Warga Surabaya Diminta Patuh Protokol Pada PSBB Tahap Kedua

Minggu, 10 Mei 2020 - 21:04 WIB
loading...
Warga Surabaya Diminta...
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan pemberlakuan PSBB tahap dua. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Warga Kota Surabaya diminta untuk patuh dan taat mengikuti protokol selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua berlangsung. Pengetatan aturan dilakukan untuk menekan jumlah penularan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya sudah melakukan penindakan tegas bagi warga yang ditemukan masih melanggar aturan PSBB. Seperti yang tengah dilakukan saat ini, pemkot bekerja sama dengan TNI, dan kepolisian berkeliling ke perusahaan-perusahaan, pertokoan untuk memastikan protokol COVID-19 benar-benar diterapkan.

“Kemarin Satpol PP sudah menindak beberapa toko yang melanggar. Jadi mereka proses sesuai perdanya,” kata Risma keytika ditemui di Halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (10/5/2020).

Dia mengatakan, beberapa waktu lalu ada pertokoan yang melanggar protokol. Kemudian Satpol PP bertindak tegas mengambil KTP dan langsung diproses ke pengadilan. “Hal seperti itu sudah kami lakukan. Kalau tidak salah mulai kemarin lusa,” jelas dia.

Risma mengatakan, tidak hanya jalan raya, pertokoan dan perkantoran saja yang mulai ditindaklanjuti. Namun, wilayah pasar juga menjadi perhatian tersendiri oleh Risma. Saat ini, beberapa pasar tengah diatur kembali dan meminta kecamatan dan kelurahan untuk turun mengawasi.

"Beberapa pasar kami sedang atur dan kemudian kecamatan dan kelurahan juga melakukan hal yang sama,” ujar dia.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto, mengatakan, pihaknya bersama Satpol PP, camat dan lurah turun langsung untuk menyadarkan masyarakat. Bagi dia, diperlukan seni tersendiri untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat taat pada protokol COVID-19. "Melalui ketua RT/RW dan tokoh yang ada di masyarakat setempat kita jujur kepada mereka,” jelas dia.

Eddy mengaku, sampai dengan hari ini berbagai upaya terus dilakukan agar masyarakat mengerti betapa pentingnya memutus mata rantai pandemi dengan segala protokol yang ada.

Menurut dia, jika ada tokoh masyarakat yang tidak bisa diingatkan, tetapi dia memiliki pimpinan di kantornya, maka yang dihubungi adalah pimpinannya tersebut agar disampaikan.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1911 seconds (0.1#10.140)