Cerita Tukang Ojek Rampi, IDP Tak Pernah Minta Pelayanan Khusus
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Seperti tukang ojek pada umumnya tentu berharap selalu ada penumpang, atau orang yang membutuhkan jasa mereka untuk mengangkut barang misalnya. Sejak 2008 menjalani profesi sebagai tukang ojek, dalam benak Armin tak pernah terlintas jika suatu saat yang duduk di jok belakang motornya adalah seorang bupati .
Perasaanya campur aduk, kelihaianya mengendarai sepeda motor juga tak seperti biasanya, gugup, juga sedikit kaku, begitulah yang Armin rasakan saat pertama kali Indah Putri Indriani (IDP) duduk di jok blakang motornya.
Bahkan untuk menarik gas saja tanganya terasa berat dan penuh keraguan, dirinya takut orang nomor satu di Luwu Utara itu merasa tak nyaman.
"Pertama kali saya bonceng ibu Indah itu saat dia melakukan kunjungan kerja ke sini. Saya lupa bulan berapa tapi masih tahun ini," kisah Armin. Jumat (4/12/2020).
Baca Juga: Merasa Diperhatikan, Warga Desa Mari-mari Pastikan Dukung Indah-Suaib
Selama dalam perjalan, Armin sangat hati-hati memacu kuda besinya, melintasi jalan yang tak mulus, bahkan berkubang. Meskipun selama dalam peranan tak ada kata protes dari Indah.
"Bahkan ibu sesekali bercanda, mungkin dia tahu kalau saya grogi," tutur Armin.
Armin juga mengungkapkan, Indah tak pernah meminta pelayanan spesial atau pelanan khusus selayaknya pejabat.
"Sama saja dengan penumpang biasa, meskipun dia pejabat dia tidak minta kita harus begini, harus begitu. Kan dia bisa saja dilayani berbeda atau istilahnya orang pejabat itu VIP," jelasnya.
Yang paling berkesan dalam dirinya, Armin sangat kagum dengan kesederhanaan Indah. Tidak membeda bedakan orang yang iya jumpai, semua disapa dengan hangat dan penuh dengan rasa kekeluargaan.
Baca Juga: Sosialisasi di Desa Wara, Indah Sebut Pemimpin Tak Boleh Kedepankan Emosi
"Ini kali kedua saya bonceng ibu Indah, tapi kali ini saya antar dia keliling Rampi untuk bersosialisasi sebagai calon bupati . Dia pemimpin sangat sederhana, dan saya juga banyak belajar dengan dia, bagaimana kita saling menghargai kepada siapapun," pungkasnya.
Perasaanya campur aduk, kelihaianya mengendarai sepeda motor juga tak seperti biasanya, gugup, juga sedikit kaku, begitulah yang Armin rasakan saat pertama kali Indah Putri Indriani (IDP) duduk di jok blakang motornya.
Bahkan untuk menarik gas saja tanganya terasa berat dan penuh keraguan, dirinya takut orang nomor satu di Luwu Utara itu merasa tak nyaman.
"Pertama kali saya bonceng ibu Indah itu saat dia melakukan kunjungan kerja ke sini. Saya lupa bulan berapa tapi masih tahun ini," kisah Armin. Jumat (4/12/2020).
Baca Juga: Merasa Diperhatikan, Warga Desa Mari-mari Pastikan Dukung Indah-Suaib
Selama dalam perjalan, Armin sangat hati-hati memacu kuda besinya, melintasi jalan yang tak mulus, bahkan berkubang. Meskipun selama dalam peranan tak ada kata protes dari Indah.
"Bahkan ibu sesekali bercanda, mungkin dia tahu kalau saya grogi," tutur Armin.
Armin juga mengungkapkan, Indah tak pernah meminta pelayanan spesial atau pelanan khusus selayaknya pejabat.
"Sama saja dengan penumpang biasa, meskipun dia pejabat dia tidak minta kita harus begini, harus begitu. Kan dia bisa saja dilayani berbeda atau istilahnya orang pejabat itu VIP," jelasnya.
Yang paling berkesan dalam dirinya, Armin sangat kagum dengan kesederhanaan Indah. Tidak membeda bedakan orang yang iya jumpai, semua disapa dengan hangat dan penuh dengan rasa kekeluargaan.
Baca Juga: Sosialisasi di Desa Wara, Indah Sebut Pemimpin Tak Boleh Kedepankan Emosi
"Ini kali kedua saya bonceng ibu Indah, tapi kali ini saya antar dia keliling Rampi untuk bersosialisasi sebagai calon bupati . Dia pemimpin sangat sederhana, dan saya juga banyak belajar dengan dia, bagaimana kita saling menghargai kepada siapapun," pungkasnya.
(agn)