5 Cara Mengurangi Risiko Akibat Asap Rokok
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kebiasaan merokok memiliki berbagai dampak buruk terhadap tubuh, tidak hanya bagi perokok, namun juga orang-orang di sekitarnya yang ikut mengirup asap rokok. Kebiasaan ini menjadi sulit dihentikan karena rokok memiliki kandungan adiktif, sehingga membuat para perokok kecanduan.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes tahun 2013 mengungkapkan bahwa setidaknya 97 juta penduduk Indonesia telah terpapar asap rokok. Lebih jauh, diperkirakan bahwa untuk setiap 8 orang yang meninggal karena menjadi perokok aktif, terdapat 1 perokok pasif yang meninggal karena terpapar rokok orang lain. (Baca juga: Komitmen Pemerintah Larang Iklan Rokok Mendesak lewat Revisi PP 109/2012 )
Di saat yang sama, kanker paru terus menjadi ancaman terbesar sebagai kanker pembunuh pria dewasa nomor satu di Indonesia, dengan lebih dari 26.000 pasien yang meninggal setiap tahunnya. Tidak hanya perokok saja yang berisiko tinggi terkena kanker paru. Faktanya, perokok pasif yang terekspos terus-menerus pada asap rokok memiliki risiko 20-30% lebih tinggi terhadap kanker paru, dan 23% lebih berisiko terhadap gangguan jantung, menurut penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (Baca juga: Unpad Paparkan Hasil Studi HPTL yang Berpotensi Kurangi Risiko bagi Perokok )
Hal ini membuktikan bahwa perokok aktif maupun pasif perlu memiliki kesadaran untuk mengurangi risiko yang timbul akibat bahaya asap rokok.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama adalah adalah mengurangi dan membatasi jumlah rokok per hari. Asosiasi Medis Amerika menyatakan bahwa mengurangi jumlah rokok dari 20 ke 10 batang per hari akan mengurangi risiko kanker paru sebesar 27%.
Bahkan, risiko ini bisa dipangkas hingga 90% jika perokok memutuskan untuk berhenti sebelum berumur 45 tahun. Sejauh ini, mengurangi atau berhenti dari kebiasaan merokok merupakan cara paling efektif untuk menghindari risiko kanker paru sedari dini.
Mengkonsumsi ekstrak teh hijau, karena mengandung Epigallocatechin Gallate (EGCG) Teh hijau terkenal memiliki berbagai manfaat untuk tubuh. Terutama karena daun teh hijau mengandung konsentrasi antioksidan yang sangat tinggi, yang disebut polifenol.
Salah satu polifenol dalam teh hijau yang paling bermanfaat adalah Epigallocatechin Gallate (EGCG). Penelitian yang dilakukan oleh Kushargina, Rimbawan, dan Setiawan (2018) menunjukkan bahwa antioksidan pada teh hijau dapat memperbaiki 50% kerusakan sel akibat asap rokok, terutama karena kandungan EGCG-nya yang tinggi.
Di Indonesia, vipro-G merupakan satu-satunya suplemen multivitamin yang mengandung manfaat EGCG. Ekstrak EGCG dalam vipro-G sangat bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas dari asap rokok, baik pada perokok aktif maupun pasif.
Selain itu, EGCG ini juga bermanfaat untuk mencegah sel kanker, menurunkan kolesterol, dan menjaga kesehatan pembuluh darah, jantung, serta otak. Bahkan, menurut studi dari Universitas KU Leuven, antioksidan pada EGCG memiliki kekuatan 100x lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan 25x lebih tinggi dibandingkan vitamin E dalam melindungi tubuh.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes tahun 2013 mengungkapkan bahwa setidaknya 97 juta penduduk Indonesia telah terpapar asap rokok. Lebih jauh, diperkirakan bahwa untuk setiap 8 orang yang meninggal karena menjadi perokok aktif, terdapat 1 perokok pasif yang meninggal karena terpapar rokok orang lain. (Baca juga: Komitmen Pemerintah Larang Iklan Rokok Mendesak lewat Revisi PP 109/2012 )
Di saat yang sama, kanker paru terus menjadi ancaman terbesar sebagai kanker pembunuh pria dewasa nomor satu di Indonesia, dengan lebih dari 26.000 pasien yang meninggal setiap tahunnya. Tidak hanya perokok saja yang berisiko tinggi terkena kanker paru. Faktanya, perokok pasif yang terekspos terus-menerus pada asap rokok memiliki risiko 20-30% lebih tinggi terhadap kanker paru, dan 23% lebih berisiko terhadap gangguan jantung, menurut penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (Baca juga: Unpad Paparkan Hasil Studi HPTL yang Berpotensi Kurangi Risiko bagi Perokok )
Hal ini membuktikan bahwa perokok aktif maupun pasif perlu memiliki kesadaran untuk mengurangi risiko yang timbul akibat bahaya asap rokok.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama adalah adalah mengurangi dan membatasi jumlah rokok per hari. Asosiasi Medis Amerika menyatakan bahwa mengurangi jumlah rokok dari 20 ke 10 batang per hari akan mengurangi risiko kanker paru sebesar 27%.
Bahkan, risiko ini bisa dipangkas hingga 90% jika perokok memutuskan untuk berhenti sebelum berumur 45 tahun. Sejauh ini, mengurangi atau berhenti dari kebiasaan merokok merupakan cara paling efektif untuk menghindari risiko kanker paru sedari dini.
Mengkonsumsi ekstrak teh hijau, karena mengandung Epigallocatechin Gallate (EGCG) Teh hijau terkenal memiliki berbagai manfaat untuk tubuh. Terutama karena daun teh hijau mengandung konsentrasi antioksidan yang sangat tinggi, yang disebut polifenol.
Salah satu polifenol dalam teh hijau yang paling bermanfaat adalah Epigallocatechin Gallate (EGCG). Penelitian yang dilakukan oleh Kushargina, Rimbawan, dan Setiawan (2018) menunjukkan bahwa antioksidan pada teh hijau dapat memperbaiki 50% kerusakan sel akibat asap rokok, terutama karena kandungan EGCG-nya yang tinggi.
Di Indonesia, vipro-G merupakan satu-satunya suplemen multivitamin yang mengandung manfaat EGCG. Ekstrak EGCG dalam vipro-G sangat bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas dari asap rokok, baik pada perokok aktif maupun pasif.
Selain itu, EGCG ini juga bermanfaat untuk mencegah sel kanker, menurunkan kolesterol, dan menjaga kesehatan pembuluh darah, jantung, serta otak. Bahkan, menurut studi dari Universitas KU Leuven, antioksidan pada EGCG memiliki kekuatan 100x lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan 25x lebih tinggi dibandingkan vitamin E dalam melindungi tubuh.