Sosialisasi di Pulau, Anir Minta Warga Tak Takut PKH Dicabut
loading...
A
A
A
PANGKEP - Calon Bupati Pangkep nomor urut 4, Andi Nirawati menyerukan agar masyarakat pulau tidak takut terhadap dugaan intimidasi dan ancaman politisasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Pilkada Pangkep.
Seruan itu diungkapkan Anir, sapaan Andi Nirawati dalam kunjungannya di Desa Mattiro Uleng, Pulau Kulambing, Kecamatan Tupabbiring Utara, Rabu, (25/11/2020) kemarin.
"Ibu-bapak jangan takut kalau diintimidasi, diancam (dicabut) PKH. Itu program pemerintah pusat yang biayanya dari APBN. Jadi jangan khawatir. Kalau ada yang suruh tanda tangan, jangan tanda tangan. Yang bisa keluar dari program PKH itu, kalau kita sendiri yang mengundurkan diri. Tidak gampang orang keluar dari PKH," ujar Anir di hadapan warga.
Dia menambahkan, penerima PKH yang ingin keluar dari program tersebut, tidak keluar begitu saja. Tetapi melalui kesadaran sendiri, bahwa kehidupan sehari-harinya lebih dari cukup, atau sudah sejahtera.
"Yang bisa keluar dari PKH itu kalau yang bersangkutan sudah merasa sejahtera. Artinya secara sadar bahwa dia ingin keluar, tidak mudah. Siapapun yang naik jadi bupati maka PKH tetap ada," tambah politisi Gerindra ini.
Satu-satunya cabup perempuan Pangkep ini juga menjelaskan, kalau program PKH itu harus melalui persetujuan DPR RI, lalu didistribusikan ke daerah.
"Saya kasih tahu, PKH itu yang urus dan menyetujui programnya melalui DPR RI, sementara suami saya, Pak Kamrussamad di DPR RI pusat. Jangan takut karena PKH itu sekali lagi program Presiden," tegas mantan legislator DPRD Sulsel ini.
Bahkan, lanjut dia, penerima PKH bisa pula menerima program prioritas Anir-Lutfi lainnya jika memang sesuai kriteria.
"Jangan takut kekurangan rezeki, Allah yang beri rezeki. Jangan takut sama manusia. Ketika salah maka katakan salah, benar katakan benar," jelasnya.
Perempuan kelahiran Labakkang itu mengatakan, edukasi politik mengenai politik santun dan cerdas, harus dilakukan mengingat banyaknya isu yang diterimanya, perihal adanya politisasi PKH di Pangkep.
Di Kulambing Anir pun menerima keluhan yang sama. Ketika dia singgung perihal PKH, masyarakat yang hadir sontak menjawab, 'beberapa warga tidak berani ikut sosialisasi program prioritas Anir-Lutfi dikarenakan takut.
"Sejak kampanye kemarin saya dengar itu sampai sekarang masih ada," kata seorang warga berinisial AL di sela-sela kampanye paslon nomor urut 4, Anir-Lutfi , di pulau Kulambing, Desa Mattiro Uleng, Rabu, (25/11/2020).
Pria yang sehari-hari bekerja di kapal muatan itu mengaku, tetangganya saja tidak berani ikut sosialisasi palson nomor 4 karena khawatir PKH-nya dicabut.
"Itu tadi perempuan yang kita ngobrol di depan itu tidak mau ikut kampanye Anir-Lutfi karena takut itu PKH-nya dicabut," ucap AL blak-blakan.
Dia sendiri senang ketika Anir-Lutfi mampu memberikan jawaban terhadap isu PKH ini. Karena memberikan pencerahan terhadap warga pulau Kulambing.
Seruan itu diungkapkan Anir, sapaan Andi Nirawati dalam kunjungannya di Desa Mattiro Uleng, Pulau Kulambing, Kecamatan Tupabbiring Utara, Rabu, (25/11/2020) kemarin.
"Ibu-bapak jangan takut kalau diintimidasi, diancam (dicabut) PKH. Itu program pemerintah pusat yang biayanya dari APBN. Jadi jangan khawatir. Kalau ada yang suruh tanda tangan, jangan tanda tangan. Yang bisa keluar dari program PKH itu, kalau kita sendiri yang mengundurkan diri. Tidak gampang orang keluar dari PKH," ujar Anir di hadapan warga.
Dia menambahkan, penerima PKH yang ingin keluar dari program tersebut, tidak keluar begitu saja. Tetapi melalui kesadaran sendiri, bahwa kehidupan sehari-harinya lebih dari cukup, atau sudah sejahtera.
"Yang bisa keluar dari PKH itu kalau yang bersangkutan sudah merasa sejahtera. Artinya secara sadar bahwa dia ingin keluar, tidak mudah. Siapapun yang naik jadi bupati maka PKH tetap ada," tambah politisi Gerindra ini.
Satu-satunya cabup perempuan Pangkep ini juga menjelaskan, kalau program PKH itu harus melalui persetujuan DPR RI, lalu didistribusikan ke daerah.
"Saya kasih tahu, PKH itu yang urus dan menyetujui programnya melalui DPR RI, sementara suami saya, Pak Kamrussamad di DPR RI pusat. Jangan takut karena PKH itu sekali lagi program Presiden," tegas mantan legislator DPRD Sulsel ini.
Bahkan, lanjut dia, penerima PKH bisa pula menerima program prioritas Anir-Lutfi lainnya jika memang sesuai kriteria.
"Jangan takut kekurangan rezeki, Allah yang beri rezeki. Jangan takut sama manusia. Ketika salah maka katakan salah, benar katakan benar," jelasnya.
Perempuan kelahiran Labakkang itu mengatakan, edukasi politik mengenai politik santun dan cerdas, harus dilakukan mengingat banyaknya isu yang diterimanya, perihal adanya politisasi PKH di Pangkep.
Di Kulambing Anir pun menerima keluhan yang sama. Ketika dia singgung perihal PKH, masyarakat yang hadir sontak menjawab, 'beberapa warga tidak berani ikut sosialisasi program prioritas Anir-Lutfi dikarenakan takut.
"Sejak kampanye kemarin saya dengar itu sampai sekarang masih ada," kata seorang warga berinisial AL di sela-sela kampanye paslon nomor urut 4, Anir-Lutfi , di pulau Kulambing, Desa Mattiro Uleng, Rabu, (25/11/2020).
Pria yang sehari-hari bekerja di kapal muatan itu mengaku, tetangganya saja tidak berani ikut sosialisasi palson nomor 4 karena khawatir PKH-nya dicabut.
"Itu tadi perempuan yang kita ngobrol di depan itu tidak mau ikut kampanye Anir-Lutfi karena takut itu PKH-nya dicabut," ucap AL blak-blakan.
Dia sendiri senang ketika Anir-Lutfi mampu memberikan jawaban terhadap isu PKH ini. Karena memberikan pencerahan terhadap warga pulau Kulambing.
(agn)