Jelang Vaksinasi, Bio Farma Segera Siapkan Infrastuktur Digital

Rabu, 02 Desember 2020 - 14:24 WIB
loading...
Jelang Vaksinasi, Bio Farma Segera Siapkan Infrastuktur Digital
Jelang Vaksinasi, Bio Farma Segera Siapkan Infrastuktur Digital
A A A
BANDUNG - Farmasi Bio Farma sedang mempersiapkan infrastruktur digital dalam penyediaan dan layanan vaksin COVID-19. Infrastruktur digital ini untuk menjawab tantangan yang akan dihadapi pada program vaksinasi Covid-19.

Infrastruktur ini untuk perencanaan distribusi vaksin, layanan vaksinasi, validitas calon penerima vaksin, hingga sistem monitoringnya. Sehingga dalam pengembangannya ini, memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

(Baca juga: Tak Kerahkan Massa, FPI Purwakarta Pilih Ngaliwet untuk Reuni 212 )

Sistem ini nantinya akan terintegrasi juga dengan anggota holding BUMN Farmasi lainnya, seperti Kimia Farma Trade and Distribution, Kimia Farma Klinik, yang merupakan anak perusahaan dari PT Kimia Farma, Tbk dan Indofarma Global Medika (IGM) anak perusahaan PT Indofarma, Tbk, hingga ke pelayanan vaksinasi seperti imunicare miliki Bio Farma, maupun rumah sakit, klinik, dan unit pelayanan kesehatan lainnya.

Direktur Digital Health Care Bio Fama, Soleh Udin Al Ayubi mengatakan, Bio Farma sendiri sedang menyiapkan beberapa hal. Meliputi pembuatan aplikasi yang dapat mengetahui keaslian produk vaksin COVID-19, implementasi sistem distribusi vaksin (cold chain system) secara real time.

Termasuk sistem yang dapat menghitung secara tepat, jumlah vaksin yang dibutuhkan dari suatu tempat layanan vaksinasi, sehingga produk vaksin Covid-19 lebih merata.

Dan infrastruktur yang tarakhir adalah aplikasi yang dapat menintegrasikan hasil vaksinasi dengan kebutuhan lainnya.

Menurut dia, setidaknya ada empat tahap dalam membangun infrastruktur digital yang sedang dipersiapkan oleh Bio Farma. Antara lain pemasangan teknologi track and trace berupa 2D barcode pada kemasan vaksin COVID-19 yang dilakukan pada proses pengemasan produk.

“Pemasangan teknologi track and trace, dalam bentuk barcode yang dapat dipindai, yang dipasang pada kemasan primer (vial), sekunder (dus kemasan) maupun tersier hingga truk pengantar. Pemasangan track and trace pada produk vaksin COVID-19, berfungsi untuk mencegah pemalsuan produk, dan ketika dilakukan scaning (pemindaian), akan terlihat detail tanggal kadaluwarsa, nomor batch, dan nomor serial produk tersebut,” ujar Ayub.

Proses digital ini berlanjut ke proses distribusi, yang harus menjaga suhu vaksin antara 2-8 derajat celcius dari mulai distribusi Bio Farma, hingga ke Dinas Kesehatan Provinsi atau Distribitor. Dimana dalam proses distribusi vaksin Covd-19, harus memenuhi aspek Good Distribution Practices (GDP), dengan memperhatikan sistem rantai dingin atau cold chain system. Ini untuk menjamin kualitas vaksin tetap terjaga.

Solusi digital yang digunakan dalam proses ini, kita bisa mengetahui secara real time, posisi pada saat pengantaran sistem melaui teknologi Global Positioning System (GPS), dan Freeze Tag untuk pemantauan suhu selama perjalanan dari mulai Bio Farma hingga ke klinik yang terhubung ke command center yang berada di Bio Farma secara real time.

(Baca juga: PP Muhammadiyah Minta Polisi Selidiki dan Blokir Azan Jihad )

Dari sisi konsumen, mereka bisa melakukan pre-order untuk mendapatkan layanan vaksinasi COVID-19 melalui aplikasi, website ataupun datang langsung ke klinik – klinik yang sudah ditentukan untuk pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 secara mandiri.

Pre-order ini juga dapat berfungsi untuk menghindari penimbunan vaksin Covid-19, sehingga Bio Farma akan mengetahui jumlah permintaan yang sebenarnya untuk vaksin COVID-19 dari suatu wilayah.

“Sebagai contoh, suatu klinik / tempat pelayanan vaksinasi, akan dikirimkan sesuai dengan permintaan yang terdata dari system yang diajukan oleh masyarakat melelaui pemesanan pre-order. Dengan demikian potensi untuk pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menimbun, dapat dihindari”, tutup Ayub.

Tahap terakhir dalam solusi digital yang ditawarkan oleh Bio Farma adalah pelaporan yang mungkin bisa terintegrasi dengan sistem yang lain. Misalkan seseorang sudah divaksin COVID-19, maka dia akan mendapatkan suatu pelaporan atau sertifikat digital, yang mungkin bisa digunakan pada saat dia berpergian dengan menggunakan kereta atau pesawat.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0927 seconds (0.1#10.140)