Muludan, Padepokan Nur Sedjati Sumber Majalengka Cuci Pusaka Masa Majapahit

Selasa, 27 Oktober 2020 - 13:51 WIB
loading...
Muludan, Padepokan Nur Sedjati Sumber Majalengka Cuci Pusaka Masa Majapahit
Buyut Enda memperlihatkan Keris Tilam Upih. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Sebagai negara yang pernah diisi oleh banyak kerajaaan, Indonesia diketahui memiliki banyak pusaka peninggalan masa lampau. Keris adalah salah satu peninggalan yang hingga kini masih bisa dilihat.

(Baca juga: Hujan Tangis Warnai Prosesi Pemakaman Korban Pembunuhan )

Dalam sebuah catatan, banyak jenis keris yang ada dan tumbuh subur di Tanah Air. Tilam Upih, salah satu jenis keris yang disebut-sebut sudah berumur cukup tua.

Dalam rangka peringatan Maulid Nabi, sejumlah keris dan pusaka peninggalan masa lalu dipamerkan di Yayasan al-Alawiyah Yayasan Padepon Nur Sedjati (YA PNS) Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Dari jutaan pusaka koleksi yang ada Yayasan itu, keris jenis Tilam Upih tercatat sebagai pusaka tertua yang ada di yayasan pimpinan Buyut Enda tersebut. (Baca juga: Aksi Komplotan Penjarah Makam Bong China Kediri Dibongkar Polisi )

"Sampai sekarang ada 1.270.001 pusaka , dengan berbagai jenis. Ada keris , tombak, pedang dan lain-lain. Sebagian ada yang disimpan di teman-teman anggota (yayasan)," kata Buyut.

Terkait koleksi tertua, Buyut menyebut ada dua pusaka yang saat ini jadi koleksinya. Keduanya diketahui peninggalan dari Kerajaan Majapahit, dalam bentuk keris . "Tilam Upi dan Brojol pamor Kebo Teki, itu masa Majapahit. Ini (dua pusaka) didapat pada 2013," jelas dia.

Muludan, Padepokan Nur Sedjati Sumber Majalengka Cuci Pusaka Masa Majapahit


Buyut menyebutkan, dua pusaka itu didapatnya dari daerah Cilacap. Terkait latar belakang sendiri, jelas dia, dua keris itu diperolehnya dari leluhur keluarga istrinya. (Baca juga: Tim MA-Mujiaman: Kalau Erji Sudah Unggul Mestinya Bu Risma Bisa Lebih Tenang )

Dalam hal perawatan, dua keris masa Majapahit dan jutaan pusaka lainnya biasa dicuci setiap Bulan Maulid. Ada beberapa alasan mengapa pusaka - pusaka itu dicuci setiap bulan Maulid.

"Moment untuk mengubah persepsi banyak orang tentang pusaka , yang sering dikaitkan dengan mistis. Kami biasa melakukannya (mencuci pusaka ) pada bulan Maulid ini," papar dia.

"Kenapa harus dicuci, karena inikan bahannya dari besi. Kalau nggak dicuci bisa berkarat, rusak. Makanya saat nyucipun menggunakan jeruk, untuk menghilangkan karat itu," lanjut dia.

(Baca juga: Potensi Rest Area Tinggi, Lintas Shuttle Buka Rute Baru di KM 62 )

Sementara, selain mencuci pusaka , Muludan di yayasan itu juga diisi dengan baksos pengobatan gratis dan santunan kepada anak yatim, Salawat akbar, dan Pagelaran Wayang Kulit. Acara Muludan sendiri berlangsung selama tiga hari dari 27-29 Oktober mendatang.

(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1014 seconds (0.1#10.140)