127 Mantan Napi Teroris di Jateng Baru Separuh NKRI
loading...
A
A
A
Pria yang kini menjabat Pjs Bupati Grobogan itu juga selalu melibatkan eks napiter untuk sosialisasi bahaya paham radikal. Mereka menjadi narasumber untuk menyampaikan pola-pola perekrutan hingga aktivitas terorisme.
“Bagaimana terorisme itu, mulai dari rekrutmennya lalu aktivitas-aktivitasnya yang selalu dijanjikan dengan sesuatu yang manis-manis. Pada akhirnya mereka tidak mendapatkan apa-apa, makanya yang sadar seperti Mas Jack Harun itu kan akhirnya kembali ke NKRI,” jelas Haerudin.
Selain Jack Harun yang sudah menyatakan kembali ke NKRI, juga terdapat mantan pengikut gembong teroris Noordin M Top bernama Sri Puji Mulyo Siswanto. Bahkan, dia mencegat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo demi menyerahkan Sang Merah Putih, sebelum peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.(Baca juga: Pandemi COVID-19, Pilkada Serentak 2020 Dinilai Kurang Heroik )
Potongan video yang memperlihatkan seorang pria berpeci membawa kotak kardus mencegat Ganjar di kawasan Kantor Gubernur Jateng, beredar luas di jagat maya seperti pada akun Youtube @Ganjar Pranowo. Setelah dibuka, ternyata kardus berisi Bendera Merah Putih yang langsung diserahkan kepada Ganjar.
Sri Puji Mulyo Siswanto mengaku ditangkap dan dipenjara selama enam tahun setelah menyembunyikan Noordin M Top dan Dr Azahari, otak sejumlah serangan terorisme di Indonesia. Seolah masih tak kapok, dia kembali dipenjara karena terlibat pelatihan terorisme di Aceh.
"Selamat ulang tahun Pak, ini kado dari kami teman-teman eks napi terorisme yang ada di Yayasan Persadani, sebagai bukti bahwa kami telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," kata Sri Puji kepada Ganjar.
Sri Puji mengatakan sengaja memberikan kado Bendera Merah Putih saat hari ulang tahun Ganjar yang memasuki usia 52 tahun. Bendera berukuran 40x60 sentimeter persegi itu dijahit sendiri oleh para eks napiter di Yayasan Persadani (Persaudaraan Anak Negeri).
“Ya mudah-mudahan kado ini sangat berharga bagi kami dan Pak Ganjar, karena yang akan kami berikan ini kita sebagai wujud bahwa kami, teman-teman kami yang ada di Yayasan Persadani sudah menyatakan diri untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, NKRI,” jelasnya.
“Sehingga wujud dari itu adalah Bendera Merah Putih yang kami bikin sendiri, dijahit oleh ketuanya dibantu oleh bendahara kami,” imbuh dia.
Warga Genuk Kota Semarang itu menyampaikan, tak butuh waktu terlalu lama untuk membuat bendera tersebut. Meski demikian, selembar kain itu memiliki banyak makna sekaligus simbol mantan napiter kembali berkontribusi untuk negeri.
“Bagaimana terorisme itu, mulai dari rekrutmennya lalu aktivitas-aktivitasnya yang selalu dijanjikan dengan sesuatu yang manis-manis. Pada akhirnya mereka tidak mendapatkan apa-apa, makanya yang sadar seperti Mas Jack Harun itu kan akhirnya kembali ke NKRI,” jelas Haerudin.
Selain Jack Harun yang sudah menyatakan kembali ke NKRI, juga terdapat mantan pengikut gembong teroris Noordin M Top bernama Sri Puji Mulyo Siswanto. Bahkan, dia mencegat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo demi menyerahkan Sang Merah Putih, sebelum peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.(Baca juga: Pandemi COVID-19, Pilkada Serentak 2020 Dinilai Kurang Heroik )
Potongan video yang memperlihatkan seorang pria berpeci membawa kotak kardus mencegat Ganjar di kawasan Kantor Gubernur Jateng, beredar luas di jagat maya seperti pada akun Youtube @Ganjar Pranowo. Setelah dibuka, ternyata kardus berisi Bendera Merah Putih yang langsung diserahkan kepada Ganjar.
Sri Puji Mulyo Siswanto mengaku ditangkap dan dipenjara selama enam tahun setelah menyembunyikan Noordin M Top dan Dr Azahari, otak sejumlah serangan terorisme di Indonesia. Seolah masih tak kapok, dia kembali dipenjara karena terlibat pelatihan terorisme di Aceh.
"Selamat ulang tahun Pak, ini kado dari kami teman-teman eks napi terorisme yang ada di Yayasan Persadani, sebagai bukti bahwa kami telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," kata Sri Puji kepada Ganjar.
Sri Puji mengatakan sengaja memberikan kado Bendera Merah Putih saat hari ulang tahun Ganjar yang memasuki usia 52 tahun. Bendera berukuran 40x60 sentimeter persegi itu dijahit sendiri oleh para eks napiter di Yayasan Persadani (Persaudaraan Anak Negeri).
“Ya mudah-mudahan kado ini sangat berharga bagi kami dan Pak Ganjar, karena yang akan kami berikan ini kita sebagai wujud bahwa kami, teman-teman kami yang ada di Yayasan Persadani sudah menyatakan diri untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, NKRI,” jelasnya.
“Sehingga wujud dari itu adalah Bendera Merah Putih yang kami bikin sendiri, dijahit oleh ketuanya dibantu oleh bendahara kami,” imbuh dia.
Warga Genuk Kota Semarang itu menyampaikan, tak butuh waktu terlalu lama untuk membuat bendera tersebut. Meski demikian, selembar kain itu memiliki banyak makna sekaligus simbol mantan napiter kembali berkontribusi untuk negeri.