Tak Lagi Wali Kota, Risma Senang Jadi Bu RW Saat Ludrukan

Senin, 19 Oktober 2020 - 11:27 WIB
loading...
Tak Lagi Wali Kota, Risma Senang Jadi Bu RW Saat Ludrukan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika menjadi Bu RW dalam panggung Ludruk bersama Cak Kartolo. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Tugas sebagai Bu Rukun Warga (RW) ternyata lebih sulit dilakukan Tri Rismaharini. Di atas panggung Ludruk , gelak tawa Risma pecah ketika dirinya lupa naskah ketika tak lagi jadi wali kota.

Dalam sebuah pertunjukkan Parade Seni dan Budaya Surabaya yang berlangsung secara virtual Risma menjadi Bu RW yang harus berhadapan dengan warganya. (Baca juga: Berhasil Selamatkan 172 Sertifikat, Risma Beri Penghargaan BPN )

Risma hadir sebagai bintang tamu utama. Risma membawakan peran sebagai sosok Ibu RW dalam cerita ludruk berjudul "Ger-Ger An Yes, Gegeran No”. (Baca juga: Seniman Ludruk: Pemkot Surabaya Jangan Tinggalkan Kesenian Tradisional )

Risma bersanding dengan seniman legendaris Surabaya Cak Kartolo, Kirun, Ning Tini, beserta seniman lain tampil sebagai warga dalam cerita ludruk itu.

Meski tanpa persiapan yang matang, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu tampak begitu lihai membawakan perannya sebagai sosok Ibu RW. Bahkan, banyolan-banyolan khas ala Suroboyoan tak lupa disematkannya saat tampil di awal sesi pertunjukkan bersama Cak Kartolo.

"Aku lali mau rek dikongkon ngomong opo yo. Lali aku rek. (Saya lupa tadi disuruh ngomong apa ya. Lupa saya)," kata Wali Kota Risma saat di atas panggung sembari mengingat-ingat kembali naskah ceritanya dengan tertawa.

Suasana pun tampak semakin heboh ketika sosok pelawak Kirun turut naik ke atas panggung. Cak Kartolo dan Kirun tak canggung saat tampil dalam satu panggung bersama Risma.

Bahkan, kedua seniman ini pun sukses membuat beberapa kali Risma tertawa dengan guyonannya yang khas itu.

Di sela-sela pertunjukkan itu, Risma juga nampak beberapa kali menyelipkan pesan-pesan khusus kepada masyarakat. Salah satunya adalah mengingatkan masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kudu gawe masker, kudu jaga jarak, kudu rajin cuci tangan yo (Harus Pakai Masker, Harus Jaga Jarak, Harus Rajin Cuci tangan ya)," kata Risma.

Saat ditemui usai pertunjukkan, Presiden UCLG Aspac ini mengaku sempat lupa dengan naskah cerita ludruk. Bahkan, Risma sedikit kesulitan ketika harus menghafalkan naskah Ludruk yang terbilang panjang itu.

"Lha wong duwowone naskahe dikongkon ngapalno, lali aku. (Lha naskahnya panjang disuruh hafalkan, lupa saya). Kadang ngomong ae tadi lali aku. (Kadang ngomong saja tadi lupa saya)," ujar dia sembari tertawa di saat mengingat-ingat kembali ketika berada di atas panggung.

Meski begitu, penampilan Risma ketika berada di atas panggung bisa dibilang sukses. Walaupun tanpa persiapan yang matang, Risma dapat mengikuti jalannya alur cerita beserta mengimbangi guyonan-guyonan khas ala Cak Kartolo.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, bahwa Wali Kota Surabaya tampil dalam pertunjukkan Ludruk kali ini memang tanpa persiapan khusus. Sebelum tampil, pihaknya hanya memberikan konsep naskah alur cerita.

“Ibu Wali Kota tampil memang tidak ada persiapan khusus, kita hanya menyampaikan (naskah cerita). Tetapi saya matur ke beliaunya, ibu nanti monggoh (silahkan) visualisasi saja. Dan ibu wali ternyata memang juga aktris, jadi langsung bisa matching,” kata Antiek.

Esensi dalam cerita ludruk kali ini memang ada pesan mendalam yang disampaikan ke masyarakat. Risma ketika tampil sebagai sosok Ibu RW, ingin mengajak warganya agar turut serta disiplin menjalankan protokol kesehatan. Selain itu pula, dia juga mengajak warga agar peduli terhadap sesama dan saling menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.

“Intinya untuk membangun Surabaya itu kita harus tetap menggunakan protokol kesehatan, peduli terhadap lingkungan dan masyarakat untuk tidak berselisih paham atau bertengkar. Bagaimana membangun Surabaya secara guyub, rukun, supaya bisa menjadi Surabaya lebih baik,” kata Risma.

Antiek menjelaskan, pagelaran Parade Seni dan Budaya Surabaya yang digelar secara virtual hingga 10 Desember 2020 nanti, bakal menyuguhkan pertunjukkan yang semakin menarik. Tentunya ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi seniman dan budayawan di Kota Pahlawan agar tetap dapat berkarya meski di tengah pandemi COVID-19.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1612 seconds (0.1#10.140)