BPNB Sulsel Lestarikan Warisan Leluhur Lewat Gau' Maraja
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulsel kembali menggelar festival kebudayaan tradisional dan kontemporer Gau' Maraja bertajuk mozaik budaya jalur rempah nusantara di Pantai Akkarena, Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Ratusan seniman lokal dari berbagai sanggar seni di Kota Daeng hadir dalam acara tersebut.
Kepala BPNB Sulsel , Andi Syamsul Risal mengatakan, kegiatan dimulai Jumat 30 sampai Sabtu 31 Oktober. Adapun rangkaian kegiatannya antara lain pertunjukan tari kolosal, teater, seni lukis, pertunjukan seni, festival kuliner, seni instalasi, penghargaan Gau' Maraja, lomba foto dan video, lomba murah, dan festival permainan rakyat.
"Gau' Maraja itu artinya perhelatan besar. Acara ini penggabungan lima jenis kesenian yakin seni tari musik, teater, instalasi, dan rupa. Penampilan yang akan dipersembahkan oleh 19 sanggar seni asal Makassar dan Gowa. Kita berupaya untuk memberikan ruang eksperesi bagi anak muda khususnya seniman yang ada di Sulsel yang difasilitasi langsung Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ," ucap Syamsul usai pembukaan acara.
Pembukaan diisi tari kolosal cerita perjalanan tokoh bernama Daeng Parewa dalam pelayarannya menyusuri jalur rempah dimulai dari pantai Bira, Bulukumba menuju Buton, Selayar, hingga kembali berlabuh di pesisir Makassar. Dalam setiap daerah yang disinggahi, Daeng Parewa banyak mendapat pelajaran hidup, ragam budaya sampai bagaimana rempah-rempah begitu diagungkan.
Ketua Komite Jalur Rempah, Ananto Kusuma Seta mengapresiasi Gau' Maraja. Menurutnya, kegiatan ini merupakan inspirasi untuk seniman lain di Indonesia dalam mengembangkan potensi rempah-rempah sebagai warisan leluhur nenek moyang di mata dunia.
"Nenek moyang kita telah menginspirasi dunia dengan pinisi, berlayar mengarungi samudra dunia membawa rempah-rempah ke negara lain dan pada harinya banyak bangsa yang mencari rempah-rempah ke Indonesia atau nusantara," kata Ananto dalam sambutannya.
Acara ini digelar cukup berbeda di tahun sebelumnya yang diadakan di Center Point of Indonesia 2019 lalu. Mengingat kondisi COVID-19 yang masih menjadi pandemi di negeri ini, khususnya Kota Makassar.
Pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus berbahaya. Seluruh penikmat Gau' Maraja akan dicek suhu tubuh, diharuskan cuci tangan, disemprot disinfektan, tetap pakai masker dan jaga jarak.
Foto: Pagelaran Tari Kolosal Kresnayana Secara Daring
Guna mencegah adanya ledakan jumlah pengunjung atau penonton, penyelenggara Gau' Maraja menyiapkan opsi menonton event ini melalui kanal YouTube bpnbsulsel dan Instagram @bpnbsulsel.
Secara resmi acara tersebut dibuka Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Chrystriyati Arini.
"Budaya maritim sangat kental di sini. Ini adalah perhelatan budaya pertama kali selama masa pandemi ini. Kami sangat mengapresiasi kepada budayawan yang ada di Sulawesi Selatan, tentu mari kita bersama kita jaga budaya ini. Atas restu kita semua, dengan ucapan Bismillahi rahmani rahim Festival Gau Maraja secara resmi dibuka," ucap Chrystriyati sembari menabuh gong tanda dibukanya acara.
Lihat Juga: Hadiri Launching Film Nyantrik, Ganjar Sebut Strategi Kebudayaan Ngepop Tanpa Hilangkan Akarnya
Kepala BPNB Sulsel , Andi Syamsul Risal mengatakan, kegiatan dimulai Jumat 30 sampai Sabtu 31 Oktober. Adapun rangkaian kegiatannya antara lain pertunjukan tari kolosal, teater, seni lukis, pertunjukan seni, festival kuliner, seni instalasi, penghargaan Gau' Maraja, lomba foto dan video, lomba murah, dan festival permainan rakyat.
"Gau' Maraja itu artinya perhelatan besar. Acara ini penggabungan lima jenis kesenian yakin seni tari musik, teater, instalasi, dan rupa. Penampilan yang akan dipersembahkan oleh 19 sanggar seni asal Makassar dan Gowa. Kita berupaya untuk memberikan ruang eksperesi bagi anak muda khususnya seniman yang ada di Sulsel yang difasilitasi langsung Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ," ucap Syamsul usai pembukaan acara.
Pembukaan diisi tari kolosal cerita perjalanan tokoh bernama Daeng Parewa dalam pelayarannya menyusuri jalur rempah dimulai dari pantai Bira, Bulukumba menuju Buton, Selayar, hingga kembali berlabuh di pesisir Makassar. Dalam setiap daerah yang disinggahi, Daeng Parewa banyak mendapat pelajaran hidup, ragam budaya sampai bagaimana rempah-rempah begitu diagungkan.
Ketua Komite Jalur Rempah, Ananto Kusuma Seta mengapresiasi Gau' Maraja. Menurutnya, kegiatan ini merupakan inspirasi untuk seniman lain di Indonesia dalam mengembangkan potensi rempah-rempah sebagai warisan leluhur nenek moyang di mata dunia.
"Nenek moyang kita telah menginspirasi dunia dengan pinisi, berlayar mengarungi samudra dunia membawa rempah-rempah ke negara lain dan pada harinya banyak bangsa yang mencari rempah-rempah ke Indonesia atau nusantara," kata Ananto dalam sambutannya.
Acara ini digelar cukup berbeda di tahun sebelumnya yang diadakan di Center Point of Indonesia 2019 lalu. Mengingat kondisi COVID-19 yang masih menjadi pandemi di negeri ini, khususnya Kota Makassar.
Pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus berbahaya. Seluruh penikmat Gau' Maraja akan dicek suhu tubuh, diharuskan cuci tangan, disemprot disinfektan, tetap pakai masker dan jaga jarak.
Foto: Pagelaran Tari Kolosal Kresnayana Secara Daring
Guna mencegah adanya ledakan jumlah pengunjung atau penonton, penyelenggara Gau' Maraja menyiapkan opsi menonton event ini melalui kanal YouTube bpnbsulsel dan Instagram @bpnbsulsel.
Secara resmi acara tersebut dibuka Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Chrystriyati Arini.
"Budaya maritim sangat kental di sini. Ini adalah perhelatan budaya pertama kali selama masa pandemi ini. Kami sangat mengapresiasi kepada budayawan yang ada di Sulawesi Selatan, tentu mari kita bersama kita jaga budaya ini. Atas restu kita semua, dengan ucapan Bismillahi rahmani rahim Festival Gau Maraja secara resmi dibuka," ucap Chrystriyati sembari menabuh gong tanda dibukanya acara.
Lihat Juga: Hadiri Launching Film Nyantrik, Ganjar Sebut Strategi Kebudayaan Ngepop Tanpa Hilangkan Akarnya
(luq)