30 Persen Belum Terserap, Stok Pupuk Jawa Timur Dipastikan Aman
loading...
A
A
A
SURABAYA - Meski kerap dikabarkan langka, stok pupuk subsidi di Jawa Timur (Jatim) dipastikan masih aman. Hal ini bila merujuk data realisasi serapan di lapangan.
"Kalau dibandingkan tahun lalu, memang turun 400.000 ton. Tapi kalau berdasarkan data serapan baru terealisasi 68%. Artinya, masih ada sekitar 30% lebih stok pupuk," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Jatim Hadi Sulistyo, Selasa (3/11/2020). (Baca juga: Pastikan Stok hingga Kios Pupuk Kaltim Komitmen Dukung Ketahanan Pangan )
Hadi menjelaskan, Jatim awalnya mendapatkan alokasi pupuk subsidi sebanyak 1,3 juta ton. Kemudian mendapatkan tambahan lagi berdasarkan Permentan Nomor 10/2020 menjadi 2.267.827 ton. "Berikutnya karena kebutuhan di lapangan dirasa masih kurang, Pemprov Jatim mengajukan penambahan ke pemerintah pusat," imbuhnya.
Hasilnya, Jatim mendapatkan tambahan lagi. Sehingga alokasi totalnya menjadi 2.366.523 ton berdasarkan Permentan Nonor 27/2020. Jumlah tersebut setara 84,93% dibanding alokasi tahun lalu yang mencapai 2,7 juta ton."Adapun beberapa daerah di Jatim memang mengalami kekurangan pupuk saat ini. Namun hal tersebut terjadi bukan karena tidak diberikan pupuk oleh pemerintah, melainkan alokasinya sudah dihabiskan sebelum waktunya," urai Hadi.
Dia menambahkan, sebagian petani khawatir akan ada kekurangan pupuk ke depan. Sehingga jatah yang seharusnya untuk musim tanam depan diambil sekalian. Inilah yang membuat saat ini terjadi kekurangan. "Harusnya mengambil pupuk itu step by step sesuai jadwal musim tanam," kata Hadi.( )
Untuk mengatasi kekurangan pupuk, Pemprov Jatim telah menyiapkan skema realokasi pupuk antar kabupaten/kota. Tujuannya adalah untuk meratakan serapan agar tidak ada ketimpangan stok pupuk. "Nanti November ini akan ada evaluasi. Kalau ada kabupaten/kota yang serapannya rendah akan kita realokasikan ke kabupaten/kota yang serapannya tinggi. Supaya merata," pungkas Hadi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan distribusi pupuk subsidi akan terus dilakukan dan dikawal. Kementan juga terus memperbaiki pengelolaan pupuk bersubsidi, baik dari aspek perencanaaan melalui pengembangan aplikasi e-RDKK, maupun aspek penyaluran melalui Kartu Tani.
"Kalau dibandingkan tahun lalu, memang turun 400.000 ton. Tapi kalau berdasarkan data serapan baru terealisasi 68%. Artinya, masih ada sekitar 30% lebih stok pupuk," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Jatim Hadi Sulistyo, Selasa (3/11/2020). (Baca juga: Pastikan Stok hingga Kios Pupuk Kaltim Komitmen Dukung Ketahanan Pangan )
Hadi menjelaskan, Jatim awalnya mendapatkan alokasi pupuk subsidi sebanyak 1,3 juta ton. Kemudian mendapatkan tambahan lagi berdasarkan Permentan Nomor 10/2020 menjadi 2.267.827 ton. "Berikutnya karena kebutuhan di lapangan dirasa masih kurang, Pemprov Jatim mengajukan penambahan ke pemerintah pusat," imbuhnya.
Hasilnya, Jatim mendapatkan tambahan lagi. Sehingga alokasi totalnya menjadi 2.366.523 ton berdasarkan Permentan Nonor 27/2020. Jumlah tersebut setara 84,93% dibanding alokasi tahun lalu yang mencapai 2,7 juta ton."Adapun beberapa daerah di Jatim memang mengalami kekurangan pupuk saat ini. Namun hal tersebut terjadi bukan karena tidak diberikan pupuk oleh pemerintah, melainkan alokasinya sudah dihabiskan sebelum waktunya," urai Hadi.
Dia menambahkan, sebagian petani khawatir akan ada kekurangan pupuk ke depan. Sehingga jatah yang seharusnya untuk musim tanam depan diambil sekalian. Inilah yang membuat saat ini terjadi kekurangan. "Harusnya mengambil pupuk itu step by step sesuai jadwal musim tanam," kata Hadi.( )
Untuk mengatasi kekurangan pupuk, Pemprov Jatim telah menyiapkan skema realokasi pupuk antar kabupaten/kota. Tujuannya adalah untuk meratakan serapan agar tidak ada ketimpangan stok pupuk. "Nanti November ini akan ada evaluasi. Kalau ada kabupaten/kota yang serapannya rendah akan kita realokasikan ke kabupaten/kota yang serapannya tinggi. Supaya merata," pungkas Hadi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan distribusi pupuk subsidi akan terus dilakukan dan dikawal. Kementan juga terus memperbaiki pengelolaan pupuk bersubsidi, baik dari aspek perencanaaan melalui pengembangan aplikasi e-RDKK, maupun aspek penyaluran melalui Kartu Tani.
(don)