KFUND Sosialisasikan Industri Fintech P2P di Kalangan Mahasiswa Bandung

Jum'at, 04 Desember 2020 - 18:30 WIB
loading...
KFUND Sosialisasikan...
ilustrasi
A A A
BANDUNG - Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DKNI) tahun lalu menargetkan 75% inklusi keuangan. Hingga saat ini target tersebut tercapai hanya menyentuh angka 49%.

Inklusi keuangan ditargetkan menyasar masyarakat di piramida ekonomi terbawah. Dengan hadirnya finansial teknologi (fintech) diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk membantu mencapai target inklusi keuangan tersebut.

Upaya konsisten untuk mendorong inklusi keuangan di tengah pandemi global yang saat ini dialami banyak negara termasuk Indonesia, platform fintech P2P lending terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) PT. Kinerja Sukses Gemilang (KFUND) dan PT. Teknologi Indonesia Sentosa (One Hope) menyelenggarakan talk show dengan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, Jum’at (4/12/2020).

(Baca juga: Gawat! Lahan Makam Jenazah COVID-19 di Cimahi Tinggal 40 Liang Lahat )

Pengenalan secara daring melalui aplikasi komunikasi video ini untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk tetap mendorong inklusi keuangan selama masa pandemi.

Chief Executive Officer KFUND, Anoki Kiyoshi berharap adanya kehadiran industri fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital dan membuka akses finansial ke seluruh lapisan masyarakat melalui model bisnis fintech lending.

Data yang telah diterima oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terkait bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 128,7 triliun hingga kuartal III 2020, nilai itu tumbuh dari posisi tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun.

"Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan," ujarnya.

(Baca juga: Ramai-ramai Tolak Surat Risma, Warga: Maaf Pilihan Kita Berbeda )

Kenaikan pesat penyaluran pinjaman P2P lending ini tak lepas dari peningkatan jumlah akun peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender), dengan pengguna aktif rentang usia produktif 19-34 tahun.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2840 seconds (0.1#10.140)