Ini Kronologis Pelecehan Aktivis Mahasiswi IAIN Tulungagung

Senin, 16 November 2020 - 22:11 WIB
loading...
Ini Kronologis Pelecehan Aktivis Mahasiswi IAIN Tulungagung
Unjuk rasa yang berlangsung di kampus IAIN Tulungagung. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
TULUNGAGUNG - Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami aktivis mahasiswi IAIN Tulungagung , terjadi saat korban dan pelaku hendak berkemah di lereng Gunung Wilis, Kediri. Bagaimana korban digerayangi dan dipaksa melayani nafsu bejat pelaku yang merupakan seniornya di kampus, begini kronologisnya. (Baca juga: Korban Pelecehan Alami Trauma, Aktivis IAIN Tulungagung Minta Stop Victimisasi )

Peristiwa itu berawal dari Rabu (2/9/2020). Saat ngopi di sebuah warkop seberang jalan kampus IAIN, korban yang mendengar pelaku hendak berkemah ke lereng Gunung Wilis, Kediri, menyatakan tertarik ikut. Korban dan pelaku sudah saling kenal. Pelaku merupakan seniornya di Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Tulungagung .

Korban yang aktif dalam forum kajian gender juga mengenal pelaku sebagai aktivis mahasiswa pecinta alam (mapala) yang baik. "Memang benar, korban yang meminta ikut naik gunung Wilis," tutur sumber SINDOnews.com di lingkungan kampus IAIN Tulungagung Senin (16/11/2020).

Sejak awal korban mengaku tidak pernah menaruh prasangka buruk. Pikirnya, pelaku yang berasal dari Kediri adalah seorang aktivis, dan aktivis tidak akan melakukan perbuatan tidak senonoh. Karenanya, meski dalam percakapan via WA sudah ada gelagat kurang baik, korban masih menganggap sebagai guyonan. (Baca juga: Rudy Sufariadi Dicopot Dari Kapolda Jabar, Rumah Dinasnya Langsung Lengang )

Termasuk saat pelaku menegaskan kemah di lereng gunung Wilis hanya dilakukan berdua, sebagai yunior korban tidak kuasa menolak. "Korban berfikir positif. Naik ke gunung juga bukan pengalaman pertama kali," papar sumber yang tidak bersedia dikutip nama. Pada hari itu juga pelaku dan korban akhirnya berangkat ke Kediri dengan berboncengan sepeda motor.

Sekitar pukul lima sore, mereka tiba di wilayah Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Keduanya berhenti sebentar. Pelaku pelecehan seksual mengajak korban mampir di sebuah warung sate kambing. Usai makan dan ngobrol sejenak, sekitar pukul tujuh malam keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Memasuki kawasan sepi, pelaku mulai memperlihatkan tingkah aneh.

Di atas motor yang berjalan, pelaku meminta korban memijiti panggungnya. Oleh korban, permintaan itu langsung ditolak. Mendekati lokasi, pelaku tiba tiba kembali menghentikan motornya. Kali ini beralasan pandangannya terhalangi kabut tebal. Kebetulan di tempat itu terdapat sebuah warung makan. Kondisinya sudah tutup. Pelaku mengajak korban singgah sebentar dan katanya sambil sekalian menata perbekalan. (Baca juga: Kapolda Maluku Utara Terseret Gerbong Mutasi, Pindah Jadi Kapolda Kalsel )

"Diduga sudah direncanakan oleh pelaku," tambah sumber yang mengaku cukup tahu sepak terjang pelaku di kampus. Di bagian luar warung yang tutup itu tingkah aneh pelaku kembali muncul. Tangannya tiba-tiba menyentuh pundak korban, yang oleh korban langsung ditepiskan.



Pelaku juga sempat bertanya ke korban jika selama ini apa belum pernah disentuh laki laki. Saat mengucapkan itu tangannya kembali berusaha merangkul korban dan lagi lagi oleh korban dikibaskan. Korban sangat kaget dan tidak menduga saat pelaku tiba-tiba merogoh bagian dalam bajunya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1885 seconds (0.1#10.140)