Mengenal Rebana Metropolitan, Motor Penggerak Ekonomi Jabar Masa Depan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat meluncurkan rencana pengembangan Rebana yang diproyeksikan menjadi kawasan metropolitan sekaligus motor penggerak ekonomi masa depan di Provinsi Jabar.
Rencana pengembangan kawasan Rebana Metropolitan ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) Rebana Metropolitan oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan tujuh kepala daerah terkait dalam kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Senin (16/11/2020).
Rebana Metropolitan meliputi wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon dengan jumlah penduduk yang mencapai 9,28 juta atau sekitar 18,82 persen dari total 49,3 juta jiwa penduduk Jabar per 2019.
Sebagai jantung pertumbuhan ekonomi, di kawasan ini ada Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang dan Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka yang berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistik.
Rebana Metropolitan diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.
Lewat Rebana Metropolitan, pada 2030, Pemprov Jabar berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 10 persen, pertumbuhan nilai investasi hingga 17 persen, dan menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru.
Beberapa pengembangan kawasan industri yang diutamakan di Rebana Metropolitan meliputi area Subang Barat, Indramayu, Kertajati, Jatiwangi, Cirebon, Krangkeng, Tukdana, Balongan, Butom, Losarang, Patrol, serta Patimban.
Adapun dukungan infrastruktur yang sudah ada di kawasan Rebana Metropolitan antara lain jalan nasional, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Palimanan-Kanci (Palikanci), rel Cikampek-Cirebon, Pelabuhan Balongan, Cirebon, dan Patimban (tahap I), BIJB Kertajati, serta terminal Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Pasokan energi juga sudah tersedia, antara lain lewat dam di Cipancuh, Jatigede dan Setupatok. Lalu, kilang minyak Balongan, geothermal di Ciremai, hydro power Jatigede, hingga PLTU di Indramayu.
Dalam pengembangan dan pengelolaan Rebana Metropolitan, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya akan membentuk badan otorita khusus yang dikepalai pejabat setara eselon II. Badan otorita ini bertugas mengoordinasikan 13 titik kota baru di Rebana Metropolitan.
"Rebana sudah menjadi atensi presiden, akan ada banyak dana APBN mengalir. Ini bukan industri pabrik-pabrik, tapi ada kotanya. Kita membantu menyiapkan konsep, agar semua betah di Rebana," ujar Ridwan Kamil.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyatakan, jika rencana pengembangan Rebana Metropolitan berhasil, lima juta lapangan pekerjaan akan hadir.
Bahkan, Kang Emil optimistis Jabar meraih bonus pertumbuhan ekonomi 4-5 persen dengan hadirnya Rebana Metropolitan. (Baca juga: Ditarget Operasi November 2021, Proyek Jalan Tol Akses BIJB Kertajati Mulai Dikerjakan)
"Tanpa Rebana, pertumbuhan ekonomi mentok naik 1 persen. Rebana mesin yang harus dihidupkan," tegasnya. (Baca juga: Selain Bupati, KPK juga Periksa Sejumlah Kepala Dinas Pemda KBB)
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat Herawanto yang turut menyaksikan penandatangan MoU Rebana Metropolitan mengatakan, Rebana Metropolitan bakal menjadi salah satu fondasi kuat pertumbuhan ekonomi Jabar.
Menurut dia, Rebana Metropolitan bakal menjadi fondasi ekonomi yang kuat pascapandemi COVID-19. Pembangunan infrastruktur di kawasan Rebana Metropolitan dinilainya bakal menjadi solusi keterpurukan ekonomi Jabar akibat pandemi COVID-19.
"Sesuai dengan visi Gubernur, ke depan Jabar akan jauh lebih tinggi dari nasional, maka mutlak dibutuhkan infrastruktur, kami menyambut (Rebana Metropolitan) dengan baik," katanya.
Rencana pengembangan kawasan Rebana Metropolitan ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) Rebana Metropolitan oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan tujuh kepala daerah terkait dalam kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Senin (16/11/2020).
Rebana Metropolitan meliputi wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon dengan jumlah penduduk yang mencapai 9,28 juta atau sekitar 18,82 persen dari total 49,3 juta jiwa penduduk Jabar per 2019.
Sebagai jantung pertumbuhan ekonomi, di kawasan ini ada Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang dan Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka yang berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistik.
Rebana Metropolitan diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.
Lewat Rebana Metropolitan, pada 2030, Pemprov Jabar berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 10 persen, pertumbuhan nilai investasi hingga 17 persen, dan menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru.
Beberapa pengembangan kawasan industri yang diutamakan di Rebana Metropolitan meliputi area Subang Barat, Indramayu, Kertajati, Jatiwangi, Cirebon, Krangkeng, Tukdana, Balongan, Butom, Losarang, Patrol, serta Patimban.
Adapun dukungan infrastruktur yang sudah ada di kawasan Rebana Metropolitan antara lain jalan nasional, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Palimanan-Kanci (Palikanci), rel Cikampek-Cirebon, Pelabuhan Balongan, Cirebon, dan Patimban (tahap I), BIJB Kertajati, serta terminal Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Pasokan energi juga sudah tersedia, antara lain lewat dam di Cipancuh, Jatigede dan Setupatok. Lalu, kilang minyak Balongan, geothermal di Ciremai, hydro power Jatigede, hingga PLTU di Indramayu.
Dalam pengembangan dan pengelolaan Rebana Metropolitan, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya akan membentuk badan otorita khusus yang dikepalai pejabat setara eselon II. Badan otorita ini bertugas mengoordinasikan 13 titik kota baru di Rebana Metropolitan.
"Rebana sudah menjadi atensi presiden, akan ada banyak dana APBN mengalir. Ini bukan industri pabrik-pabrik, tapi ada kotanya. Kita membantu menyiapkan konsep, agar semua betah di Rebana," ujar Ridwan Kamil.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyatakan, jika rencana pengembangan Rebana Metropolitan berhasil, lima juta lapangan pekerjaan akan hadir.
Bahkan, Kang Emil optimistis Jabar meraih bonus pertumbuhan ekonomi 4-5 persen dengan hadirnya Rebana Metropolitan. (Baca juga: Ditarget Operasi November 2021, Proyek Jalan Tol Akses BIJB Kertajati Mulai Dikerjakan)
"Tanpa Rebana, pertumbuhan ekonomi mentok naik 1 persen. Rebana mesin yang harus dihidupkan," tegasnya. (Baca juga: Selain Bupati, KPK juga Periksa Sejumlah Kepala Dinas Pemda KBB)
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat Herawanto yang turut menyaksikan penandatangan MoU Rebana Metropolitan mengatakan, Rebana Metropolitan bakal menjadi salah satu fondasi kuat pertumbuhan ekonomi Jabar.
Menurut dia, Rebana Metropolitan bakal menjadi fondasi ekonomi yang kuat pascapandemi COVID-19. Pembangunan infrastruktur di kawasan Rebana Metropolitan dinilainya bakal menjadi solusi keterpurukan ekonomi Jabar akibat pandemi COVID-19.
"Sesuai dengan visi Gubernur, ke depan Jabar akan jauh lebih tinggi dari nasional, maka mutlak dibutuhkan infrastruktur, kami menyambut (Rebana Metropolitan) dengan baik," katanya.
(boy)