Pemkab Karanganyar Dorong Tanaman Kopi Dikembangkan di Lereng Lawu
loading...
A
A
A
KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar melirik tanaman kopi dapat dikembangkan di kawasan lereng Gunung Lawu. Selain untuk penghijauan, masyarakat diharapkan dapat turut menikmati tanaman produktif tersebut jika nantinya berkembang.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengemukakan, kawasan lereng Gunung Lawu perlu terus didorong agar dilakukan penghijauan. Masyarakat perlu dilibatkan dengan menanam produktif, seperti kopi. “Sehingga lingkungan ikut membantu dan menikmati dari cara mengamankannya,” kata kata Juliyatmono, Minggu (25/10/2020). (Baca: Ekowisata Lereng Gunung Lawu Berkembang Pesat)
Dari data Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), lanjut Juliyatmono, terdapat sekitar 150 hektar lahan yang perlu terus dihijaukan. Bahkan mereka kini telah mempunyai kelompok tani kopi. Bahkan kopi bagus ditanam di lereng Gunung Lawu. “Selain jenisnya beragam, rasanya juga berbeda. Faktor alam, tak bisa dimiliki yang lain,” bebernya.
Pihaknya ingin membangkitkan lagi keberadaan kopi di lereng Gunung Lawu yang dari ceritanya pernah ada saat zaman Kolonial Belanda. Bupati bahkan sudah memberikan brand Kopi Karanganyar Lawu. “Karena Kopi Lawu sudah diambil Magetan,” tegasnya. Kopi di lereng Gunung Lawu mulai berkembang namun perlu didorong secara masif. (Baca: Keluarga Nilai Penangkapan Gus Nur pada Sabtu Dini Hari Berlebihan)
Sekitar 80 hektar lahan telah ditanami kopi, dan beberapa diantaranya sudah mulai panen. “Hasil panennya dikonsumsi masyarakat lingkungan saja masih kurang,” terangnya. Produksi kopi diharapkan bisa saling bersinergi dengan usaha usaha kuliner yang banyak tumbuh di kawasan wisata di lereng Gunung Lawu. Minuman kopi sangat pas disajikan untuk suasana pegunungan yang dingin.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengemukakan, kawasan lereng Gunung Lawu perlu terus didorong agar dilakukan penghijauan. Masyarakat perlu dilibatkan dengan menanam produktif, seperti kopi. “Sehingga lingkungan ikut membantu dan menikmati dari cara mengamankannya,” kata kata Juliyatmono, Minggu (25/10/2020). (Baca: Ekowisata Lereng Gunung Lawu Berkembang Pesat)
Dari data Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), lanjut Juliyatmono, terdapat sekitar 150 hektar lahan yang perlu terus dihijaukan. Bahkan mereka kini telah mempunyai kelompok tani kopi. Bahkan kopi bagus ditanam di lereng Gunung Lawu. “Selain jenisnya beragam, rasanya juga berbeda. Faktor alam, tak bisa dimiliki yang lain,” bebernya.
Pihaknya ingin membangkitkan lagi keberadaan kopi di lereng Gunung Lawu yang dari ceritanya pernah ada saat zaman Kolonial Belanda. Bupati bahkan sudah memberikan brand Kopi Karanganyar Lawu. “Karena Kopi Lawu sudah diambil Magetan,” tegasnya. Kopi di lereng Gunung Lawu mulai berkembang namun perlu didorong secara masif. (Baca: Keluarga Nilai Penangkapan Gus Nur pada Sabtu Dini Hari Berlebihan)
Sekitar 80 hektar lahan telah ditanami kopi, dan beberapa diantaranya sudah mulai panen. “Hasil panennya dikonsumsi masyarakat lingkungan saja masih kurang,” terangnya. Produksi kopi diharapkan bisa saling bersinergi dengan usaha usaha kuliner yang banyak tumbuh di kawasan wisata di lereng Gunung Lawu. Minuman kopi sangat pas disajikan untuk suasana pegunungan yang dingin.
(don)