Antisipasi Pemudik, Desa di Gunungkidul Mulai Siapkan Rumah Isolasi

Minggu, 10 Mei 2020 - 12:34 WIB
loading...
Antisipasi Pemudik,...
Desa Ngawu, Kecamatan Playen Gunungkidul menyiapkan satu bekas SD yang kosong untuk rumah isolasi pemudik. FOTO/SINDOnews/SUHARJONO
A A A
GUNUNGKIDUL - Kembali dibukanya moda transportasi menjadikan arus mudik sulit dibendung. Sebagai antisipasi, desa-desa di Gunungkidul mulai menyiapkan rumah isolasi bagi warga pemudik.

Di Desa Ngawu, Kecamatan Playen misalnya. Pemerintah desa mulai menyiapkan satu bekas sekolah dasar (SD) yang kosong lantaran regrouping. Langkah ini dilakukan agar upaya isolasi bisa maksimal untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Kepala Desa Ngawu, Wibowo Dwi Jatmiko menjelaskan, saat ini sudah ada tujuh warga yang melakukan isolasi mandiri. Pemantauan juga dilakukan agar isolasi mandiri bisa maksimal dilakukan. "Namun ke depan kita sudah siapkan satu lokasi yaitu bekas SDN Ngawu yang baru saja di regrouping. Lokasi juga layak untuk menampung pemudik sebelum berkumpul dengan keluarga," katanya kepada SINDOnews, Minggu (10/5/2020).

Untuk melengkapi rumah isolasi, pihak desa juga menyiapkan bantuan makanan yang diambilkan dari dana APBDes. Meski begitu, Wibowo berharap Pemkab juga menyediakan anggaran untuk membantu desa-desa yang membuat rumah isolasi warga.

Hal yang sama juga dilakukan Desa Girisekar, Kecamatan Panggang. Di desa ini ada beberapa rumah isolasi yang disiapkan. "Kalau di desa kami memang ada beberapa rumah kosong. Kemudian kita meminjam untuk isolasi," kata Kepala Desa Girisekar, Sutarpan.

Dia berharap semua warga bisa memberikan informasi terkait dengan kedatangan pemudik di Gunungkidul. "Karena kami akan berikan edukasi bagi keluarga dan pemudik mengapa harus dikarantina. Ini semua demi menekan penyebaran virus corona," kata Kades yang juga mantan anggota DPRD Gunungkidul itu.

Ketua Gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkab Gunungkidul Immawan Wahyudi mengapresiasi desa-desa yang langsung tanggap dan membuat rumah isolasi. Hal Ini membuktikan bahwa semangat gotong-royong masyarakat masih terjaga di tengah pandemi.

"Kita semua harus bahu-membahu menekan persebaran COVID-19. Kami sangat bangga, desa-desa langsung membuat rumah isolasi pemudik," katanya.

Diakui Immawan, sangat sulit melarang warga tidak pulang kampung atau mudik. Meski sudah ada pembatasan, tapi ketika ada warga yang mudik harus diterima dengan baik. "Nah dalam kondisi seperti ini memang penting protokol penanganan COVID-19. Di antaranya ya karantina. Kalau bisa dalam satu rumah besar ini menjadi bagus dan mudah diawasi. Mudah-mudahan gerakan ini dilakukan desa-desa lain di Gunungkidul," ujar Wakil Bupati Gunungkidul ini.

Hingga saat ini, gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkab Gunungkidul mencatat 24 warga dinyatakan positif COVID-19. Dari jumlah tersebut 8 di antaranya sudah sembuh. Kenaikan jumlah warga yang terserang virus yang belum ditemukan obatnya ini dimulai dari klaster Jamaah Tabligh yang sudah merembet ke transmisi lokal yang disebut Klaster Wonosari.

Sementara data pemudik di Gunungkidul hingga akhir pekan lalu sebanyak 12.344 orang. Kecamatan dengan jumlah pemudik terbesar adalah Kecamatan Semin, Playen, Ngawen, Ponjong, dan Wonosari.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3694 seconds (0.1#10.140)