Onde-Onde Ketawa Asal Kota Mojokerto Bangkit dari Dampak Pandemi COVID-19

Jum'at, 13 November 2020 - 20:31 WIB
loading...
Onde-Onde Ketawa Asal Kota Mojokerto Bangkit dari Dampak Pandemi COVID-19
Tunik (50) memulai produksi onde-onde ketawa khas Kota Mojokerto.Foto/SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
KOTA MOJOKERTO - Tidak sedikit usaha yang jatuh karena lesunya roda perekonomian selama 10 bulan terakhir. Termasuk pelaku UMKM di Kota Mojokerto pembuat kudapan onde-onde.

Namun kini pengusaha onde-onde di Kota Mojokerto berusaha bangkit dengan berbagai cara, salah satunya dengan kemasan kekinian yang unik.

Termasuk memberi label yang berbeda. Yakni Onde-onde Ketawa. Makanan yang lagi hits di Kota Mojokerto ini salah satunya dirintis oleh Tunik.

Warga Lingkungan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto, ini mampu bangkit dari lesunya ekonomi di tengah pandemi.

Maklum saja, industri rumah tangga (IRT) merupakan salah satu usaha yang paling terdampak akibat dari pandemi. Usaha rumahan yang sedikit melibatkan sekumpulan pekerja dari kalangan bawah ini mengalami kemerosotan omzet penjualan hingga 80 persen.

"Sejak bulan Maret hingga April kemarin omzet kita menurun jutaan rupiah. Dari biasanya dalam sebulan Rp15 juta omzetnya, anjlok menjadi Rp 2 juta saja tiap bulannya," ujarnya, Jumat, (13/11/2020). (BACA JUGA: Resep dan Cara Membuat Onde-Onde Cookies untuk si Kecil)

Ibu dua anak ini menyebut, menurunnya omzet tersebut lantaran adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah saat mewabahnya virus mematikan tersebut di Indonesia. Akibatnya toko menjadi sepi pembeli, jumlah produksi pun semakin merosot.

"Awal-awal corona, onde-onde kita banyak yang diretur oleh toko-toko langganan kita. Alasannya ya karena toko sepi pembeli, sehingga mereka banyak yang tutup," keluhnya.

Wanita berusia 50 tahun ini menuturkan, usahanya baru bergeliat lagi sejak dua bulan terakhir. Tunik mengaku dalam sehari, dirinya dan suami bisa memproduksi onde-onde kering tersebut hingga 10 kilogram.

"Ini sudah lumayan lagi, omzet kita merangkak pulih pelan-pelan. Sehari kita bisa produksi 10 hingga 15 kilogram," paparnya.

Wanita yang hanya memiliki satu anak ini, menyebut pulihnya usahanya lantaran adanya pemerintah daerah. Lantaran selain mendapatkan bantuan modal dan pendampingan, ia juga mendapat bantuan pemasaran ke toko-toko tradisional dan juga toko modern.(BACA JUGA: Ada 5.000 Layah, Ribuan Warga Mojokerto Rebutan Onde-Onde)

"Alhamdulillah, sejak bulan September kemarin, onde-onde ketawa kita sudah merambah ke toko - toko modern. Kita bisa menjual dagangan kita ke swalayan di Kota Mojokerto," sebutnya bangga.

Ia menambahkan, onde-onde produksinya juga dipasarkan ke luar wilayah Mojokerto. Diantaranya, Malang, Sidoarjo, Jombang dan Surabaya.

"Selain Mojokerto, pasaran yang paling laku di Malang, karena disana dijual di toko pusat oleh-oleh dan tempat-tempat wisata," terangnya.

Sementara, Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Kota Mojokerto Fibriyanti, mengatakan sejak pandemi merebak, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meminta agar Disperindag untuk gencar melakukan berbagai kegiatan pelatihan dan pendampingan yang menyentuh IKM dan UKM di Kota Mojokerto.

"Ini masuk dalam program pemulihan dampak ekonomi akibat covid -19. Tujuannya untuk membangkitkan kembali UKM dan IKM yang sempat terpuruk akibat terpukul pandemi," jelasnya.
(vit)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0913 seconds (0.1#10.140)