Padahal itu semua tidak benar, karena kami sekarang sudah ada di Kota Maros dan tidak ada yang ditahan,” kata Denni Santoso, Senin (7/12/2020).
(Baca juga : Awas! Selewengkan BBM, SPBU Nakal Bisa Ketahuan Lho..! )
Denni yang juga muncul dalam rekaman video itu pun menjelaskan kronologis kejadian yang menimpanya itu. Ia menuturkan, sesaat sebelum kejadian itu, ia bersama dua orang rekannya berada di dalam rumah milik seorang koordinator Kecamatan.
“Jadi kami waktu itu di rumah Korcam kami untuk mengantarkan masker dan juga uang operasional untuknya dan juga Kordes dan Koordinator TPS . Kami tidak kemana-mana, tujuannya memang hanya di rumah itu saja,” terangnya.
Tiba-tiba, kata dia, sejumlah warga datang bersama Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dan meminta agar mobil yang ia tumpangi itu dibuka dan diperiksa. Alhasil, yang mereka temukan hanya ada sejumlah karung yang berisi masker dan sejumlah amplop.
“Nah ini masker kita mau bagikan untuk tim kami yang ada di lapangan. Terus yang amplop berisikan uang juga itu untuk operasional mereka juga dan kami ada buktinya juga kami serahkan uang itu dengan tanda tangan dan serah terima yang jelas,” lanjutnya.
(Baca juga : Komnas HAM Bentuk Tim Khusus Ungkap Tewasnya 6 Anggota FPI oleh Polisi )
Bahkan, saat berada di kantor Panwascam , mereka sempat menunjukkan bukti tanda terima uang dan juga masker yang sudah sempat mereka bagikan di dua Korcam sebelumnya. Hingga akhirnya, Panwascam tidak menahan kendaraan yang mereka tumpangi itu.
“Kami sempat tunjukkan bukti kalau memang apa yang kami bawa ini adalah untuk tim kami sendiri, dan Panwascam juga tidak mempermasalahkannya. Buktinya kami sudah kembali ke kota sekarang dengan tetap memakai mobil yang ada di video itu,” sebutnya.
Meski begitu, Denni mengaku akan tetap menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke pihak Bawaslu jika memang ada unsur pelanggaran pemilu yang dilakukannya. Menurutnya, hanya orang bodoh saja yang melakukan aktivitas curang seperti yang mereka sangkakan itu di siang hari dan di tempat yang terbuka.
“Yah meskipun kami misalnya melakukan hal curang seperti kata mereka, lho kan bodoh namanya kalau kita lakukan itu di siang hari dan di tempat yang terbuka begitu. Yah silahkan, kami percaya Panwascam bisa menentukan apakah itu pelanggaran atau tidak,” pungkasnya.
(Baca juga : Mike Tyson Ngambek, Nomor Telepon Pribadinya Bocor ke Publik )
Salah satu tim paslon yang ikut dalam rombongan itu mengaku, berita dan juga video yang beredar luas di media sosial saat ini tidak sesuai fakta yang terjadi di lapangan. Bahkan, tudingan adanya dugaan distribusi uang politik dianggap menyesatkan publik.
“Kami juga kaget karena berita dan videonya itu seolah-olah kami ditahan karena bawa sembako dan uang untuk serangan fajar. Padahal itu semua tidak benar, karena kami sekarang sudah ada di Kota Maros dan tidak ada yang ditahan,” kata Denni Santoso, Senin (7/12/2020).
(Baca juga : Awas! Selewengkan BBM, SPBU Nakal Bisa Ketahuan Lho..! )
Denni yang juga muncul dalam rekaman video itu pun menjelaskan kronologis kejadian yang menimpanya itu. Ia menuturkan, sesaat sebelum kejadian itu, ia bersama dua orang rekannya berada di dalam rumah milik seorang koordinator Kecamatan.
“Jadi kami waktu itu di rumah Korcam kami untuk mengantarkan masker dan juga uang operasional untuknya dan juga Kordes dan Koordinator TPS . Kami tidak kemana-mana, tujuannya memang hanya di rumah itu saja,” terangnya.
Tiba-tiba, kata dia, sejumlah warga datang bersama Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dan meminta agar mobil yang ia tumpangi itu dibuka dan diperiksa. Alhasil, yang mereka temukan hanya ada sejumlah karung yang berisi masker dan sejumlah amplop.
“Nah ini masker kita mau bagikan untuk tim kami yang ada di lapangan. Terus yang amplop berisikan uang juga itu untuk operasional mereka juga dan kami ada buktinya juga kami serahkan uang itu dengan tanda tangan dan serah terima yang jelas,” lanjutnya.
(Baca juga : Komnas HAM Bentuk Tim Khusus Ungkap Tewasnya 6 Anggota FPI oleh Polisi )
Bahkan, saat berada di kantor Panwascam , mereka sempat menunjukkan bukti tanda terima uang dan juga masker yang sudah sempat mereka bagikan di dua Korcam sebelumnya. Hingga akhirnya, Panwascam tidak menahan kendaraan yang mereka tumpangi itu.
“Kami sempat tunjukkan bukti kalau memang apa yang kami bawa ini adalah untuk tim kami sendiri, dan Panwascam juga tidak mempermasalahkannya. Buktinya kami sudah kembali ke kota sekarang dengan tetap memakai mobil yang ada di video itu,” sebutnya.
Meski begitu, Denni mengaku akan tetap menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke pihak Bawaslu jika memang ada unsur pelanggaran pemilu yang dilakukannya. Menurutnya, hanya orang bodoh saja yang melakukan aktivitas curang seperti yang mereka sangkakan itu di siang hari dan di tempat yang terbuka.
“Yah meskipun kami misalnya melakukan hal curang seperti kata mereka, lho kan bodoh namanya kalau kita lakukan itu di siang hari dan di tempat yang terbuka begitu. Yah silahkan, kami percaya Panwascam bisa menentukan apakah itu pelanggaran atau tidak,” pungkasnya.
(luq)